Konon, banyak orang yang ingin punya pasangan seorang PNS. Entah benar atau tidak, nyatanya yang saya lihat ya banyak orang tua yang masih ngebet punya mantu PNS. Tapi, kita tidak membicarakan perkara mantu, tapi hal lain. Kalian tau nggak, kalau PNS punya pasangan, mereka bakal dapat kartu?
Yak, pasangan PNS bakal dapat karis (kartu istri) atau karsu (kartu suami). Kayaknya kalau jadi pekerja pemerintahan itu mirip kayak pemain Atletico, isinya hujan kartu. Oke, skip.
Berdasarkan Keputusan Kepala BAKN Nomor 1158a/KEP/1983 tentang Kartu Istri/Suami Pegawai Negeri Sipil, pengertian dari karis/karsu merupakan kartu identitas istri/suami PNS. Artinya, pemilik dari karis/karsu merupakan pasangan sah dari seorang PNS. Masa berlaku karis/karsu selama pemilik karis/karsu tetap menjadi pasangan sah dari PNS.
Berkas pembuatan karis/karsu
Persyaratan berkas (yang banyak) bukan hanya diberlakukan negara kepada rakyatnya saja. Negara juga memberlakukan hal yang sama kepada pekerjanya. Dalam hal ini, persyaratan berkas pembuatan karis/karsu. Ada beberapa berkas pembuatan karis/karsu, sebagai berikut :
#1 Mengisi beberapa formulir
Ada beberapa formulir yang mesti diisi guna mendapatkan karis/karsu. Menikahnya nggak perlu saya sebut lah ya, ngapain juga. Untuk yang pertama kali menikah, cukup mengisi formulir laporan perkawinan pertama dan formulir daftar keluarga PNS.
Sedangkan bagi yang melakukan pernikahan kedua dan seterusnya, ditambah mengisi formulir janda/duda. Ini formulir standar yang wajib diisi. Bisa jadi, di beberapa instansi pemerintah tertentu, memiliki syarat tambahan selain yang tadi.
#2 Fotokopi SK yang telah dilegalisir
Syarat ini, sangat tergantung pada status si PNS yang menikah. Jika statusnya masih CPNS, cukup melampirkan fotocopy SK CPNS yang telah dilegalisir. Sedangkan, jika statusnya PNS lama, syaratnya bertambah. Tambahannya adalah fotokopi SK dan SK kenaikan pangkat yang telah dilegalisir.
#3 Fotokopi akta/kartu nikah yang telah dilegalisir dan foto pasangan ukuran 2×3
Setelah atau sebelum bulan madu, sebaiknya PNS nggak lupa legalisir akta/kartu nikahnya. Salah satu tujuannya, untuk memenuhi syarat pembuatan karis/karsu. Jumlahnya cukup dua saja. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan, sebaiknya legalisir lebih dari dua, agar bisa menjadi arsip di rumah.
Selain itu, ada syarat berupa foto formal dari pasangan. Dengan ukuran 2×3, sebanyak dua lembar. Foto tersebut, akan ditempelkan pada karis/karsu.
Alur pengajuan karis/karsu
Jika seluruh syarat berkas di atas sudah terpenuhi, semuanya disetor ke unit kepegawaian. Selanjutnya, pihak unit kepegawaian akan menyetor pada kantor BKN regional yang membawahi instansi pemerintah tersebut. Menurut pihak BKN, proses cetak kartu itu cuma membutuhkan waktu 60 menit/kartu. Asal, semua berkas telah lengkap dan nggak ngantre. Tapi kalau lama ya, maklum lah ya.
Manfaat pembuatan karis/karsu
Secara umum, terdapat dua manfaat pembuatan karis/karsu. Baik untuk si PNS maupun pasangannya.
#1 Bukti sah pendaftaran istri/suami
Seorang PNS wajib melaporkan pernikahannya secara tertulis kepada instansi yang mempekerjakannya. Nggak cukup secara verbal saja. Laporan tersebut, paling lambat disampaikan satu tahun setelah menikah.
Aturan tersebut, berdasarkan pada PP 10/1983 pasal 2 tentang izin perkawanin dan perceraian bagi PNS. Lalu, apa konsekuensinya jika nggak melaporkan pernikahannya? Menurut PP 45/1990 tentang perubahan atas PP 10/1983 tentang izin perkawinan dan perceraian bagi PNS, ada konsekuensi berupa hukuman disiplin berat, jika nggak melaporkan pernikahannya.
Maka dari itu, PNS perlu membuat karis/karsu untuk pasangannya. Sebagai salah satu bentuk laporan pernikahan secara tertulis kepada instansi pemerintah yang memberi kerja, juga bukti sah pendaftaran pasangan, sebagai istri/suami dari seorang PNS.
#2 Memperoleh hak sebagai pasangan
Ketika seorang pasangan PNS telah memiliki karis/karsu, orang tersebut akan mendapatkan haknya. Contoh sederhananya, gajinya akan ditambah dengan tunjungan istri/suami. Selain itu, statusnya juga akan diakui oleh negara. Siapa tau, ada orang lain yang mengaku sebagai pasangan sah dari PNS terkait. Kan geger gedhen nanti.
Begitu sekiranya beberapa hal terkait karis/karsu. Jadi, apakah kamu berniat memiliki karis/karsu? Nggak? Ya ngapapa sih.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Menghadapi Calon Mertua yang Sangat Menginginkan Menantu PNS