Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Momen Pekok Kencan Pertama: Sok Mau Mentraktir di Resto Terkenal, Eh Malah Ditraktir Balik. Kencan Amburadul #3

Aly Reza oleh Aly Reza
14 Februari 2021
A A
Momen Pekok Kencan Pertama: Sok Mau Mentraktir di Resto Terkenal, Eh Malah Ditraktir Balik. Kencan Amburadul #3 terminal mojok.co

Momen Pekok Kencan Pertama: Sok Mau Mentraktir di Resto Terkenal, Eh Malah Ditraktir Balik. Kencan Amburadul #3 terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Betapa mongkok hati saya waktu itu. Pasalnya, setelah PDKT selama satu semester, akhirnya perempuan yang saya incar dan idam-idamkan selama ini bisa saya pacari juga. Ya walaupun nembaknya nggak romantis banget lah, lewat HP. Kencan pertama dengan gadis ini pun jadi pengalaman yang sungguh pekok.

Proses jadiannya pun nggak estetik babar blas. Sebab, waktu itu sebenarnya kami lagi diem-dieman sekitar tiga hari. Entah apa sebabnya saya kok lupa. Chat saya nggak dibales, telepon juga nggak diangkat. Mau diajak ketemu wong doinya nggak respons sama sekali gitu. Ha wis mbuh mumet to saya waktu itu.

Hingga kemudian saya nyerah. Ya sudah nggak mau kontakan dan ketemuan lagi nggak apa-apa. Lalu saya ngirim voice note yang intinya minta maaf kalau ada salah sekalian bilang kalau saya suka sama doi. Eh, beberapa jam kemudian kok dibales sama doi. Katanya doi juga suka sama saya. Yah begitu saja, dan kami pun resmi jadian.

Tapi, sependek ingatan saya, ternyata momen nembak itu nggak seberapa ngaco sih. Ada yang lebih ngaco dan menurut saya ini jadi momen paling parah dalam sejarah karier asmara saya. Yakni pas kami lagi kencan pertama.

Ceritanya begini….

Untuk pertama kalinya setelah resmi berpacaran, akhirnya kami berdua bisa berkencan. Sebagai pasangan yang masih anget-angetnya, tentu saya berniat untuk ngasih kesan kalau saya adalah sosok lelaki yang romantis dan royal gitu lah ke ceweknya. Maka di kencan pertama saya itu, saya berniat traktir doi di tempat yang doi pengin benget ke sana.

Dan pilihannya jatuh pada salah satu restoran seafood terkenal di kota kami. Oke, nggak masalah buat saya. Tanpa pikir panjang langsung saya iyain saja to. Yang penting bisa nyenengin pacar lah. Begitu pikir saya belagu.

Sampai di TKP kebelaguan saya mulai ngelunjak. Sebenernya pacar saya sudah ngelist pesanan dengan sangat hati-hati di momen kencan pertama itu. Entah karena nggak enak sama saya atau karena nggak yakin sama isi dompet saya, doi pesennya kok hati-hati banget. Masa iya doi pilih menu yang harganya murmer alias apa adanya. Mana nggak berani pesen cemilannya juga lagi. Wah saya kan merasa diremehkan to ya.

Baca Juga:

Berharap CLBK, Kencan Romantis yang Dijanjikan Ternyata April Mop Belaka. Kencan Amburadul #11

Berawal dari Dikasih Tumpangan, Berakhir Nembak di Makam Pahlawan. Kencan Amburadul #10

Maka dengan singkat, mantap, dan bersahaja saya bilang ke doi, “Masa mesennya gitu banget? Udah nggak usah irit-irit. Kan Mamas yang traktir.” Wueekkk. Nulis ini saja saya mau muntah.

Dalam bayangan saya, nih doi pasti nolak sambil malu-malu terus bilang, “Nggak apa-apa, Mas. Ini udah cukup kok.” Jadi saya kan bisa kayak sok-sok maksa dikit gitu lah biar doi mau pesen menu yang lebih bermartabat. Toh kalau tetep nolak kan nggak apa-apa juga, heuheuheu.

Eh ternyata dengan singkat, mantap, dan bersahaja pula doi langsung menanggapi, “Wah beneran nih? Ya udah deh kalau gitu.” Sekejap kemudian, bertambahlah list pesanan doi. Sekali lagi saya katakan ke diri sendiri, oke nggak apa-apa, ini kencan pertama. Yang penting pacar seneng. Dan paling nggak, saya berhasil nunjukin persona sebagai lelaki yang bisa ngasih apa yang doi penginin.

Saya sungguh menikmati momen kencan pertama itu. Seneng gitu bisa dengerin curhatan-curhatannya. Suaranya itu loh, renyah puolll. Kemripik di telinga. Hingga akhirnya tibalah waktu buat totalan di kasir. Lalu dalam sekejap malam itu berubah jadi momen yang bikin saya kelihatan jadi lelaki paling pekok sedunia dan akhirat. Sebab ternyata dompet saya ketinggalan, vangke bin vangsat!

Awalnya saya yakin betul itu dompet saya taruh di tas. Sebab biasanya juga gitu. Saya coba bongkar-bongkar isi tas saya. Mentok. Dompet saya nggak ada di dalam tas. Mak deg! Seketika saya jadi panik. Tapi, demi melihat wajah pacar saya yang polos dan penuh tanda tanya, saya menolak buat malu-maluin. Saya coba bongkar-bongkar lagi. Hasilnya sama saja, mentok. Memang dompet saya nggak ada di sana.

“Kenapa? Nggak bawa dompet ta?” tanya pacar saya dengan wajah penuh penghakiman.

“Eh nggak. Maksudnya, bawa kok. Cuma lupa ku taruh di mana ini,” jawab saya gelagapan. “Bentar, coba ku cari lagi. Aman kok aman.”

Sebab di tas nggak ada tanda-tanda keberadaan itu dompet, saya mulai yakin kalau dompet saya pasti ada di jaket. Maka saya raih jaket saya dan saya obok-oboklah saku jaket saya itu. Mulai saku kanan, kiri, saku dalam, dan hasilnya bikin saya makin lemes. Di saku celana kanan-kiri pun nggak ada. Sebab memang saya nggak biasa dan hampir nggak pernah menaruh dompet di saku celana. “Sialan betul, masa iya saya nggak bawa dompet. Nggak lucu lah ini!” pekik saya dalam hati.

“Kalau nggak bawa dompet, nggak apa-apa pakai uangku dulu,” tiba-tiba pacar saya nyeletuk gitu. Saya kan makin nggak enak. Saya lalu ingat kebiasaan saya yang lain. Yap, di jok motor. Biasanya saya suka menaruh dompet di sana juga. Oke, masih tersisa satu harapan terakhir. Baiklah, dengan optimisme tingkat tinggi saya pun pamit ke pacar buat ngecek di jok motor. Tapi, namanya juga lagi apes, di jok motor saya cuma ada kanebo. Saya nyerah. Saya pun balik ke pacar saya sebagai manusia dengan muka paling goblok nan plengah-plengeh.

“Udah nggak apa-apa. Kali ini aku yang traktir.”
“Maap deh ya. Besok-besok pasti ku ganti dah.”
“Husss. Kayak sama siapa aja.”

Usai percakapan canggung itu, pacar saya dengan gagah berani melangkah menuju kasir. Membayar akibat dari ketololan saya itu.

Nggak cukup di situ, waktu saya nganterin doi ke kosannya, tiba-tiba doi nyodorin uang Rp50 ribu ke saya. “Buat jaga-jaga bensin. Tuh bensin kamu udah mengenaskan,” katanya. Waduh! Anjayana betul. Ini muka rasanya pengin saya copot terus pindah ke pantat, biar nggak terlalu nanggung malu.

Akhirnya saya pulang dengan perasaan malu luar biasa. Hingga saya menyadari satu hal yang bikin saya dongkol setengah modyar.

Pas saya berhenti di pom bensin, tangan saya refleks meraba-raba bagian pantat. Terus saya ngerasa ada yang ngganjel di bagian saku belakang. Pas saya tarik, eh bajinguk, ternyata dompet saya ada di situ. Kencan pertama macam apa ini, ya Tuhan.

*Kencan Amburadul adalah segmen khusus, kisah nyata, momen asmara paling amburadul yang dialami penulis Terminal Mojok dan dibagikan dalam edisi khusus Valentine 2021.

Photo by Stefen Tan via Unsplash

BACA JUGA Biaya Ngebucin Mahal, Orang Miskin Dilarang Bucin! dan tulisan Aly Reza lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Februari 2021 oleh

Tags: budaya traktirankencan amburadulpacar baru
Aly Reza

Aly Reza

Muchamad Aly Reza, kelahiran Rembang, Jawa Tengah. Penulis lepas. Bisa disapa di IG: aly_reza16 atau Email: [email protected]

ArtikelTerkait

Romantisme Semu Motor Klasik, Mengubah Pacaran Jadi Bengkel Dadakan. Kencan Amburadul #2 mojok.co

Romantisme Semu Motor Klasik, Mengubah Pacaran Jadi Bengkel Dadakan. Kencan Amburadul #2

14 Februari 2021
Mencari Jodoh, Main ke Rumah Mewahnya, Mudur Perlahan Kemudian. Kencan Amburadul #7 terminal mojok valentine

Mencari Jodoh, Main ke Rumah Mewahnya, Mundur Perlahan Kemudian. Kencan Amburadul #7

14 Februari 2021
people nearby

People Nearby: Sebuah Sensasi Mencari Cinta Baru

8 Oktober 2019
Kencanku dengan Pacar Dihantui Mitos Candi Prambanan. Kencan Amburadul #6 terminal mojok.co

Kencanku dengan Pacar Dihantui Mitos Candi Prambanan. Kencan Amburadul #6

14 Februari 2021
pacar baru mantan

Pacarnya Mantan yang Menyebalkan

25 Juni 2019
PDKT Berujung Tidur Di Masjid. Kencan Amburadul #5 terminal mojok.co

PDKT Berujung Tidur Di Masjid. Kencan Amburadul #5

14 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.