XXI vs CGV, mana menurut kalian yang lebih unggul?
Sebagai seorang yang hobi nonton, bioskop sudah menjadi fasilitas penyaluran hobi yang sangat nyaman. Meskipun saat ini sudah ada berbagai fasilitas menonton tambahan seperti OTT yang membuat akses menonton film secara legal jadi lebih mudah, bioskop tetap sulit digantikan.
Pasalnya, pengalaman menonton di bioskop masih belum bisa digantikan. Menonton sebuah film dengan layar yang besar, kualitas suara yang menggelegar nan jernih, ditambah pencahayaan yang tertuju pada layar saat lampu bioskop dimatikan, membuat pengalaman menonton kita begitu menyenangkan. Dengan kata lain, bioskop membantu saya mendapatkan cinema experience suatu film menjadi begitu optimal.
Di Indonesia, ada beberapa pilihan perusahaan bioskop dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Buat saya pribadi, yang mungkin juga dialami orang banyak, XXI atau Cineplex 21 merupakan tempat nonton bioskop yang paling familiar dan umum karena ada di setiap tempat merajai berbagai mall di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir.
Baru kemudian beberapa perusahaan bioskop selanjutnya bermunculan memberikan beberapa keunggulan yang tidak dimiliki XXI, salah satunya adalah CGV.
Mungkin ada beberapa orang yang belum ngeh, memang apa sih bedanya masing-masing perusahaan bioskop? Toh sama-sama tempat buat nonton ini. Nah, berikut adalah beberapa hal yang menjadi pembeda bagi masing-masing bioskop, tepatnya perbedaan antara XXI dan CGV sebagai perusahaan bioskop terbesar dan terbanyak tersebar di Indonesia saat ini.
Harga dan akses
Sebenarnya, bagi sebagian orang, apalagi di kota besar, harga antara XXI dan CGV tidak begitu selisih jauh sehingga tidak menimbulkan kesan dilematis. Tapi, tentu bagi sebagian orang lagi, harga yang lebih murah, meski selisih sedikit, bisa mempengaruhi keputusan pembeli. Untuk hal ini, XXI menurut pengamatan saya terkesan lebih murah.
XXI terkesan lebih murah karena secara jumlah lebih banyak sehingga memberi berbagai alternatif kelas, tinggal mau milih yang mahal atau yang lebih murah. Sementara CGV, biasanya tidak memberi opsi tempat yang banyak karena memang jumlahnya tidak sebanyak perusahaan satunya. Tapi di tempat tersebut, CGV memiliki varian harga dengan berbagai tingkat fasilitas. Biasanya, meski memiliki studio dengan harga termurah kelas reguler, CGV masih memiliki pilihan kelas studio lain dengan harga bermacam-macam, mulai dari Velvet Class 4DX2D, hingga Gold Class di satu tempat bioskop.
Meskipun CGV memang memiliki beberapa tempat yang hanya menyediakan kelas reguler, tapi secara jumlah termasuk minoritas, itu pun di mall kecil. Sementara XXI, yang minoritas justru tempat yang memiliki varian kelas layar, seperti The Premiere dan IMAX. Kebanyakan bioskop XXI yang di mall hanya menyediakan kelas reguler. Karena banyak, jadi terkesan lebih murah, sehingga jadi lebih mudah diakses.
Fasilitas
Secara fasilitas, keduanya memiliki pesona yang berbeda. Hal pertama, seperti yang sudah dibahas, CGV memiliki varian kelas layar atau studio yang cukup banyak. Mulai dari Reguler, Sweetbox, ScreenX, 4DX, Gold Class,dan Velvet. Sementara XXI memiliki 4 jenis studio saja, yaitu Reguler, Dolby Atmos, IMAX, dan The Premiere.
Bagi orang yang nggak suka ribet seperti saya, mungkin akan lebih nyaman dengan XXI karena tidak banyak memberi pilihan di satu tempat. Kalaupun memilih, pilih berdasarkan tempat, mau yang murah apa yang mahal? Tapi, bagi yang suka eksplorasi, CGV mungkin akan jadi tempat yang menarik karena memberi berbagai pilihan di satu tempat.
Selain itu, secara design interior, XXI memiliki kesan yang mewah dan elegan, namun terkesan sederhana, formal, dan to the point karena tidak banyak memberi pilihan fasilitas tambahan, yang sekali lagi, mungkin akan lebih nyaman bagi orang yang males ribet. Sementara CGV cenderung aestetis dengan gaya retronya yang cozy dan banyaknya pilihan fasilitas. Mulai dari banyaknya pilihan tempat makan, ada tempat merchandise, ruang tunggu yang tidak monoton, dan banyak inovasi lainnya.
Pengalaman menonton
Soal fasilitas yang lebih mengarah ke teknis, yang juga akan berpengaruh pada pengalaman menonton, keduanya juga memiliki kelebihan masing-masing.
XXI menang telak dari segi kualitas audio. Dengan teknologi Dolby, sound system XXI terasa lebih rapi dan memuaskan, bahkan untuk bioskop-bioskop yang murah sekalipun. Sementara CGV di beberapa tempat masih terasa bocor suaranya. Selain itu, XXI juga menjamin soal kualitas gambar yang selalu tajam.
Bicara soal kualitas gambar dan layar, hal ini memang memberi pengaruh yang relatif. XXI memiliki pilihan IMAX yang akan memberi pengalaman menonton memuaskan secara visual. Sementara CGV menang dari segi variasi jenis studio yang begitu banyak. Bahkan, CGV memiliki studio 4DX yang setingkat di atas 3D karena memberi sensor gerakan seperti percikan air, cahaya, angin, dan aroma, sehingga memberi pengalaman menonton menjadi lebih menarik.
Pilihan film
Buat saya yang tidak begitu ambil pusing dengan berbagai tawaran fasilitas yang ada, pilihan film akan menjadi penentu pengambilan keputusan pembelian saya.
Dari segi pilihan film, CGV amat berbeda dengan XXI. Selain box office, CGV dikenal memberi ruang yang besar bagi film-film Asia dan film-film kualitas festival. Jadi, jika kalian merupakan penggemar cinema Asia, entah itu Thailand, Korea Selatan, India, hingga anime Jepang, CGV menyediakan layar bagi film-film tersebut.
Sementara XXI, selama ini memang dikenal sebagai bioskop yang memutar film-film mainstream, khususnya Hollywood.
Bedanya, khusus untuk film Indonesia, XXI justru punya layar lebih banyak, meski sering dikritik hanya memberi jatah layar kepada PH yang besar saja. Dan film Indonesia yang tayang lebih bervariasi. Meski, tetap saja, jatahnya kalah jauh ketimbang Hollywood.
Secara pribadi, saya masih memilih XXI dan merasa memang perusahaan satu ini jauh lebih unggul ketimbang CGV. Meski fasilitasnya tidak banyak, namun cinema experience yang didapat jauh lebih unggul. Pun, mudah diakses karena jumlahnya lebih banyak. Kualitas audio dan visualnya pun merata, bahkan untuk mall daerah sekali pun. Benar CGV memberikan banyak pilihan visual, tapi, kalau audionya kalah telak, yaaa sama saja sih.
Sumber gambar: Anh Phuong Nguyen via Unsplash
Penulis: Muhammad Sabilurrosyad
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Menggugat Ketiadaan Bioskop Modern di Bukittinggi