• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
Home Pojok Tubir

Mengintip Cara Kerja Operator Line Interaktif yang Sering Dibilang Jagain Telepon doang

Dessy Liestiyani oleh Dessy Liestiyani
28 Juli 2021
0
A A
Mengintip Bagaimana Operator Line Interaktif Bekerja terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Menjadi operator line interaktif adalah salah satu pekerjaan paling mengasyikkan ketika saya masih menjadi kru kreatif. Sepintas tugasnya terlihat sederhana. Mengangkat telepon, briefing penelepon, dan menyiarkannya dengan memencet tombol on air. Bahasa awut-awutannya “jagain telepon”. Tapi, nggak sesederhana itu juga, Ferguso.

Item interaktif umumnya digunakan dalam rangka mencari pemirsa yang ingin berinteraksi dengan pengisi acara. Bisa bertanya pada narasumber atau berpartisipasi sebagai peserta kuis. Biasanya menggunakan pesawat telepon dengan sistem PABX yang memuat beberapa line (saluran) masuk dan keluar.

Bentuk interaktif pertama, yaitu penelepon bertanya dengan narasumber. Item ini biasanya ada di jenis program talkshow. Sistem kerjanya lebih sederhana dibandingkan kuis. Idealnya tersedia dua line untuk telepon masuk dan satu line untuk telepon keluar. Line masuk digunakan untuk menerima telepon pemirsa yang ingin ikut berinteraktif, sementara line keluar digunakan sebagai back up bila ada pemirsa dengan pertanyaan yang bagus, namun tiba-tiba sambungannya putus. Maka, operator akan menelepon blio dari data nomor telepon yang tercatat sebelumnya.

Akan tetapi, saya juga pernah bekerja hanya dengan satu line telepon masuk. Konsekuensinya akan lebih terburu-buru saat live. Lantaran setelah penelepon pertama selesai, saya harus segera mendapatkan penelepon berikutnya pada line yang sama, saat siaran live sedang berjalan. Cukup merepotkan, karena sebenarnya ada beberapa hal yang perlu dikerjakan operator sebelum “menayangkan” sang penelepon.


Pertama, saya harus mencatat nama penelepon, tempat tinggal, dan nomor telepon bila diperlukan (misalnya untuk penyaluran hadiah). Selanjutnya, saya perlu mengingatkan blio tema yang sedang dibahas dan menanyakan inti dari pertanyaan yang akan diajukan. Kalau kira-kira pertanyaan tersebut tidak sesuai tema atau cenderung “berbahaya”, maka saya akan mencari penelepon yang lain.

Untuk kuis interaktif, biasanya jauh lebih kompleks. Apalagi dalam waktu tiga sampai lima menit, sesuai durasi kuis pada umumnya, saya harus mendapatkan dua atau tiga pemenang. Semakin banyak line masuk yang bisa digunakan, sebenarnya akan semakin membantu pekerjaan sang operator. Kronologisnya seperti ini.

Line yang telah “terisi” akan ditunjukkan dengan lampu kedip pada perangkat telepon. Bisa saja dalam satu waktu, beberapa line akan berkedip bersamaan. Operator kemudian melayani penelepon satu per satu. Jangan salah, menyapa penelepon pun ada triknya.

Alih-alih membuka pembicaraan dengan, “Halo, selamat malam Bapak/Ibu. Program Kuis Milyader XTV dengan saya di sini. Ada yang bisa dibantu Pak/Bu?”, saya lebih suka to the point, “Halo, Kuis Milyader XTV. Mau ikut kuis Pak/Bu?” Hal ini tekait dengan durasi yang terus berjalan, sementara mendapatkan penelepon adalah tanggung jawab saya. Jadi, nggak perlu berbasa-basi bau.

Proses selanjutnya sama, yaitu mencatat nama, asal, dan nomor telepon. Penting untuk memastikan kembali nomor telepon tersebut, karena kalau salah mencatat dan ternyata blio menang, tentunya akan bermasalah dalam proses penyaluran hadiah.

Selanjutnya, operator harus mengajarkan pada penelepon bagaimana aturan kuisnya. Apakah ada kata atau kalimat tertentu yang harus diucapkan sebagai password misalnya? Bila ada, ajarkan password tersebut. Kalau perlu, simulasikan bila penelepon bolot sulit mencerna. Misalnya, “Pak, nanti kalau host-nya menyebut ‘apa pun makanannya?’ Bapak langsung jawab saja ‘Teh Sosor minumannya’. Begitu ya, Pak. Kita coba dulu sekarang ya, Pak.”

Hati-hati, password ini merupakan item krusial yang nggak boleh salah. Apalagi kalau terkait info produk sponsor. Walaupun sudah di-brief, tetap saja pada saat on air, peluang benar dan salahnya masih 50:50. Hal ini bisa terjadi karena penelepon bisa saja tiba-tiba gugup begitu sadar kalau dirinya sedang “masuk tipi”, siaran langsung pula yang ditonton jutaan orang se-Indonesia!

Dan kalau penelepon salah mengucapkan password, atau tergagap kebingungan, jelas sang operator lah yang menjadi sasaran omelan! Bisa-bisa saya dipelototin kru se-control room (ruangan untuk mengendalikan proses syuting), “Nggak di-brief ya peneleponnya?” Nah, nyebelin, kan?

Seteleh proses brief password kelar, kalau masih ada waktu, maka operator bisa menjelaskan tata cara kuis. Apakah penelepon langsung menjawab pertanyaan atau “bermain” memilih kotak dan gimmick lainnya. Bagian ini bisa dijelaskan, bisa juga tidak. Tergantung berapa banyak durasi yang bisa dimanfaatkan untuk briefing, dan seberapa cepat sang operator bisa menyampaikan informasi tersebut. Kalaupun miss tidak sempat dijelaskan oleh operator, maka beri tahu penelepon untuk menyimak rules yang disampaikan host.

Sampai sini, apakah kemudian saya bisa santai ngupi-ngupi, gibah, atau update status karena tetiba gabut? Oh, nggak bisa gitu. Karena sebagai operator telepon, saya kembali melakukan brief beberapa hal lagi kepada penelepon. Ini materinya:

Daftar Isi

  • #1 Harap menunggu, tahan telepon, jangan ditutup
  • #2 Kecilkan suara TV, dengarkan audio melalui telepon
  • #3 Ingatkan kembali apa yang perlu disampaikan
      • Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
      • Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

#1 Harap menunggu, tahan telepon, jangan ditutup

Saya akan memberitahukan penelepon, kira-kira berapa menit lagi ia akan on air. Untuk kuis, saya akan memberi tahu kalau blio mendapat urutan on air yang ke berapa. Penelepon pertama di line pertama, penelepon kedua di line kedua, demikian seterusnya. Bisa saja penelepon tersebut menjadi back up kalau durasinya masih mencukupi. Jadi jelas, semakin banyak line masuk yang bisa digunakan, semakin membantu pekerjaan operator.

Kemudian saya akan memberitahukan Program Director kalau “caller standby”, dan Asisten Produser akan mengetik nama dan daerah asal penelepon pada alat Character Generator (CG) Inscriber. Ketika on air, maka identitas penelepon akan keluar dalam bentuk template di bagian bawah layar.

#2 Kecilkan suara TV, dengarkan audio melalui telepon

Pernah nonton acara kuis interaktif yang kemudian terdengar suara dengung atau gema yang mengganggu? Hal ini mungkin terjadi karena suara TV dari penelepon terlalu keras. Untuk mengantisipasi hal ini, maka sebelum on air, operator harus mengingatkan hal ini pada penelepon. Biasanya saya meminta blio untuk mengecilkan suara TV-nya terlebih dahulu, dan mendengarkan instruksi host melalui line telepon saja.


Bisa saja interaktif yang dilakukan berbentuk games atau gimmick seperti mengisi kolom ala TTS, atau memilih kotak tertentu di mana penelepon harus menyaksikan tayangan TV-nya. Sebaiknya, suara TV tetap dikecilkan saja. Suara tetap akan terdengar melalui pesawat telepon pemirsa.

Sebenarnya bisa saja “pekerjaan” ini dilimpahkan ke host pada saat on air. Namun, hal ini hanya akan menghambat kelancaran kuis, karena durasi beberapa detik yang terkesan terbuang percuma.

#3 Ingatkan kembali apa yang perlu disampaikan

Bila masih ada durasi menunggu sebelum on air, saya biasa memanfaatkannya untuk mengingatkan kembali apa saja yang harus dilakukan penelepon. Menghafalkan password, mengikuti instruksi host, mengecilkan volume TV, dan menjawab pertanyaan tentu saja.

Hal ini perlu dilakukan sesering mungkin. Bagaimanapun, penelepon adalah pemirsa “non-artis” yang nggak terbiasa “masuk tipi”. Bukannya nggak mungkin ini adalah momen pertama mereka mengikuti kuis live interaktif. Mereka mungkin belum pernah berinteraksi dengan artis secara langsung, nggak terbiasa menjadi “pusat perhatian” di mana semua orang menunggu-nunggu apa yang akan dikatakan, apa yang akan dijawab, atau melihat bagaimana reaksinya ketika “dikerjain” host.

Operator adalah orang pertama yang “berhubungan” dengan penelepon. Jadi menurut saya, operator lah orang yang bertanggung jawab untuk “membentuk” penelepon agar sesuai dengan konsep yang diinginkan. Dan pekerjaan ini baru bisa dilaksanakan dalam beberapa menit menjelang segmen interaktif dibuka. Dalam sekian menit, sang operator pun dituntut untuk bekerja cepat, teliti, dan khatam segambreng info yang harus di-brief ke penelepon.

Itulah sedikit sharing pengalaman saya ketika menjadi operator line interaktif, lebih lima belas tahun lalu. Paham, kan, sekarang kalau pekerjaan ini nggak sekadar “jagain telepon” doang?

BACA JUGA Menguak Alasan di Balik Pertanyaan Kuis Interaktif di TV yang Suka Nyeleneh dan tulisan Dessy Liestiyani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 September 2021 oleh

Tags: Gaya Hidup Terminalline interaktifoperatorpekerjaan
Dessy Liestiyani

Dessy Liestiyani

Wiraswasta, mantan kru televisi, penikmat musik dan film.

Artikel Lainnya

Jadi Waiter Itu Nggak Pernah Mudah

Jadi Waiter Itu Nggak Pernah Mudah

30 Mei 2022
7 Fitur Gmail Tersembunyi yang Jarang Diketahui Orang Terminal Mojok.co

7 Fitur Gmail Tersembunyi yang Jarang Diketahui Orang

25 Mei 2022
Ada yang Salah dengan Anggapan Lulus SMA Harus Kuliah, Lalu Kerja

Ada yang Salah dengan Anggapan Lulus SMA Harus Kuliah atau Kerja

6 Mei 2022
Menerka Alasan Pekerja Cikarang Jarang Flexing Pekerjaan di Media Sosial

Menerka Alasan Pekerja Cikarang Jarang Flexing Pekerjaan di Media Sosial

17 April 2022
5 Alasan Pabrik Asal Jepang Selalu Jadi Primadona Jobseeker

5 Alasan Pabrik Asal Jepang Selalu Jadi Primadona Jobseeker

20 Maret 2022
7 Alasan Kamu Sebaiknya Terima Kerjaan di Cikarang, Bukan di SCBD Terminal Mojok.co

7 Alasan Kamu Sebaiknya Terima Kerjaan di Cikarang, Bukan di SCBD

18 Maret 2022
Pos Selanjutnya
rekomendasi film thailand underrated mojok

Rekomendasi Film Thailand Underrated yang Wajib Ditonton Minimal Sekali Seumur Hidup

Terpopuler Sepekan

5 Toko Lumpia Paling Enak di Semarang Terminal Mojok

5 Toko Lumpia Paling Enak di Semarang

29 Juni 2022
Mengintip Bagaimana Operator Line Interaktif Bekerja terminal mojok

Mengintip Cara Kerja Operator Line Interaktif yang Sering Dibilang Jagain Telepon doang

28 Juli 2021
6 Budaya Kerja Jepang yang Bikin Geleng-geleng Kepala Terminal Mojok

6 Budaya Kerja Jepang yang Bikin Geleng-geleng Kepala

25 Juni 2022
Saran untuk Warga Jawa Tengah yang Daerahnya Mulai Diserbu Pabrik

Saran untuk Warga Jawa Tengah yang Daerahnya Mulai Diserbu Pabrik

28 Juni 2022
Stasiun Cipeundeuy Beneran Sakti Atau Keselamatan Harga Mati Terminal Mojok

Stasiun Cipeundeuy: Beneran Sakti Atau Keselamatan Harga Mati?

21 Juni 2022
Jangan Nyinyirin Megawati yang Tak Mau Punya Menantu Tukang Bakso

Jangan Nyinyirin Megawati yang Tak Mau Punya Menantu Tukang Bakso

24 Juni 2022
linux os windows mojok

3 Hal yang Bikin Pengguna Windows Enggan Hijrah ke Linux

26 Juni 2022

Dari MOJOK

  • Sei Sapi, Saat Daging Asap NTT Beradaptasi dengan Lidah Jogja
    by Arif Hernawan on 2 Juli 2022
  • Tyrell Malacia Resmi ke MU, Target Selanjutnya Lisandro Martinez
    by Hammam Izzuddin on 2 Juli 2022
  • Ahmad Sahroni Laporkan Lagi Adam Deni ke Polisi, Kali Ini Terkait Teror dan Fitnah
    by Hammam Izzuddin on 2 Juli 2022
  • Asyiknya Nonton Konser Sambil Duduk di Prambanan Jazz 2022
    by Purnawan Setyo Adi on 2 Juli 2022
  • 3 Pemeran Money Heist Korea Ceritakan Tantangan dan Momen Paling Berkesan Saat Produksi
    by Hammam Izzuddin on 1 Juli 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GzeZNzywPSE&t=45s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In