Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Pak Polisi, Salam Damai Dari Kami Para Mahasiswa!

Dani Alifian oleh Dani Alifian
26 September 2019
A A
pak polisi, cowok berseragam

Sorry yah, Cowok Berseragam, yang Layak Jadi Kekasih Ideal itu 6 Cowok ini, Bukan Kamu

Share on FacebookShare on Twitter

Mahasiswa dari berbagai penjuru negeri satu suara untuk memperjuangkan beberapa tuntutan. Di lain pihak polisi juga turut berjuang menghalangi mahasiswa untuk melanggengkan tuntutan. Latar belakang perjuangan kita memang berbeda, tetapi memiliki sisi kesamaan.

Dari berbagai akun sosial media dan terjun langsung ke lapangan saya merasakan betapa hadangan aparat sesungguhnya dipenuhi kasih sayang. Pihak mahasiswa—termasuk saya—sebelum berfikir mendalam menganggap polisi tidak berada di pihak rakyat dan tugas fungsi yang seharusnya menjadi mitra rakyat tidak terlaksana secara baik. Sementara, pihak aparat kepolisian sudah cukup geram dengan tingkah aksi massa yang terus merangsek agar tuntutannya terdengar oleh pemerintah.

Setelah saya berfikir, juga bicara santai bersama seorang teman. Ternyata keduanya sama sama tidak ada yang benar, dan tidak ada yang salah sepenuhnya. Mengapa demikian? Mahasiswa luka, polisi sengsara, DPR dan pemerintah leha-leha.

Seusai aksi, saya bersama seorang teman duduk di warung kopi. Lalu, saya membuka pertanyaan tentang mantan siapa yang salah saat terjadi bentrok antar demonstran dan aparat kepolisian.

“Di antara aparat dan demonstaran siapa yang salah?”

Si Ahmad, sapaan akarba teman saya menimpali. “Setidaknya ada hal yang sama sama dipertahankan baik polisi maupun mahasiswa.”

Jadi begini menurut Ahmad, mahasiswa itu mempertahankan agar RUU KUHP, RUU KPK dan beberapa RUU lainnya batal disahkan. Sementara, polisi mempertahankan agar DPR aman sejahatera tetap kondusif dan tidak ada kericuhan. Persamaan yang lain baik mahasiswa dan aparat merasakan bagaimana tidak enaknya terjun langsung di lapangan, sungguh berat bro—mengingat harga skincare terus melonjak sementara subsidi orangtua tengah menunggak,

Coba saja DPR dan Pemerintah tidak berbuat aneh-aneh, mungkin saat ini kami (mahasiswa) tengah duduk santai di warung kopi sembari memikirkan skripsi yang menyisakan beberapa kesempatan lagi. Pak polisi mungkin tengah bercanda tawa bersama keluarga, menikmati sajian khas sang istri, menonton acara kesayangan bersama buah hati.

Baca Juga:

5 Kejadian Luar Biasa yang Bikin Ospek UIN Gempar dan Viral, Ada Apa dengan UIN (yang Sekarang)?

6 Lagu Anime yang Cocok Diputar Saat Aksi Mahasiswa

Dari beberapa video yang bereder di media sosial, ‘seolah-olah’ aparat salah. ,mengakibatkan mahasiswa luka, bahkan terjadi baku hantam. Bahkan, ada satu cuplikan video aparat kepolisian memukuli seorang mahasiswa hingga terjatuh.

Tetapi, ketahuilah wahai netizen maha benar, pak Polisi itu juga manusia.  Di balik hati nuraninya sebenarnya tengah berteriak keras, “aku tidak tega melakukan itu padamu, Nak—seandainya tidak ada perintah dari atasan.”

Doakan saja, secara perlahan mereka (aparat) harusnya sadar, musuh yang ditertibkan bukan yang tengah turun di lapangan. Tetapi, mereka yang bersembunyi dibalik jubah kebesaran.

Menurut saya, aparat tidak akan melakukan cara agresif dan represif jika tidak terjadi suasana genting nan mengkhawatirkan. Bukti nyatanya, kemarin pada tanggal 23 september saat terjadi aksi di depan DPRD kota Malang, tiga orang polisi membagikan air mineral untuk beberapa mahasiswa. Saya yang juga turut kebagian terlibat obrolan asik dengan seorang aparat.

“Nah begini enak toh mas, aksi damai,” ucap pak Polisi sembari tersenyum asri.

“Iya pak, karena tujuan kami bukan mau bentrok sama polisi, kami disini hanya ingin wakil rakyat kami mendengarkan keluh kesah kami. Siap siap saja besok pak, jika tetap tidak ada tanggapan dari pemerintah dan wakil rakyat,” jawab saya dengan nada merendah. Melihat raut mukanya mengkerut, pertanda capai berlebihan saya teringat bapak di rumah.

Bapak aparat kepolisian itu meninggalkan kami dengan senyum sembari menyodorkan air mineral. Pikir saya, apakah hanya di kota Malang yang gas air mata diganti air mineral. Kota yang terkenal dengan ke adem ayemnya. Semoga saja tidak.

Lalu keesokan harinya, pada tanggal 24 September 2019 di kota Malang sempat terjadi tembakan gas air mata. Beberapa mahasiswa mengalami luka meski terbilang tidak begitu parah. Saat mengamati di sosial media, kejadian pihak aparat apresif dan represif juga terjadi di berbagai daerah. Bahkan ada satu video yang seolah memojokkan kepolisian bertindak sangat keras dan tidak manusiawi. Siapakah yang patut disalahkan dalam kondisi begini? DPR dan Pemerintah!

Meski saya menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri bagaimana pak Polisi membentuk formasi untuk membendung mahasiswa, saya rasa itu tindakan benar. Mereka memang dibayar demi itu. Tetapi, lebih benarnya pak, jika bapak mempersilahkan mahasiswa masuk lalu bapak sebagai mitra masyarakat menjadi tameng dari belakang.

Atas semua perlakuan bapak pihak aparat kepada para mahasiswa. Saya masih yakin dan percaya polisi tetap menantu idaman emak emak sosialita memiliki hati nurani yang berteriak. Dari kami mahasiswa, salam damai pak. Besok, atau entah kapan ketika kita melakukan aksi dengan hati terbuka kami siap menerima bantuan air mineral dari bapak, dan bukan bantuan gas air mata. (*)

BACA JUGA Kamu Ikut Demo Karena Kritis atau Latah? atau tulisan Dani Alifian lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Februari 2022 oleh

Tags: aksi mahasiswademonstrasigejayan memanggilpak polisiruu kuhp
Dani Alifian

Dani Alifian

ArtikelTerkait

slank

KPK Sedang di Ujung Usia, Slank Ke Mana?

20 September 2019
mahasiswa

Hey Orang-orang Tua, Sudahlah, Jangan Menggembosi Gerakan Mahasiswa

25 September 2019
anak stm

Dear Anak STM, Kalian Sudah Baca RUU-nya Belum Sih?

1 Oktober 2019
Diusir dari Kantor Polisi karena Pakai Sandal Jepit. Emang Ada Aturannya? terminal mojok.co

Bagaimana Polisi Seharusnya Menangani Aksi Demonstrasi

3 Oktober 2019
Pasta Gigi

Sebaik-baik Teman Aksi adalah Pasta Gigi

2 Oktober 2019
perppu

Pak Jokowi, Tidak Usah Ragu Menerbitkan Perppu

9 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.