Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Sebat

Melarang Rokok Eceran dan Hobi Pemerintah Mempersulit Hidup Orang Miskin

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
31 Juli 2022
A A
Melarang Rokok Eceran dan Hobi Pemerintah Mempersulit Hidup Orang Miskin

Melarang Rokok Eceran dan Hobi Pemerintah Mempersulit Hidup Orang Miskin (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sekali lagi rokok menjadi sasaran kerja embuh pemerintah. Belum genap setahun para ahli isap ditampar dengan cukai rokok yang meroket. Sekarang, sudah muncul agenda baru untuk menambah cuka di luka para perokok. Agenda ini adalah melarang penjualan rokok batangan alias eceran.

Teorinya, rokok eceran menjadi cara bagi anak-anak untuk mengonsumsi rokok. Tentu dengan alasan ekonomi, karena anak-anak belum mampu membeli rokok bungkusan. Dengan melarang penjualan rokok eceran, anak-anak tidak bisa mengonsumsi rokok. Paling tidak itulah teori yang dipaparkan pihak BPOM sebagai pengusul.

Pemerintah menyambut positif usulan ini. Meskipun belum resmi, namun pihak Kemenko PMK sudah melakukan uji publik. Nantinya, wacana ini akan masuk dalam revisi PP No. 109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. Sebenarnya banyak poin revisi termasuk masalah rokok elektrik. Tapi jelas yang disorot adalah larangan penjualan rokok eceran.

Saya akan menyingkir dari urusan “rokok membunuhmu” dan fokus di wacana ra mashok ini. Melarang penjualan rokok eceran mirip dengan larangan menjual pertalite eceran. Intinya adalah mendorong (baca: memaksa) rakyat untuk mengonsumsi atau tidak mengonsumsi apa yang diatur pemerintah. Yah maklum, kalau tidak ngatur-ngatur nanti tidak kelihatan kerja.

Dan siapa yang terdampak? Masyarakat ekonomi bawah. Memandang rokok eceran sebagai konsumsi eksklusif anak-anak jelas tidak realistis. Masyarakat miskin juga menjadi konsumen utama rokok ini. Pengecer sendiri juga masyarakat ekonomi bawah atau menengah. Tidak mungkin anda ke supermarket lalu bilang, “Mbak, Surya 3 biji.”

Pertama yang terdampak secara ekonomi adalah pedagang asongan. Ketika sumber pendapatan mereka dihapus, apa yang akan dijajakan mereka? Saya tidak akan rela melihat pedagang asongan diangkut Satpol PP karena jual rokok eceran.

Melarang rokok eceran tidak serta merta mengatasi masalah perokok di bawah umur. Ketika anak tadi dari ekonomi menengah ke atas, beli rokok satu pack itu gampang. Selain itu, anak-anak kan juga bisa patungan. Yang ada malah perokok di bawah umur akan lebih konsumtif dengan dipaksa membeli rokok dalam kuantitas banyak.

Pelarangan rokok eceran ini juga akan menambah alasan untuk beralih ke rokok ilegal. Sistem eceran membuat rokok legal yang (dipaksa) mahal tetap dikonsumsi ahli isap bergaji UMR. Kalau eceran hilang, maka mereka akan beralih ke rokok tanpa cukai yang lebih murah. Kalau sudah begini, pemerintah hanya akan menambah masalah yang diciptakan sendiri.

Baca Juga:

QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Trotoar Jalan Slamet Riyadi: Surga bagi Kopi, Neraka bagi Pejalan Kaki

Terakhir, melarang rokok eceran akan meningkatkan gesekan antarrakyat. Para ahli isap bisa kehilangan jiwa tenggang rasa ketika rokok mereka habis. Jika dulu mereka bisa ngecer saat kepepet di tongkrongan, sekarang rokok teman yang masih utuh jadi sasaran. Dari rasan-rasan sampai adu mulut bisa terjadi akibat keputusan pemerintah.

Lagipula kenapa sih pemerintah masih doyan micromanaging? Urusan eceran ini tidak akan terjangkau tangan pemerintah. Kecuali mereka siap menambah aparat khusus pengawas jual beli rokok eceran, yang jelas membebani anggaran. Seolah pemerintah itu selevel CEO startup yang masih suka ngerecokin urusan paling sepele.

Di setiap sudut kampung pasti ada penjaja rokok eceran. Apa polisi dan Satpol PP akan melakukan razia untuk ini setiap hari? Urusan keamanan saja masih belum beres, malah ngurusi hal sepele seperti ini.

Jika wacana utama adalah mencegah perokok usia dini, melarang rokok eceran jelas offside. Padahal sudah ada hukum yang melarang jual beli rokok untuk anak di bawah umur. Ketika hukum ini saja selalu kecolongan, apa iya wacana yang lebih ruwet ini akan berhasil? Sepurane, pesimis saya tidak bisa ditutupi.

Mending pemerintah sibukkan diri untuk edukasi larangan rokok bagi anak di bawah umur. Meskipun sulit untuk berhasil, setidaknya pemerintah lebih terlihat bijak dan cerdas. Atau, beneran berupaya untuk menegakkan hukum jual beli rokok untuk anak di bawah umur, itu lebih mashok.

Daripada bikin atraksi yang ra mashok dan mengundang pagop, mbok pisan-pisan yang tepat sasaran gitu lho.

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Harga Rokok Naik: Ketika Rakyat Dianggap Beban oleh Negara

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 31 Juli 2022 oleh

Tags: cukaipedagangrakyat miskinrokok ewceranrokok ilegalsatpol pp
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Denah Pedagang Pasar Beringharjo: Lantai 1 Gedung Barat terminal mojok.co

Denah Pedagang Pasar Beringharjo: Lantai 1 Gedung Barat

23 Januari 2022
Katanya Ekonomi Stabil tapi kok Menkeu Ngegas Kenakan Tarif Cukai Minuman Berpemanis dan Asap Knalpot?

Katanya Ekonomi Stabil tapi kok Menkeu Ngegas Kenakan Tarif Cukai Minuman Berpemanis dan Asap Knalpot?

24 Februari 2020
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

14 November 2025
Kontrakan Seribu Pintu Cikarang Labirin yang Bikin Tersesat (Unsplash)

Satpol PP dan Polisi Gerebek Kontrakan Seribu Pintu Cikarang, Begitu Selesai Mendata 2.600 Pintu Langsung Pensiun

10 Februari 2024
Pengusaha UMKM Kini Makin Mudah Go National dengan Layanan Ini! Terminal Mojok.co

Pengusaha UMKM Kini Makin Mudah Go National dengan Layanan Ini!

10 Juni 2022
Trotoar Jalan Slamet Riyadi: Surga bagi Kopi, Neraka bagi Pejalan Kaki

Trotoar Jalan Slamet Riyadi: Surga bagi Kopi, Neraka bagi Pejalan Kaki

19 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.