Makin Deket Lulus Kuliah, Makin Bingung Mau Jadi Apa – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Artikel

Makin Deket Lulus Kuliah, Makin Bingung Mau Jadi Apa

Akbar Malik Adi Nugraha oleh Akbar Malik Adi Nugraha
22 Juni 2020
0
A A
lulus kuliah mau jadi apa kerja apa overthinking insomnia quarter life crisis wabah corona pandemi corona anak muda umur 20-an mojok.co

lulus kuliah mau jadi apa kerja apa overthinking insomnia quarter life crisis wabah corona pandemi corona anak muda umur 20-an mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau kuliah punya fungsi meningkatkan kualitas hidup seseorang, saya setuju. Secara intelektual, saya merasa sedikit lebih cerdas daripada sebelumnya. Saya bisa diskusi dengan banyak dosen yang sudah doktor bahkan profesor, juga mampu menulis dengan baik dan diterbitkan di Terminal Mojok.

Tapi, secara material, walau saya mengambil program studi S-1 yang nanti kalau lulus kuliah mendapat gelar sarjana, saya masih dihantui ketakutan pertanyaan “Besok mau jadi apa?”. Sering kali saya berusaha mengusir jauh-jauh perasaan itu, namun tetap saja, ia seperti teman sekaligus lawan yang selalui menemani dan menakuti.

Sebagai manusia biasa, apalagi pemuda tanggung yang katanya sedang menginjak masa quarter life crisis, saya kira wajar sekali kalau saya khawatir akan masa depan. Saya terus berpikir besok mau jadi apa, mau ngapain? Kebutuhan primer manusia memang tentang sandang, pangan, papan, kan? Wong kata Maslow aja gitu, kok, kebutuhan tingkat pertama manusia itu tentang fisiologis.

Saya sempat beberapa kali menceritakan kekhawatiran saya kepada teman-teman saya yang anak psikologi. Walau mungkin mereka merasakan kekhawatiran yang sama, mereka sedikit banyak bisa memberikan jawaban yang menenangkan. Mereka biasanya menjawab, “Wajar, kok. Pikirin dulu yang sekarang, coba untuk mindful.” Hmm, iya deh iya, kata saya.


Pernyataan bahwa apa yang saya rasakan adalah suatu kewajaran memang bisa membuat tenang beberapa saat, tapi tidak terus-menerus. Besoknya, ketika sedang merenung, lagi-lagi terpikirkan. Jadinya bingung dan pusing sendiri. Bukannya mempersiapkan diri, malah menghakimi diri sendiri dan terus berpikir tentang nasib di masa depan. Hahaha, dasar saya.

Saya sekarang masih semester empat, akan menginjak semester lima. Ketika melihat kakak tingkat di semester lima yang hendak naik ke semester enam, atau bahkan satu tingkat di atasnya, saya berpikir, “Kok mereka kayak santai-santai aja, ya?” Mereka seperti air yang tenang mengikuti aliran selokan: tenang, selow.

Setelah mengenali diri, saya tahu bahwa cara untuk mengatasi kekhawatiran saya adalah dengan mengobrol dengan orang. Saya akhirnya sering mengajak mereka kakak-kakak tingkat saya untuk membahas obrolan yang paling serius. Iya, ngobrol tentang masa depan. Rek jadi naon maneh engke? Gitu kalau versi bahasa Sunda.

Dari pengalaman mengobrol dengan mereka, sangat sedikit yang punya rencana pasti life-plan pasca-kampus. Kebanyakan mereka justru merasakan apa yang saya rasakan, yang mungkin dengan intensitas yang lebih tinggi. Jawaban mereka yang paling sering saya dengar adalah, “Sebenernya urang juga belum tahu mau ngapain sih, hahaha.”

Di satu sisi saya merasa tidak puas sih dengan jawaban itu. Tapi di sisi lain, saya juga memaklumi, bahwa ada juga yang berperasaan seperti saya menyikapi masa depan. Setidaknya saya punya teman. Dan kabar yang lebih menyenangkan adalah mereka kakak-kakak tingkat saya, hahaha.

Di saat masa pandemi seperti sekarang yang kuliah dilaksanakan secara online, saya lebih banyak waktu untuk sendiri dan merenung. Di waktu-waktu itulah kekhawatiran biasanya datang. Untungnya, saya menyiasatinya dengan chatting dengan teman atau kakak tingkat, membagikan keresahan yang saya punya. Akhirnya saya malah terhibur dan kami tertawa bersama menertawakan nasib diri sendiri dan segala kemungkinan di masa depan.

Salah satu cara menikmati masa kuliah adalah dengan cara mengkhawatirkan nasib di masa depan. Mau jadi apa; mau kerja atau lanjut studi; mau nikah atau pending dulu; kalau nikah, mau ngehidupin anak dan istri dari cara kayak gimana. Semua itu bergelayut menggantung di kepala para pemuda tanggung yang sedang menjalani masa-masa kuliah menjelang tingkat akhir dan menyambut kelulusan.

Saya jadi ingat perkataan teman saya ketika melihat kakak-kakak tingkat kami yang sedang wisudaan, “Hari ini, mereka senang sekaligus bingung. Senang karena udah lulus kuliah, bingung besok mau ngapain.” Saya mesem-mesem saja merespons perkataannya karena ikut mengamininya dalam hati. Lebih dari itu saya berpikir, besok saya pas wisuda bingung juga nggak ya, hmm.

Semoga saja kebingungan makin deket lulus kuliah makin bingung mau jadi apa benar-benar wajar. Mungkin, seorang Pak Anies Baswedan saja dulu bingung mau ngapain selepas lulus kuliah dari UGM. Seorang Mbak Najwa Shihab saja bingung mau jadi apa selepas lulus dari UI. Terlepas nasib yang berbeda dengan mereka sehingga sebenarnya tidak epel tu epel, tidak apa-apalah, mencoba menghibur diri saja.

BACA JUGA Kehidupan Setelah Lulus Kuliah yang Super Duper Mega Menyebalkan dan tulisan Akbar Malik Adi Nugraha lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 22 Juni 2020 oleh

Tags: KuliahMahasiswa
Akbar Malik Adi Nugraha

Akbar Malik Adi Nugraha

Mahasiswa Universitas Diponegoro

Artikel Lainnya

Menerka Karakter Jurusan Kuliah kalau Ia Adalah Manusia Terminal Mojok.co

Menerka Karakter Jurusan Kuliah kalau Ia Adalah Manusia

17 Mei 2022
Ada yang Salah dengan Anggapan Lulus SMA Harus Kuliah, Lalu Kerja

Ada yang Salah dengan Anggapan Lulus SMA Harus Kuliah atau Kerja

6 Mei 2022
5 Alasan IPK Mahasiswa Pascasarjana Itu Biasanya Tinggi Terminal Mojok.co

5 Alasan IPK Mahasiswa Pascasarjana Itu Seringnya Tinggi Banget

19 April 2022
Menghitung Biaya Kuliah Jerome Polin Selama Kuliah di Jepang

Menghitung Biaya Kuliah Jerome Polin Selama Kuliah di Jepang

16 April 2022
Pasar Buku Wilis, Surga Buku Murah Mahasiswa Malang Terminal Mojok

Pasar Buku Wilis, Surga Buku Murah Mahasiswa Malang

29 Maret 2022
44 Istilah Dunia Perkuliahan yang Wajib Diketahui Mahasiswa Baru Terminal mojok

44 Istilah Dunia Perkuliahan yang Wajib Diketahui Mahasiswa Baru

12 Maret 2022
Pos Selanjutnya
Saya Punya Alasan untuk Tidak Perhitungan Follow IG Orang terminal mojok.co

Tips Mengendorse Influencer di Instagram

Terpopuler Sepekan

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

6 Mei 2022
3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

14 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022
Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini Terminal Mojok.co

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

16 Mei 2022
Fitur Canggih pada Mobil yang Sebenarnya Nirfaedah Terminal Mojok

Fitur Canggih pada Mobil yang Nirfaedah

14 Mei 2022
Kol Goreng, Lalapan Nikmat yang Mengandung Bahaya

Kol Goreng, Lalapan Nikmat yang Mengandung Bahaya

5 Mei 2022
Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

11 Mei 2022

Dari MOJOK

  • Dubes Palestina: Perjuangan Melawan Israel Dilanjutkan Anak-anak Muda
    by Arif Hernawan on 17 Mei 2022
  • Piala Dunia, Ketakutan Romo Sindhu di Usianya yang ke-70
    by Yvesta Ayu on 17 Mei 2022
  • D.N. Aidit dalam Semesta Literasi dan Indonesia Kini
    by Redaksi Mojok on 16 Mei 2022
  • Di Balik Kemudi Bus Eka ‘Belahan Jiwa’, Teman Para Pejuang Rupiah
    by Deddy Perdana Bakti on 16 Mei 2022
  • Higgs Domino dan Parlay Bola Memang Seksi, Membuatku Berani Bilang Persetan kepada Trading, Kripto, dan NFT
    by Thariq Munthaha on 16 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=H_-ObSbVslU

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In