Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Nas Daily Dikecam Adalah Kabar Baik, Saatnya Kita Menuntut Etika dari para Influencer!

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
9 Agustus 2021
A A
Nas Daily Dikecam Adalah Kabar Baik, Saatnya Kita Menuntut Etika dari para Influencer! terminal mojok.co

Nas Daily Dikecam Adalah Kabar Baik, Saatnya Kita Menuntut Etika dari para Influencer! terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau Anda masih doyan mainan Facebook, mungkin video Nas Daily sering seliweran di beranda. Entah teman yang share atau memang Anda follow akun milik Nuseir Yassin dan tim yang berjibun. Konten Nas Daily memang “nyaman” dipandang dan sangat empowering.

Sebagai salah satu vlogger paling aktif, Nas Daily menguasai pasar hiburan alternatif. Follower yang katanya sampai 40 juta di seluruh kanal digital Nas Daily menunjukkan seberapa berpengaruh Mas Nuseir ini. Apalagi kontennya selalu bicara hal positif di seluruh dunia, dan bukan konten semi bersenggama dengan istri ala mas geledek.

Namun, bukan berarti Nas Daily merajai tanpa noda. Baru-baru ini nama baik Mas Nuseir tercoreng oleh ujaran beberapa mitra kontennya di Filipina. Mereka menyebut Mas Nuseir tidak punya etika dan berfokus pada konten clickable.

Pertama adalah perkara Nas Academy. Kanal yang lebih maju dari Kartu Prakerja ini membagikan banyak ilmu dari seluruh pelosok dunia. Salah satunya perihal tato dari Whang-Od. Whang-Od adalah pionir Kalinga, sebuah metode rajah turun temurun dari suku Butbot di Filipina.

Masalahnya, cucu Whang-Od yang menjadi penerus budaya tato ini menyatakan sang nenek tidak pernah menyetujui keterlibatan dalam Nas Academy. Grace Palicas yang digadang sebagai penerus sang nenek membagikan pernyataan ini di media sosial.

Nas Academy merespons dengan membagikan video yang menunjukkan Whang-Od membubuhkan cap jempolnya pada sesuatu seperti lembar kontrak. Video ini kembali ditanggapi Grace yang mengatakan bahwa neneknya tidak paham maksud cap jempol itu dan tidak memahami penerjemah.

Bagai bola salju, banyak orang ikut ambil bagian dalam kritik ke Nas Daily. Salah satu mitra konten, Louise de Guzman Mabulo, membongkar pengalaman tidak menyenangkan saat bersama si vlogger keturunan Israel-Palestina ini. Dilansir Rappler, Louise mengklaim bahwa Mas Nuseir bersikap kasar, menghina bahasa lokal, serta hanya peduli konten.

Ujaran Louise ini sudah mudah ditemukan di berbagai media sosial. Dan jelas menimbulkan polemik. Banyak orang tidak terima sosok murah senyum dan enerjik ini diklaim tidak punya etika dan kasar. Dan salah satu yang tidak terima tentu saja Mas Nuseir dan Nas Daily sendiri.

Baca Juga:

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Dalam tanggapannya yang dibagikan, Mas Nuseir menyatakan bahwa Mbak Louise sudah menyebarkan kabar bohong. Berdasarkan riset tim Nas Daily, Mas Nuseir tidak menemukan kehebatan di Cacao Project, proyek sosial yang digadang oleh Mbak Louise tadi. Tidak ada 200 petani lokal yang bekerja sama dan Cacao Project dipandang tidak lebih dari bisnis keluarga.

Mas Nuseir menusuk lebih dalam dengan menyatakan penghargaan di internet yang didapat Louise tidak lebih dari sekadar penghargaan. Hal yang disasar adalah penghargaan Forbes 30 under 30. Namun, tidak ada klarifikasi dari Mas Nuseir perihal etikanya dan tim. Yang ada hanyalah saling serang seperti pemuda antar kampung saat kompetisi bola.

Buah dari polemik ini adalah gerakan “cancel” Nas Daily di Filipina. Bahkan sampai ada petisi online menuntut Nas Daily diboikot dari Filipina. Mirip dengan boikot Malaysia ke Mas Nuseir yang dicap melecehkan budaya. Bahkan dikabarkan terjadi penurunan follower yang tajam pada akun-akun milik Mas Nuseir.

Silakan berpihak jika ingin. Anda bebas untuk jadi pendukung atau pencecar Nas Daily. Toh, hater dari Mas Nuseir juga tidak sedikit. Dari yang nyinyir dengan cara vlogging yang dibuat-buat, sampai masalah etika ini. Akan tetapi, saya melihat dari sudut pandang lain.

Saya melihat kecenderungan positif. Kecenderungan untuk berani melawan figur yang memiliki pengaruh dan massa besar. Upaya “cancel” Nas Daily mungkin seperti cicak vs buaya. Tapi yang kecil ini adalah angin segar dan peringatan bagi para vlogger, content creator, dan influencer.

Para public figure sering dipandang sebagai manusia sempurna. Dan segala konten mereka bisa dicari kebenarannya. Sebrengsek apa pun konten mereka, ada saja yang membela dengan konsep-konsep ra cetho blas. Suara kontra pada influencer selalu dipukul rata sebagai hater yang iri dengan kesuksesan mereka.

Nah, ini yang salah. Menempatkan influencer sebagai manusia setengah dewa malah membuat mereka memandang semua dari kacamata konten. Semua dinilai sebagai angka-angka engagement dalam insight. Dan semua dikomersilkan, entah sesuai dengan nilai-nilai masyarakat atau tidak.

Saya tidak mau dipandang sok moralis. Tapi tolong, para influencer bukanlah golongan tenryuubito yang bebas dari kewajiban moral dan sosial. Mereka tidak berhak membuat konten tanpa consent dari mitra. Dan mereka tidak berhak menjadikan segalanya sebagai konten.

Belum lama ini influencer Niko Al-Hakim diserang karena dipandang melakukan pelecehan seksual secara verbal. Dan pandangan ini bisa disepakati sebagai kebenaran karena memang konten live Instagram bersama figur lain ini memaksa pemirsa yang ingin “mendapat perhatian” untuk berujar yang cenderung sensual dan merendahkan.

Serangan kepada Mas Niko ini pun berbenturan dengan penggemar. Mereka membenarkan aksi Mas Niko dkk ini sebagai lucu-lucuan. Bahkan memandang suara kontra sebagai hater yang belum dewasa.

Saya pribadi tidak akan bicara banyak tentang ini. Tapi saya menyesalkan standar ganda yang muncul dalam skandal Mas Niko ini. Ketika perbuatan “negatif” dilakukan oleh public figure, selalu saja ada pembenaran yang sebenarnya ra mashok blas.

Maka tidak salah untuk belajar dari kasus Nas Daily. Kritik kepada raksasa vlog ini bukanlah hal yang keliru. Justru sebagai bentuk kontrol organik di dalam masyarakat. Setiap orang menanggung beban dan hak moral yang sama, tidak peduli siapa Anda. Mau Anda adalah influencer, karyawan, pengangguran, sampai calon komisaris mantan koruptor pun punya hak dan kewajiban sama sebagai manusia dan bagian dari masyarakat sosial.

Saya pesimis bahwa geger gedhen Nas Daily vs Filipina ini akan menghancurkan Mas Nuseir. Tapi, siapa tahu ini jadi awal yang baik dari dunia tanpa influencer maha benar. Toh, Daud juga bisa menghabisi Goliath dengan sebutir batu kecil.

Sumber Gambar: YouTube Nas Daily

BACA JUGA Bikini Dinar Candy dan Mental Aji Mumpung Influencer untuk Kritis pada Pemerintah dan tulisan Prabu Yudianto lainnya. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 30 Agustus 2021 oleh

Tags: influencerNas Dailypilihan redaksiPojok Tubir Terminalvlogger
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Malioboro Jogja, Jalan Kerajaan yang Kini Jadi Jalan Milik Siapa Saja Mojok.co overtourism

Malioboro Masa Kini Adalah Wujud Kebiasaan Kota Jogja yang Mengabaikan Keberadaan Rakyat Kecil

8 Februari 2024

Mixed Feeling HRD Saat Mengetahui Ada Karyawan yang Ajukan Resign

2 Juni 2021
Artos, Satu-Satunya Mall di Magelang yang Bikin Orang Salah Paham

Artos, Satu-Satunya Mall di Magelang yang Bikin Orang Salah Paham

13 Agustus 2024
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Saya Punya Alasan untuk Tidak Perhitungan Follow IG Orang terminal mojok.co

Tips Mengendorse Influencer di Instagram

22 Juni 2020
Simpang Dago, Neraka di Tengah Romantisnya Kota Bandung

Tiap Sudut Kota Bandung Romantis, kecuali Simpang Dago

12 Juli 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.