Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Pak Moeldoko, Siapa Bilang Rakyat Baik-baik Saja dengan Kenaikan Harga BBM?

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
1 Oktober 2022
A A
Pak Moeldoko, Siapa Bilang Kami Baik-baik Saja meski Harga BBM Naik?

Pak Moeldoko, Siapa Bilang Kami Baik-baik Saja meski Harga BBM Naik? (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Pak Moeldoko bilang kalau rakyat baik-baik saja, tak ada krisis setelah harga BBM naik. Lah, kata siapa? Wong ko ngene senengane mutusi.

Tuhan menciptakan dua tangan bukan (hanya) untuk baku hantam. Sang Esa ingin kita menjadi hambanya yang mementingkan kerja nyata daripada omong belaka. Meskipun hasrat manusiawi sering menggoda untuk bertikai, tapi segala kesabaran akan berupah Surga abadi. Saya masih memegang teguh nilai moral ini.

Tapi saat harga BBM naik, ingin rasanya baku hantam. Entah dengan siapa, pokoke gelut!

Saya yakin saya tidak sendiri. Banyak rakyat Indonesia yang ingin baku hantam karena harga BBM naik. Tapi dengan naif, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan bahwa rakyat menerima kenaikan harga BBM. Terutama yang selama ini disubsidi oleh pemerintah. Ia mengaku telah melihat rakyat di berbagai daerah mempersiapkan diri dengan baik.

Lebih jauh, Moeldoko mengkritik mahasiswa dan pihak yang melakukan demonstrasi. Meskipun sepakat bahwa demonstrasi adalah bagian dari demokrasi, tapi ia menilai para demonstran sedang mendukung orang kaya. Alasannya karena subsidi BBM selama ini lebih banyak dinikmati kaum ekonomi menengah dan kaya.

Moeldoko: Masyarakat Bisa Terima Kenaikan Harga BBM, Saya Tidak Melihat Ada Situasi Kritis https://t.co/c0ohlxptye pic.twitter.com/xo2w2S1asa

— KOMPAS TV (@KompasTV) September 29, 2022

Saya persilakan Anda untuk mengumpat. Sudah? Mari kita lanjutkan keluh kesah ini.

Saya melihat Pak Moeldoko ini kurang bersyukur. Mayoritas rakyat yang “diam” karena harga BBM naik ini sebuah keajaiban. Jangan merasa rakyat bisa menerima begitu saja kenaikan ini. Kami diam bukan berarti menerima. Apalagi menilai tidak ada situasi kritis karena kenaikan harga BBM ini.

Baca Juga:

Bersama Universitas Terbuka, Semua Mimpi Bisa Terwujud, lho!

Krisis Sampah di Jogja Adalah Cara Pemerintah Memupuk Semangat Warga Jogja agar Do It Yourself, Terima Kasih Banget loh!

Jika standar menerima adalah tidak ada aksi, yo luput, Pak. Harusnya Bapak ingat alasan kami tidak bikin rusuh di jalan. Kami sedang terdesak! Kami sibuk bekerja dan memutar otak agar kenaikan harga BBM ini tidak berdampak terlalu buruk. Apalagi kami adalah kelompok rentan. Ketika mogok kerja, ancamannya PHK. Ketika kami demo, takut diciduk aparat. Apalagi mau marah di media sosial, jelas takut karena UU ITE yang nggatheli.

Kalau Pak Moeldoko melihat rakyat bersiap menghadapi harga BBM naik, itu juga bukan menerima. Kami terpaksa, Pak! Hanya produk BBM pemerintah yang bisa kami akses. Ketika harga BBM dari pemerintah naik, ya kami harus memutar otak. Ini bukan dukungan, tapi cara rakyat menolak kenaikan harga BBM. Kalau kami menerima, sudah pasti kami santai saja dengan harga baru BBM. Kalau perlu, cuci muka pakai Pertalite sekalian pak!

Jangan lupa, kami mau membeli BBM dengan harga baru karena terpaksa. Karena kami butuh. Bukan karena semangat patriotisme bela negara wasweswos.

Tidak usah harga BBM naik. Harga tempe goreng naik saja tidak ada yang bisa menerima. Meskipun tetap beli, pasti di lubuk hati kami paling dalam ingin harga tempe goreng tadi tetap sama. Mana ada orang yang bersuka cita untuk membayar lebih untuk kebutuhan pokok mereka? Termasuk ketika harga BBM naik.

Apalagi memandang demonstran sedang membela orang kaya. Haduh Pak Moeldoko, ini hanya bercanda kan? Mereka sedang membela diri sendiri. Tidak perlu membahas ide agent of change yang nggatheli itu. Mahasiswa dan demonstran sedang memperjuangkan apa yang dekat dengan hidup mereka: kesulitan memenuhi kebutuhan hidup!

Orang kaya tidak perlu dibela. Mereka masih bisa membayar lebih untuk BBM. Bahkan alih konsumsi dengan memakai kendaraan listrik saja bisa. Yang diperjuangkan mereka ya diri sendiri. Mahasiswa juga beli BBM pak, bukan melipat bumi untuk pergi kuliah atau nongkrong.

Jika nanti rakyat demo besar-besaran, nanti pemerintah juga yang repot. Jangan terkesan menyepelekan rakyat, Pak. Harusnya pemerintah jangan kufur nikmat dengan pilihan diam yang diambil rakyat. Apalagi kalau menilai tidak ada situasi kritis. Jangan semua urusan hajat hidup rakyat dinilai dari grafik ekonomi makro.

Banyak orang ingin berteriak karena harga BBM naik. Banyak orang ingin baku hantam meluapkan kekecewaan ini. Untungnya, orang-orang itu sedang terdesak untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Termasuk saya Pak!

Yasudah, mending kami tidur pak. Ra risiko ditangkap aparat atau kena UU ITE.

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Keheranan Moeldoko Kenapa UU Cipta Kerja Terus Didemo yang Bikin Saya Ikutan Heran

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 Oktober 2022 oleh

Tags: harga BBMkrisismoeldoko
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Saran Nama Jika Dualisme Partai Demokrat Sungguh-sungguh Terjadi terminal mojok.co

Saran Nama jika Dualisme Partai Demokrat Sungguh-sungguh Terjadi

8 Maret 2021
moeldoko

Sudah Betul Kata Pak Moeldoko, Kabut Asap Itu Bencana dan Kita Harus Ikhlas Menerima

18 September 2019
Mas AHY mojok

Karier yang Cocok untuk AHY Andai KLB Moeldoko Diakui Pemerintah

9 Maret 2021
Jeritan Petani Sumenep: Krisis Benih Tanaman yang Mengancam Kelangsungan Ekosistem Pertanian

Jeritan Petani Sumenep: Krisis Benih Tanaman yang Mengancam Kelangsungan Ekosistem Pertanian

25 Juli 2023
Bersama Universitas Terbuka, Semua Mimpi Bisa Terwujud, lho!

Bersama Universitas Terbuka, Semua Mimpi Bisa Terwujud, lho!

31 Agustus 2023
Adakah Dana Istimewa untuk Sampah yang Tidak Istimewa? TPST Piyungan, ASEAN Tourism Forum, Jogja krisis sampah di jogja bantargebang

Krisis Sampah di Jogja Adalah Cara Pemerintah Memupuk Semangat Warga Jogja agar Do It Yourself, Terima Kasih Banget loh!

5 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.