Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Menghadapi Anggapan Khalayak Acak soal Jurusan Ilmu Politik

Muhamad Yoga Prastyo oleh Muhamad Yoga Prastyo
8 Januari 2021
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Saya percaya bahwa setiap jurusan kuliah pasti memiliki stereotipnya sendiri. Apalagi dengan latar belakang pendidikan saya yang terlihat agak keren, yaitu Jurusan Ilmu Politik. Bukan setelah lulus saja, namun ekspektasi orang-orang terhadap jurusan saya bahkan sudah ada dari hari pertama saya diterima di jurusan tersebut. Padahal kuliah saja belum.

Orang-orang di lingkungan saya sudah terhipnotis dengan kata “politik” yang terlihat punya masa depan cerah. Tayangan televisi yang membentuk citra orang-orang politik menguatkan anggapan mereka bahwa lulusan Ilmu Politik secara otomatis akan menjadi bagian dari DPR atau pemerintahan. Padahal kan nggak juga.

Saya pun tidak memungkiri bahwa saya juga mempunyai ekspektasi yang besar ketika saya akan kuliah di Jurusan Ilmu Politik. Saya kerap kali membayangkan bahwa nantinya ketika lulus, saya akan bekerja di DPR atau pemerintahan. Terlihat berwibawa karena akan memakai setelan jas setiap hari. Masa depan saya cerah.

Dulu ketika kali pertama saya tahu saya diterima kuliah di Jurusan Ilmu Politik, bangganya bukan main. Ketika ada orang bertanya pada saya, “Kuliah jurusan apa?” dengan dada membusung saya menjawab “ Jurusan Ilmu Politik.” Tahu apa anak baru lulus SMA saat itu.

Kemudian ketika saya bertemu dengan keluarga besar, pertanyaan serupa juga sering dilontarkan kepada saya. Ketika saya jawab juga respons mereka selalu antusias, “Wah lulus jadi anggota DPR ya?” Saya amini saja perkataan mereka, mana tahu benar akan terjadi. Hampir setiap saya jawab pertanyaan orang tentang kuliah saya apa, responsnya pasti sama persis. Sudah menjadi template.

Selama kuliah, pertanyaan random soal jurusan kuliah saya juga sering dilontarkan. Kali ini teman-teman saya, umumnya mereka akan bertanya, “Kuliah politik itu diajarin demo ya?” atau “Kuliah politik itu diajarin jadi anggota DPR ya?” Pertanyaan yang hanya saya bisa jawab dengan bantahan sambil mengernyitkan dahi.

Pernah sekali waktu ketika saya mengunjungi diskusi di salah satu universitas terkenal di Indonesia, ada seseorang di sebelah saya bertanya kepada saya. Katanya, “Mas, kamu kan kuliah Politik ya? Emangnya benar presiden sekarang duitnya di mana-mana makanya kuat banget?” Seolah mahasiswa Jurusan Ilmu Politik pasti tahu seluk beluk kehidupan para pejabat dan politisi saja. Kami bukan wartawan infotainment!

Dengan segala dinamika politik seperti yang digambarkan di televisi, kami juga akrab dengan label nyeleneh yang diarahkan pada kami. Misalnya saja label calon koruptor, atau label sebagai jurusan yang mengajari intrik politik kepada mahasiswanya. Jangankan dididik untuk menjadi calon penjahat, untuk ngutang rokok di kantin saja kami masih segan.

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Dosa Pemilik Jasa Laundry yang Merugikan Banyak Pihak

Di luar perkuliahan, pandangan umum masyarakat terkait prospek kerja lulusan Ilmu Politik menjadi anggapan random berikutnya. Kami selalu diidentikkan dengan bekerja di pemerintahan, menjadi anggota DPR, dan diproyeksikan sebagai calon orang sukses. Yang terakhir tentu saya amini.

Bahkan bantahan dari anggapan seperti ini belum bisa dijawab oleh kami yang kala itu masih aktif menjadi mahasiswa. Sama dengan pandangan masyarakat pada umumnya, kami juga meyakini bahwa ketika lulus, lapangan pekerjaan kami hanya sebatas di pemerintahan. Namun, sialnya anggapan ini juga yang menjadi masalah bagi kami ketika sudah lulus namun tidak dapat bekerja di pemerintahan. Bingung mau kerja di posisi apa pada sektor swasta.

Menyandang gelar Sarjana Ilmu Politik, membuat saya menyadari bahwa ada beban yang begitu besar di masyarakat. Bagaimana para tetangga melihat saya yang sulit mendapat pekerjaan, tidak dilirik partai politik, dan bahkan sibuk dengan hal lain di luar bidang keilmuan yang saya pelajari.

Dalam hidup ini, saya percaya bahwa yang berat bukanlah ekspektasi yang dibuat oleh diri sendiri, melainkan lingkungan. Baru dua bulan saya melepas status sebagai mahasiswa, rasanya seolah saya sudah lulus bertahun-tahun lalu. Andai itu jadi kenyataan, toh saya akan senang. Tapi, nyatanya kan tidak.

Padahal, kuliah di Jurusan Ilmu Politik bukan hanya belajar seputar negara dan pemerintahannya saja. Kami pun belajar bagaimana memahami relasi kuasa antar individu dan atau kelompok masyarakat. Artinya bahwa ruang lingkup Jurusn Ilmu Politik cukup luas dan mampu menyentuh sektor lain di luar ranah pemerintahan.

Berdasarkan pengalaman saya mencari kerja, ternyata lahan pekerjaan untuk kami tidak sempit-sempit banget, kok. Walau tidak bisa dikatakan luas layaknya lulusan dari jurusan lain. Tapi, setidaknya, yang lulus dari Jurusan Ilmu Politik masih mempunyai tempat di sektor swasta.

Kami masih memenuhi kualifikasi untuk mengisi posisi Government Relation, Government Affairs, atau Public Affairs yang masih sesuai dengan keilmuan kami. Pun posisi ini juga masih banyak dibutuhkan oleh beberapa perusahaan sebagai komunikator dan menjaga hubungan antara perusahaan dengan stakeholder atau pemerintahan. Sederhananya, lulusan Ilmu Politik masih mumpuni untuk mengisi posisi kehumasan.

Dalam dunia riset, lulusan Ilmu Politik juga bisa mengambil peran di dalamnya. Berdasarkan latar belakang keilmuan kami yang banyak dibekali hal yang sifatnya teoretis, maka posisi peneliti juga masih relevan bagi kami. Terlebih, perkembangan politik dunia saat ini juga sangat dinamis. Pun kami juga sudah akrab dengan metodologi penelitian. Untuk entry level, setidaknya kami masih bisa mengisi posisi Asisten Peneliti.

Bagi yang tertarik dengan dunia kreatif digital dan media, menjadi penulis dan jurnalis juga bisa menjadi pilihan. Terlebih, isu-isu politik dalam negeri dalam beberapa tahun terakhir sedang panas-panasnya. Saya rasa kepekaan kami yang sudah diasah selama kuliah dapat menjadi modal untuk terjun ke arah sana.

Menjadi lulusan Ilmu Politik juga bukan berarti tidak bisa merambah ke bidang lain. Selama mempunyai keahlian dan keterampilan lebih, berkarier di sektor mana pun masih bisa untuk digeluti. Pada akhirnya kembali lagi dengan kapasitas, kapabilitas, dan kompetensi di luar latar belakang keilmuan yang dimiliki.

Saya rasa sudah saatnya menghilangkan stereotip yang selama ini berkembang di masyarakat. Bahwa kuliah Jurusan Ilmu Politik diajari demo, diajari jadi politisi, atau bahkan otomatis bekerja di DPR. Mungkin benar bahwa masyarakat awam hanya tahu politik dari apa yang mereka lihat di televisi, namun atas dasar itulah justru tanggung jawab moral kita untuk meluruskan pemahaman yang tidak sepenuhnya benar harus dilakukan.

BACA JUGA Purwokerto, Kota Wisata Underrated yang Tak Kalah Ciamik dan tulisan Muhamad Yoga Prastyo lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Januari 2021 oleh

Tags: ilmu politikMahasiswa
Muhamad Yoga Prastyo

Muhamad Yoga Prastyo

Pernah juara satu lomba lari

ArtikelTerkait

Susahnya Punya Dosen yang Pro Presiden, tapi Selalu Merasa Netral mojok.co/terminal

Susahnya Punya Dosen yang Pro Presiden, tapi Selalu Merasa Netral

10 Maret 2021
Terima Kasih Jember, Saya Jadi Semakin "Kaya" sebagai Manusia Mojok.co

Terima Kasih Jember, Saya Jadi Semakin “Kaya” sebagai Manusia

10 Desember 2024
jabatan panitia panitia makrab

Jabatan Panitia Makrab HMJ yang Aslinya Nggak Penting-penting Banget

3 Mei 2020
kakak

Mahasiswa dan Polisi: Renggangnya Hubungan Baik Saya dengan Kakak Akibat RUU Ngawur dan Elite Politik

30 September 2019
Dosen Memang Harus Pelit Nilai dan Perkuliahan Harus Ketat, Apalagi di Jurusan Keguruan

Dosen Memang Harus Pelit Nilai dan Perkuliahan Harus Ketat, apalagi di Jurusan Keguruan

18 April 2024
Jurusan Ilmu Komunikasi: Kuliahnya Nggak Gampang, Cari Kerjanya Susah. Pantas Aja Masuk Daftar Jurusan Paling Disesali! Mojok.co

Jurusan Ilmu Komunikasi: Kuliahnya Nggak Gampang, Cari Kerjanya Susah. Pantas Aja Masuk Daftar Jurusan Paling Disesali!

7 Februari 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.