Sebagai media sosial gado-gado, apa pun bisa kita temukan di Twitter. Mas-mas HRD yang suka sharing tips nyusun curriculum vitae, mbak-mbak yang caper ke admin partai politik biar dibeliin skincare, anak-anak kampus terkenal yang bercita-cita pengin jadi anime, sampai tingkah random para K-Popers ada di aplikasi berlogo burung ini.
Khusus untuk yang kasus terakhir, baru saja berlangsung fanwar yang memiliki kemungkinan menjadi salah satu catatan sejarah. Fanwar, atau perang antarpenggemar yang cukup sering terjadi di jagat K-Pop, tersebut berlangsung dalam internal fandom boygroup NCT yang bernama NCTzen. Perang diawali dari seorang penggemar, bernama Safa, yang kerap menebar kebencian akan anggota-anggota NCT Dream, terutama Huang Renjun dan Na Jae Min. Olok-olok yang kerap dilakukannya ini berbuntut pada nggak terimanya para solo stan Renjun dan Jae Min.
Puncaknya, para NCTzen yang terlibat. Dengan pentolannya yang bernama Sabrina dan Berflower, mereka mengadakan space di Twitter dalam rangka menghadirkan forum yang diduga bertujuan untuk membicarakan—meski jatuhnya seperti menghakimi—kasus Safa. Mengingat space di Twitter adalah ruang publik yang bisa dimasuki oleh siapa saja, space ini jadi punya pendengar hingga puluhan ribu orang. Total durasi space-nya pun mencapai 2,5 jam! Bahkan kata kunci Safa, Sabrina, NCTzen, dan Huang Renjun sampai trending hingga hampir dua hari lamanya.
Nggak hanya sesama NCTzen, penggemar dari fandom lain hingga orang awam banyak yang ikut bergabung dalam topik fanwar ini. Sebenarnya, fanwar di kalangan K-Popers sangat sering terjadi, terutama di era digital ini. Semua orang bisa punya akses untuk berpendapat, membela, atau bahkan memfitnah idol K-Pop.
Ada yang beranggapan bahwa penggemar yang membela idol atau bias sama dengan menunjukkan loyalitas. Membela dalam taraf yang wajar sih nggak apa-apa, ya. Tapi kalau sampai berlebihan, bawa-bawa polisi, partai politik, hingga ancaman laporan ke pengadilan apa nggak kelewat selo itu namanya? Bahkan kadang-kadang agensi saja nggak mengurus semua laporan dari fans, lho.
Ketika menjumpai fanwar antarpenggemar fanatik di jagat media sosial khususnya Twitter, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan. Kiat-kiat ini saya bedakan tergantung posisi, apakah kalian termasuk K-Popers akut sekaligus militan, cenderung bodo amat, atau nggak memiliki hak untuk bergabung dalam fanwar tersebut.
#1 Hindari media sosial untuk sementara waktu
Khusus untuk para K-Popers sumbu pendek dengan kecenderungan susah mengontrol emosi, kalian perlu rehat dulu dari dunia maya ketika menemui fanwar. Memang nggak bisa dimungkiri bahwa kita juga gatal pengin beropini atau membela bias saat ada yang menghina mereka. Tapi ingat, setiap kata yang kalian kirimkan ke media sosial akan menjadi konsumsi publik dan berpeluang jadi boomerang. Nggak menutup kemungkinan juga cuitan kalian tersebut menyakiti orang lain. Ingat, jangan sampai K-Pop bikin kalian lupa cara respect pada sesama manusia.
Jadi, cobalah untuk istighfar dan tutup aplikasi medsos kalian selama beberapa waktu hingga fanwar tersebut sudah hilang atau minimal situasi sudah nggak panas. Nggak perlu FOMO kalau soal fanwar, mah.
#2 Nyimak dan tertawa
Kalau boleh mengategorisasikan K-Popers berdasarkan kepedulian mereka terhadap fanwar, istilah yang hampir tepat mungkin untuk membagi mereka adalah militan dan bodo amat. K-Popers militan akan melakukan semua hal untuk mendukung dan membela biasnya, sekalipun biasanya itu nggak pernah tahu bahwa mereka hidup. Mungkin Sabrina dan Berflower termasuk dalam kategori ini. Berbeda dengan K-Popers bodo amatan yang, ya sesuai namanya, cenderung nggak peduli dengan fanwar.
Sebagian K-Popers bodo amatan ini lebih sering nyimak dan tertawa ketika menjumpai perang antarpenggemar. Mereka sadar betul kalau menjadi penggemar K-Pop hanyalah secuil sumber kebahagiaan. Masa iya sumber kebahagiaan ini harus dirusak oleh perang dalam ngurusin hidup orang lain yang sebenarnya nggak perlu juga mati-matian dibela.
Kiat acuh tak acuh ini sebenarnya efektif banget. Kita nggak perlu keluar energi dan emosi banyak hanya untuk membela idola. Ingat kata Han Byeol dalam drama Shooting Stars, “Hal yang paling tidak berguna di dunia ini adalah mengkhawatirkan selebriti.” Saya rasa Mbak Sabrina yang mengaku sudah berusia 29 tahun bisa belajar untuk nggak begitu menghiraukan bocil-bocil yang masih labil.
#3 Tetap fokus pada idola masing-masing
Semesta K-Pop terdiri dari konstelasi grup-grup yang jumlahnya banyak dan beraneka ragam. Twitter adalah media sosial yang bisa diakses oleh siapa saja, termasuk dari kelompok fandom mana saja. Kita bisa menjumpai ARMY, NCTzen, Blink, ONCE, Treasure Maker, dan semua fandom K-Pop lainnya.
Mengingat ada banyaknya fandom yang ikut bergabung di Twitter, maka kita juga harus tahu sebenarnya fandom yang sedang berperang ini apa saja, sekaligus juga mengidentifikasi diri, kita termasuk fandom mana. Fanwar antara Safa dan para perwakilan Na Jae Min dan Huang Ren Jun adalah urusan internal NCTzen. Maka yang berada di luar fandom ini, bijaknya lebih baik nggak usah ikut-ikutan.
Memang, sih, kadang kita suka kepo juga sama perang fandom lain. Tapi kita perlu ingat bahwa ada pepatah di dunia K-Pop yang berbunyi: Not your fandom, not your problem. Mungkin ilustrasinya bisa menggunakan meme Tom yang bertuliskan, “Lu tuh nggak diajak.” Mending nggak usah ikut campur daripada kamu ikut dirujak sama fandom yang lagi mendidih darahnya.
Bisa dikatakan fanwar adalah suatu keniscayaan dalam kamus K-Popers. Mau diminimalisasi dengan mengadakan seminar sekalipun fanwar nggak akan bisa dicegah. Tapi kalau kalian berjumpa dengan para K-Popers yang lagi naik pitam dan siap melakukan apa saja demi biasnya, ingat kiat-kiat tadi. Daripada didesak untuk bikin klarifikasi karena emosi sesaat, mending cari aman. Atau mending kita lanjut streaming MV aja. Skuyyy.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Jerome Polin Tanya di Twitter, Netizen Ngamuk. Kalian Ini Kenapa, Sih?