Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Menghakimi Status di Instastory: Pasal Mana Pasal?

Nahdliyatul Mahmudah oleh Nahdliyatul Mahmudah
19 September 2019
A A
pasal

pasal

Share on FacebookShare on Twitter

“Saya awam masalah beginian, ada yang tahu? Pasal mana pasal?”

Zaman millenial, pegangan semua umat sudah pasti gadget dong. Tidak pandang usia dan kalangan, apa lagi status sosial. Penting handphone sudah android saja itu modal awal untuk bersosial media.

Berbagai fitur dan keunggulan yang dimiliki oleh media sosial buat kita nggak bingung lagi untuk bisa berbagi foto dan video, serta konten apapun secepat kilat. Nggak perlu lama dan ribet kalau mau viral ya mas bro mbak bro! Sana-sini jepret, wira-wiri cekrik, mondar-mandir upload! Ít’s so simple, guys~

Kini, paham orang hanya perihal bagaimana informasi itu dapat tersebar luas tanpa dianalisis kebenarannya terlebih dahulu. Posting sana-sini untuk mengabarkan ke umat seluruh media sosial mengenai kondisi terkini aktivitas yang tengah ia lakukan. Itu menjadi kebutuhan mutlak untuk mempertahankan eksistensinya di dunia maya. Penting posting dulu, rasanya itu kek sudah menunaikan kewajiban gitu.

Jika dulu jari-jemari lebih lihai saat menulis ala kadarnya dan terlihat seperti ceker ayam di buku diary, tulisan penuh ekspresif, syarat makna, meski tata bahasanya masih kaku. Kini, pola pikir dan pribadi seseorang berada pada bagaimana cara ia menulis status di Instastory di gadget-nya masing-masing.

Sebelum tulisan itu meluncur untuk dibagikan, pikirannya masih perlu bertapa tujuh hari tujuh malam, tulisannya perlu dibaca berulang-ulang sampai kiranya hapal tuh kaya perkalian satu sampai seratus, dan jangan lupa penerapan mode tulis-hapus-tulis-hapus harus diperhatikan betul-betul sebelum tulisan ACC dan dinikmati umat media sosial.

Konon, apa yang dirasa oleh hati dan direnung oleh pikiran kini tertuang dan tergambarkan melalui status Instastory, nilai baik buruk seseorang dilihat dari bagaimana ia bertutur di Instastory, padahal ragam tulisan itu memiliki banyak makna, meski bersifat kompleks dan bisa diatur segi bahasa dan kelengkapan S-P-O-K nya. Persetan rumus! S-P-O-K atau sejenisnya yang bikin ribet! Asal netizen panas, hati lega rasanya. Iya apa iya? haha

Parahnya lagi, hanya dengan Instastory kerap kali dijadikan bukti konkrit untuk menuduh, mengklaim, bahkan menghakimi tanpa konfirmasi ulang kepada yang bersangkutan, tetapi sepertinya setiap aplikasi media sosial menawarkan trik-trik jitu guna meminimalisir penghakiman sepihak oleh netizen yang selalu kepo dengan segala yang kita lakukan.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

3 Barang dan Jasa yang Tidak Saya Sangka Dijual di Instagram, Salah Satunya Jasa Detektif Kasus Perselingkuhan

Adanya privasi kontak, pesan tertanda tidak terbaca, status online hilang, atau yang paling ekstrim adalah blokir kontak. Impas dan tamat. Eits! Fatal ya efeknya, hati-hati para umat media sosial tercinta!

Sebagai penikmat media sosial, kerap kali saya menemukan orang-orang yang demikian, yang selalu gak tanggung-tanggung untuk ready stock dong bahan postingan atau persiapan tulisan dan caption jauh-jauh hari yang dipercaya sebagai bumbu setiap apapun yang dipostingnya.

Mirisnya itu, tidak sedikit pula yang ahli berkomentar setiap postingan seseorang dengan asumsi dan opini yang sangat menjunjung tinggi subjektivitas dan menurut kacamata pandangnya sendiri. Kolom komentar jadi wadah empuk dong untuk netizen menyalurkan kenyinyiran haqiqinya.

Mana pasal? Apa pasal?

Sebagai orang awam hanya sebatas pertanyaan itu yang selalu muncul di otak, yang saya tahu di televisi pasal yang dibahas adalah mengenai pasal telekomunikasi, mulai pencemaran nama baik, penyebaran konten asusila, dan pemalsuan informasi (berita hoax).

Seharusnya sebagai awam seperti saya dan umat manusia di dunia maya perlu diberi pengetahuan dan pasal-pasal bermedia sosial dengan arif dan bijak.

Setidaknya jangan hanya jadi angin lalu saja tanpa ada penyaringan yang berarti mengenai komentar-komentar dan penghakiman sepihak secara subjektivitas yang mematikan dunia sosial seseorang dan hanya dijadikan modal panjat sosial oleh oknum-oknum yang gila pamor.

Sesekali lah tunjukkan dan bacakan pada saya bunyi hukum konkrit dari pasal berapa ayat berapa perihal etika berkomentar yang asal ceplos dan nyeblak di media sosial. Eh kalo seblak beneran meskipun pedes tapi niqmat. Mulut netizen yang budiman lebih niqmat kah dari seblak? (*)

BACA JUGA Jadi Musisi Itu Lebih Menjanjikan Daripada Jadi Presiden atau tulisan Nahdliyatul Mahmudah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 September 2019 oleh

Tags: CurhatinstagramInstastoryKritik Sosialmenghakimipasal
Nahdliyatul Mahmudah

Nahdliyatul Mahmudah

ArtikelTerkait

instagram anak-anak

Bikinin Akun Instagram Pribadi Buat Anak-Anak: Apa Nggak Berlebihan?

28 Juli 2019
Dilema Lucu Content Creator: Cari Uang dari Mengajar Orang Menghasilkan Uang

Dilema Lucu Content Creator: Cari Uang dari Mengajar Orang Menghasilkan Uang

16 Juli 2024
Dari Friendster Sampai Instagram: Mixtape Nostalgia Media Sosial dari10 Tahun Lalu terminal mojok.co

Dari Friendster Sampai Instagram: Mixtape Nostalgia Media Sosial dari 10 Tahun Lalu

2 Desember 2020
menegur

Antara Merekam dan Menegur: Kamu Tim yang Mana?

10 September 2019
gorengan

Kelakuan Para Pembeli Gorengan: Lain yang Dipegang, Lain Pula yang Dibeli

29 Agustus 2019
netizen

Ngerasani Netizen, Ngerasani Diri Sendiri

12 Juni 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.