Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Penyakit Orang Ngapak yang Malu Menuturkan Bahasa Ngapak

Yanuar Abdillah Setiadi oleh Yanuar Abdillah Setiadi
11 April 2023
A A
Penyakit Orang Ngapak yang Malu Menuturkan Bahasa Ngapak

Penyakit Orang Ngapak yang Malu Menuturkan Bahasa Ngapak (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Penyakit adalah sesuatu yang harus diobati dan dihilangkan. Maka dari itu, selaku orang ngapak, saya berkewajiban mencari “obat” dari penyakit orang ngapak yang malu menggunakan bahasa ngapak. Kok bisa ya ada orang yang malu dengan bahasanya sendiri? Padahal bahasa ngapak kan memiliki penutur yang cukup banyak di Jawa Tengah.

Masyarakat yang menggunakan bahasa ngapak adalah seluruh masyarakat Karesidenan Banyumas (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen), masyarakat Kabupaten Tegal, dan sebagian besar masyarakat Kabupaten Brebes. Fyi, sebagian masyarakat Brebes ada yang berbahasa Sunda,  tepatnya mereka yang tinggal di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Bantarkawung, Salem, dan Banjarharjo. Hal ini disebabkan ketiga kecamatan tersebut berbatasan langsung dengan Kuningan, Jawa Barat.

Sebagai warga Purbalingga, bahasa ngapak adalah bahasa yang saya gunakan sehari-hari. Sejak kecil hingga SD, saya selalu menggunakan bahasa ini di rumah dan pergaulan. Hingga tiba waktunya saya melanjutkan sekolah ke salah satu pondok pesantren di Kabupaten Banyumas. Di sana ada peraturan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Bagi santri yang menggunakan bahasa daerah (ngapak) akan dikenakan takzir atau hukuman.

Sejak mondok itulah saya mulai jarang menggunakan bahasa ngapak. Lha, mau gimana lagi? Niat hati pengin melestarikan bahasa sendiri, eh malah dihukum kalau ketahuan menggunakannya. Ya sudah ikut aturan saja. Jadilah saya menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Arab sebagai bahasa keseharian selama nyantri.

Di kampus, teman-teman saya yang berasal dari Barlingmascakeb enggan menggunakan bahasa ngapak

Saat ini, saya melanjutkan studi di salah satu universitas Islam negeri di Purwokerto. Universitas tempat saya menimba ilmu ini menjadi tujuan utama kebanyakan orang ngapak yang hendak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Letaknya yang tepat berada di pusat Kota Purwokerto membuat universitas ini dihuni banyak orang ngapak.

Akan tetapi saat saya baru masuk kuliah, banyak teman saya—yang berasal dari Barlingmascakeb—yang sok-sokan menggunakan bahasa Indonesia gaul untuk percakapan sehari-hari. Kadang, saya merasa risih mendengar mereka ngomong elu gue tapi menggunakan logat ngapak. Bukannya saya nggak suka bahasa Indonesia, ya, saya justru menyukai bahasa Indonesia yang dilafalkan dengan baik dan benar.

Salah satu penyebab banyak teman-teman saya dari Barlingmascakeb menggunakan bahasa gaul karena semakin banyak warga Jabodetabek yang merantau ke Kota Satria. Harusnya sebagai warga lokal, kami yang me-ngapak-an para pendatang supaya belajar bahasa ngapak, bukan malah jadi ketularan mereka, kan. Wqwqwq.

Lagi pula pakai bahasa gaul buat apa, sih? Biar dikira gaul? Menurut saya, orang yang gaul adalah orang yang punya banyak teman, nggak tergantung pada bahasa yang digunakannya. Bukankah kalau orang ngapak menggunakan bahasa gaul elu gue dengan logat ngapaknya malah bikin teman-teman lain minggir karena dikira sok-sokan. Wong ngapak ngomonge ya nyong karo ko, Lur, udu gue elu!

Baca Juga:

10 Kosakata Pemalang yang “Ajaib” hingga Bikin Bingung Banyak Orang

Purwokerto Tidak Pernah Biasa Saja: Setelah Paksel, Hadirlah Paksu alias Ngapak Sunda

Orang-orang di kampung halaman saya yang merantau ke luar kota kehilangan identitasnya sebagai penutur bahasa ngapak

Saya juga memperhatikan teman-teman dari desa yang merantau untuk kuliah ke luar kota, salah satunya teman saya yang kuliah di Jogja. Saat kembali ke kampung halaman kami, dia justru bicara menggunakan bahasa Jawa khas Jogja. Begitu juga dengan teman saya yang kuliah di Semarang, dia pulang membawa oleh-oleh bahasa kesehariannya di Semarang. Lha, kalau kayak gini terus bukan nggak mungkin bahasa ngapak bakal punah.

Menurut saya, sebelum kebanjur, hal ini harus kita cegah. Salah satu cara agar bahasa ngapak tetap lestari adalah orang ngapak harus bangga menggunakan bahasanya. Nggak usah malu kalau logatnya medok. Hilangkan stereotipe kalau bahasa daerah ini adalah bahasa primitif dan jadul. Sebanyak apa pun pendatang dari luar daerah, jika kita tetap bangga dan istikamah menggunakan bahasa daerah (ngapak), bahasa kita akan tetap lestari dan nggak terkontaminasi.

Selain itu, sepertinya kita memerlukan slogan yang bisa membangkitkan gairah orang ngapak untuk mau menuturkan bahasa ini. Kalau perlu semua daerah di Barlingmascakeb, Brebes, dan Tegal mengadakan program hari bahasa di lingkungan pendidikan dan pemerintahan. Khusus di hari itu, para siswa dan pegawai pemerintahan wajib menggunakan bahasa ngapak. Gimana menurut kalian? Jangan sampai bahasa satu ini punah apalagi diakui negara asing! Pokoke aja ngasi ya, Lur!

Nyong ngapak!

Nyong bangga!

Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Perbedaan Bahasa Ngapak dengan Bahasa Jawa Bandek yang Perlu Diketahui.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 April 2023 oleh

Tags: bahasa ngapakbarlingmascakeborang ngapak
Yanuar Abdillah Setiadi

Yanuar Abdillah Setiadi

Santri. Murid Cak Nun, Rocky Gerung, Sujiwo Tejo. Instagram: @yanuarabdillahsetiadi

ArtikelTerkait

Purwokerto Bakal Menghadapi Petaka 100 Ribu Mahasiswa (Unsplash)

100 Ribu Mahasiswa Bakal Menjadi Petaka Bagi Purwokerto di Masa Depan, Jika….

15 Oktober 2023
Penyakit Orang Ngapak yang Malu Menuturkan Bahasa Ngapak

Istilah “Adoh Ratu Perek Watu”, Penyebab Orang Malu Menuturkan Bahasa Ngapak

15 Juli 2023
Kosakata Ngapak Banjarnegara Tentang Kesehatan yang Kerap Saya Temui Ketika Dinas di UGD. Terminal Mulok #13 terminal mojok

Kosakata Ngapak Banjarnegara Tentang Kesehatan yang Kerap Saya Temui Ketika Dinas di UGD. Terminal Mulok #13

20 Maret 2021
Stop Bertanya Ngapak ya? ke Semua Orang yang Mengaku Berasal dari Cilacap. Ngapak Bukan Satu-satunya Identitas yang Dimiliki Cilacap!

Stop Bertanya “Ngapak ya?” ke Semua Orang yang Mengaku Berasal dari Cilacap. Ngapak Bukan Satu-satunya Identitas yang Dimiliki Cilacap!

8 Agustus 2023

Kraca, Kuliner Populer Orang Ngapak Pantura dan Banyumasan Tiap Bulan Ramadan. #TakjilanTerminal22

23 April 2021
10 Kosakata Pemalang yang “Ajaib” hingga Bikin Bingung Banyak Orang Mojok.co

10 Kosakata Pemalang yang “Ajaib” hingga Bikin Bingung Banyak Orang

1 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.