Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Makan Nasi Pakai Sumpit Ternyata Ribet, Tidak Seromantis di Anime

Giovanni Ramadhani oleh Giovanni Ramadhani
4 Desember 2020
A A
Diajarin Makan Pakai Sumpit Sama Papa Shinchan terminal mojok.co

Diajarin Makan Pakai Sumpit Sama Papa Shinchan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Saya orang yang jarang komplain soal makanan. Satu-satunya makanan yang saya nggak suka adalah mie campur nasi––saya masih nggak habis thinking ada yang makan makanan itu. Tapi, soal makan nasi pakai sumpit, hmmm, biar saya jelaskan.

Dari kecil, saya ditanami prinsip kalo makan nggak boleh ada sisa nasi sebutir pun, nanti Dewi Padi nangis. Maklum, ekonomi keluarga saya masih nggak stabil waktu itu, jadi nasi jelas tak boleh mubazir. Dan prinsip itu saya pegang sampai sekarang. Dalam kurun waktu beberapa tahun ini, saya nggak pernah lagi bikin nangis Dewi Padi. Sampai hari makan nasi pakai sumpit itu datang.

Waktu itu, ada saudara saya datang ke rumah. Sampai sekarang, sebetulnya, saya kurang tau hubungan kekeluargaannya dengan keluarga ibu saya itu apa. Saya nggak hafal pohon keluarga saya, yang jelas nenek moyang saya petani, bukan pelaut.

Beliau datang membawa kantong plastik berisi oleh-oleh. Beliau memang sering kali membawa oleh-oleh “borjuis”, jadi saya nggak kaget melihat dua kotak berisi makanan aneh tergeletak di sana. Setelah beliau pergi, saya dan adik membongkar kedua kotak makanan aneh itu. Ternyata makanan Jepang yang sering saya lihat di anime-anime. Adik terlebih dahulu makan, sementara saya baru melahapnya saat malam.

Ketika saya buka kotak itu, isi lauknya aneh-aneh. Ada daging tumis berwarna gelap, wortel tipis-tipis dengan mayonaise tidak-terlalu-putih, daging ayam bertepung roti yang dipotong, dan beberapa gorengan berisi kehampaan, kirain tempe goreng, ternyata isinya bayam. Perut saya toleran terhadap makanan apa pun. Barat atau timur tak masalah, asalkan lapar. Jadi saya nggak mikir aneh-aneh.

Yang bikin saya tertarik ialah kehadiran dua sumpit menempel di sana. Saya sih nggak asing banget sama sumpit. Selain dari anime, saya juga sering makan mi ayam pakai sumpit. Tapi, kalau makan nasi pakai sumpit, ini pertama kalinya.

Tanpa basa-basi, saya langsung tancap gas menyantap makanan mahal itu. Tapi hambatan selalu ada, baik saat hidup maupun makan. Cobaan menghampiri saya ketika nasi yang coba saya jepit pakai sumpit ternyata mental dan jatuh ke tanah. Segera saya ambil lagi, dengan tangan, tentu saja. Belum lima menit.

Kemudian saya mencoba mencicipi daging berwarna gelap itu. Relatif mudah dijepit, tapi masalahnya terletak di bagian krusial: sumpit nggak bisa motong. Ketika saya gigit dan coba jepit supaya jatuh baik-baik, daging itu malah melenceng lalu jatuh begitu saja ke lantai. Yang ini saya buang.

Baca Juga:

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Semua lauknya tak ada masalah setelah itu. Masalah terbesarnya terletak di nasi. Saya coba jepit nasi putih itu pakai sumpit, perasaan di anime kok ya gampang banget, ini susahnya minta ampun. Berkali-kali saya coba angkat, masih tak berhasil. Butuh pelatihan sekitar lima menit lebih untuk sekadar memasukkan nasi ke mulut, itu pun harus bungkuk-bungkuk sampai bawah.

Yang bikin saya kesal, nasinya sering kali jatuh ke mana-mana, jadinya belepotan. Harusnya sih, kalo di anime, nasinya ngebulet gitu kek bola salju. Lah ini susah bener.

Walau kenyang, makan malam itu merupakan bencana. Butir-butir nasi berceceran. Walau lauknya habis tak bersisa. Cara makan saya pakai sumpit yang jadi masalahnya. Kayaknya, saya memang hanya berbakat makan dengan cara Indonesia. Kalau nggak pakai sendok ya pakai tangan aja langsung, efektif, mudah, gampang, dan kenyang.

Ketika membuang bungkusan kotak dan mencuci tangan saya merenung. Rasa bersalah menggerogoti. Sebagai lelaki, merupakan aib membuat wanita menangis, apalagi kalo ia dewi. Maaf telah membuat engkau menangis, Dewi Padi.

BACA JUGA Makan Mie Ayam Itu Harus Pakai Sumpit. Titik! dan tulisan Nasrulloh Alif Suherman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 2 Desember 2020 oleh

Tags: Kulinermakan nasi
Giovanni Ramadhani

Giovanni Ramadhani

Peracau Yang Hobi Berkicau.

ArtikelTerkait

Pengalaman Table Manner dan Alasan Restoran Mahal Porsinya Sedikit terminal mojok.co

Menyaksikan Liciknya Restoran All You Can Eat, Licin Macam Politisi

22 Oktober 2020
Bagi Orang Madiun, Pecel Tumpang Adalah Inovasi yang Sesat terminal mojok.co

Hilangnya Cita Rasa Pecel Madiun yang Tergerus Penjajah

26 Maret 2021
Memangnya Salah kalau Warga Kabupaten Tuban Kaya Mendadak dan Beli Mobil? terminal mojok.co

Level Sombong Ultimate: Nggak Mau Turun Mobil Pas Beli Roti Bakar

26 Oktober 2020
Es Teh Poci

Es Teh Poci: Teh Kemasan Murah yang Jelas Nggak Murahan

16 November 2021
Semahal dan Sekeren Apa pun Air Mineral Kemasan, Juaranya Tetap Air Gentong terminal mojok.co

Semahal dan Sekeren Apa pun Air Mineral Kemasan, Juaranya Tetap Air Gentong

6 Oktober 2020
Bertahun-tahun Merantau di Kediri Bikin Saya Sadar, Nggak Semua Orang Cocok Hidup di Daerah Ini Mojok.co surabaya

Bagi Mahasiswa Asal Surabaya yang Merantau ke Kediri, Catat 3 Hal Ini agar Kalian Tidak Menderita Selama (Setidaknya) 4 Tahun di Kota Ini

16 September 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.