Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Logika Pemerintah 4.0: Bikin Aplikasi Banyak, tapi Nggak Terawat

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
28 Juni 2022
A A
Logika Pemerintah 4.0: Bikin Aplikasi Banyak, tapi Nggak Terawat

Logika Pemerintah 4.0: Bikin Aplikasi Banyak, tapi Nggak Terawat (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Aplikasi pemerintah begitu banyak, tapi tak terawat. Nggak dirawat atau nggak tau kalau harus dirawat?

Betapa bersyukurnya kita sebagai rakyat Indonesia. Meskipun terjebak pertumbuhan ekonomi lambat, kasus korupsi meroket, kesenjangan sosial melebar, hukum yang tumpul, kearifan lokal terkikis, dan pandemi yang terus menggila. Tapi dari semua kekacauan yang jelas bukan salah pemerintah, para pemangku jabatan terus bertumbuh menuju peradaban modern dan digital. Dan membawa urusan pemerintah ke setiap gawai masyarakat.

Pada 2010, belum banyak yang bisa dilakukan orang dengan gawainya. Paling banter ya berkomunikasi dan selfie dari atas sambil memanyunkan bibir. Siapa yang menyangka setiap hajat hidup bisa dipenuhi melalui gawai di dekade berikutnya? Dari beli makanan sampai menyerahkan diri pada lintah darat bisa dengan gawai.

Pemerintah pun ikut ambil bagian dalam evolusi peradaban ini. Kini setiap kepentingan yang melibatkan pemerintah mulai bisa diakses dengan gawai. Baik on web atau dengan aplikasi pemerintah. Meskipun, masih ada syarat fotocopy E-KTP menjadi syarat di lapangan.

Dari urusan bansos sampai kematian bisa diselesaikan melalui aplikasi pemerintah. Membayar pajak juga bisa dilakukan dari rumah. Yang terbaru, ada wacana untuk membeli BBM dan minyak goreng dengan aplikasi. Pokoknya semua serba digital. Saya yakin, Budiman Sudjatmiko tengah mabuk euforia merasa opini tentang revolusi 4.0 dan bukit algoritma makin relevan.

Apresiasi tentu kita berikan. Meskipun pelan, tapi masuknya urusan kenegaraan dalam dunia digital makin pasti. Tapi, ada yang terlewat: kualitas produk. Baik saat rilis maupun pemeliharaannya sepanjang waktu

Sering kali aplikasi rilisan pemerintah bermasalah dalam penggunaan. Dari lemot sampai sulit dipahami. Contohnya aplikasi PeduliLindungi yang sempat susah digunakan itu. Terlepas dari edukasi dan pembiasaan masyarakat, kemudahan untuk penggunaan aplikasi pemerintah masih jadi masalah. Mau rakyatnya melek teknologi macam apa pun, kalau upload scan E-KTP saja sering gagal mau gimana?

Alur pembuatan dan pemeliharaan aplikasi pemerintah yang jadi pertanyaan. Apakah aplikasi yang dirilis ini berdasarkan kebutuhan dan karakter masyarakat Indonesia? Atau hanya sekedar pesan ke vendor lalu terima jadi? Dan lebih dari itu, apakah dari pihak pemerintah telah siap untuk menjadikan produk digital sebagai ujung tombak pelayanan ke masyarakat?

Baca Juga:

5 Alasan Pesan Makan Online Masih Lebih Logis daripada Beli Langsung di Warung meski Zaman Promo Sudah Berlalu

Kasta Aplikasi Booking Hotel Terbaik, dari yang Paling Mudah Digunakan hingga Menawarkan Harga Paling Murah

Saya sih kadang pesimis perkara kesiapan pemerintah. Toh setiap pendaftaran CPNS, tidak ada lowongan untuk UI/UX, Quality Assurance, Web Developer, dan sejenisnya. Minimal untuk merawat produk digital pemerintah dulu kalau mau develop sendiri masih susah.

Jangan-jangan, kalian nggak tahu kalau aplikasi itu kudu dirawat. Kalau iya, remuk bakule rambak.

Ada gap di sini. Memiliki produk digital di kepemerintahan masih dianggap topping saja. Hanya pemanis yang membuat pelayanan amburadul mereka terlihat indah. Apakah pemerintah telah memandang serius peran dunia digital dalam kepemerintahan? Ini tidak hanya bicara pemerintah pusat, namun juga setiap dinas serta pemerintah daerah. Toh mereka suka merilis aplikasi sendiri-sendiri.

Kalau logikanya masih memandang aplikasi sebagai pemanis saja, ya maklum kalau tidak digarap dengan serius. Kan yang penting punya aplikasi sehingga ada serapan anggaran. Tapi, kalau memandang aplikasi sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat, yo jangan nanggung seperti sekarang.

Padahal untuk urusan pemerintah perlu sebisa mungkin terlepas dari pihak ketiga. Jika tidak punya tim in-house, ya berarti urusan digital semua diserahkan ke vendor. Padahal data yang diurus itu bukan data eceran lho. Kepentingannya juga untuk orang banyak. Masak rela urusan kepemerintahan malah dipegang pihak swasta? Ini bukan sesederhana minta dibuatkan akun media sosial oleh penjaga warnet lho pak, bu!

Padahal waktu terus berjalan, dan akan lebih banyak urusan pemerintah yang memerlukan produk digital. Kalau pemerintah belum melek urusan digital, ya apa bedanya dengan era serba fotocopy yang selama ini terjadi? Apa salahnya merangkul masyarakat yang paham urusan digital ke dalam pemerintahan? Jangan cuma merangkul simpatisan atau influencer yang bisanya main media sosial saja.

Masyarakat tidak perlu aplikasi yang kompleks seperti marketplace. Yang penting stabil dan mudah digunakan. Karena masyarakat lebih butuh kemudahan mengurus berkas daripada seabrek aplikasi pemerintah yang enak dipandang tapi lemot dan tidak stabil.

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Beli Pertalite Pakai Aplikasi: Kalau Bisa Dibikin Ribet, Kenapa Tidak?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 Juni 2022 oleh

Tags: 4.0aplikasipemnerintahperawatan
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

5 Aplikasi Baca Buku Digital, Murah dan Legal Terminal Mojok

5 Aplikasi Baca Buku Digital yang Murah dan Legal

6 Juli 2022
grammar yang baik code switching skor toefl 550 aplikasi belajar bahasa inggris grammar toefl bahasa inggris cara belajar bahasa inggris mojok.co

Cake, Aplikasi Belajar Bahasa Inggris Saingan Berat Duolingo

11 Januari 2021
Shopee Lite: Minim Fitur, Nggak Pakai Lemot di HP

Shopee Lite: Minim Fitur, Nggak Pakai Lemot di HP

16 Mei 2023
4 Hal yang Biasa Dilakukan Penjual Mobil Bekas Sebelum Jual Mobil Dagangannya terminal mojok.co

4 Hal yang Dilakukan Penjual Mobil Bekas Sebelum Jual Mobil Dagangannya

23 September 2021
mempercantik diri

Maaf, Bukan Kamu Alasan Saya Memantaskan dan Mempercantik Diri

6 Juli 2019
4 Kesulitan Mendesain di Canva, Aplikasi Desain yang Sering Diremehkan Tinggal Tempel

4 Kesulitan Mendesain di Canva, Aplikasi Desain yang Sering Diremehkan Tinggal Tempel

24 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.