Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Level Pedas Orang Indonesia Memang Tingkat Dewa, Bahkan Naga pun Belajar Mengeluarkan Api dari Orang Indonesia

Dyan Arfiana Ayu Puspita oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
9 Agustus 2024
A A
Level Pedas Orang Indonesia Memang Tingkat Dewa, Bahkan Naga pun Belajar Mengeluarkan Api dari Orang Indonesia

Level Pedas Orang Indonesia Memang Tingkat Dewa, Bahkan Naga pun Belajar Mengeluarkan Api dari Orang Indonesia

Share on FacebookShare on Twitter

Level pedas orang Indonesia memang tingkat dewa. Tapi, tetap saja ada lawannya

Gyumon Ramen, sebuah restoran ramen di Jepang viral gara-gara ada netijen yang meng-up di X menu di restoran tersebut. Bukan, ini bukan perkara harga ramennya yang ngajak gelut. Harga ramen di Gyumon Ramen standar saja sebenarnya untuk ukuran orang Jepang. Yang jadi sumber permasalahan adalah level menu spicy ramen di restoran tersebut dibuat berdasarkan negara.

Tertera, ada 10 level pedas yang bisa pembeli pilih. Masing-masing level digambarkan dengan jumlah api sesuai levelnya beserta bendera negara. Contoh, pada level 1, digambarkan ada 1 kobaran api dan bendera Jepang disampingnya. Dugaan saya, adanya bendera negara ini untuk memudahkan pembeli mancanegara untuk mengidentifikasi level kepedasan yang bisa mereka tolerir.

Nah, kalian tahu negara apa yang menduduki level paling puncak alias level 10? Yaktul. Tiada lain tiada bukan, tahta level kepedasan tertinggi di Gyumon Ramen dipegang oleh negara kita tercinta, Indonesia. Bahkan, ada peringatan ‘Danger Zone’ dan ‘Warning’, lengkap dengan gambar tengkorak untuk menggambarkan betapa nggak ngotaknya level pedas orang Indonesia ini.

Orang Indonesia dan kegilaannya dengan rasa pedas

Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa daerah yang terkenal dengan makanan pedasnya, seperti Sumatra Barat, Jawa Barat, dan Manado. Menurut survei Licorice, 93,6% masyarakat Indonesia menyukai makanan pedas, sedangkan 6,4% sisanya tidak terlalu suka. Pantas saja jika makanan pedas dapat dengan mudah kita temui dan selalu ramai. Lha wong permintaannya pasarnya tinggi.

Saking cintanya dengan rasa pedas, banyak orang Indonesia—termasuk saya, yang merasa kurang kalau makan tidak ada pedas-pedasnya. Pedasnya pun bukan pedas sekadar huh-hah saja. Definisi pedas orang Indonesia itu harus yang bikin mandi keringet, bibir jontor, mata merah, nangis, ingusan, kepala gatel hingga mencret di keesokan harinya. Kalau sebatas huh-hah sih dibilang pedes sedeng doang. Sampai-sampai, ada netijen yang berkelakar bahwa naga belajar ngeluarin api dari mulut orang Indonesia. Saking apa? Saking tingginya level pedas orang Indonesia.

Perbandingan level pedas di berbagai negara

Mari kita bandingkan level pedas orang Indonesia dengan negara lain. Seorang netijen pernah membagikan pengalaman kulinernya saat ke Korea. Kala itu, dia makan BBQ Korean Grill sambil makan cabe mentah yang segede gaban. Harapannya, dia bisa mendapatkan rasa pedas yang dia cari. Namun, siapa sangka, si cabe ternyata terasa manis di lidahnya.

“Makanan di sana baik gochujang ataupun gochugaru hanya menang merah doang. Begitupun saat beli kimchi varian pedas. Kagak ada pedas-pedasnya.” Begitu tulis netijen di X.

Baca Juga:

Menonton Drama Korea Reply 1988 yang Legendaris setelah 10 Tahun Rilis

Drama Korea Typhoon Family, Membahas yang Terlewat dalam Debat Perintis vs Pewaris di Media Sosial

Bukan hanya di Korea. Ada pula pengalaman lain netijen saat makan di daerah Kanazawa, Jepang. Katanya, Tikka Masala Super Spicy level 5 yang dia pesan, ternyata pedasnya hanya setara dengan pedas sedang di Indonesia. Duh, orang Jepang bakalan pesan level berapa nih kalau mampir ke Mie Gacoan? Mentok di level 1 kali, ya~

Indonesia bukan negeri dengan rasa makanan terpedas di dunia

Meski, katakanlah, level pedas Indonesia di atas Korea dan Jepang, Indonesia bukanlah negera dengan rasa makanan yang terpedas di dunia. Berdasarkan penelusuran, ada negara-negara lain yang level pedasnya ada di atas Indonesia. Contohnya, Meksiko. Negara yang terletak di Benua Amerika Utara ini terkenal dengan cabai Jalapeno, Habanero, dan Carolina Reaper. Carolina Reaper sendiri merupakan cabai terpedas nomer 3 di dunia. Tingkat kepedasan Carolina reaper yaitu 1.600.000—2.200.000 SHU.

FYI, SHU atau Scoville Heat Unit adalah ukuran tingkat kepedasan cabai yang diperkenalkan oleh Wilbur Scoville. Skala SHU menunjukkan jumlah capsaicin, zat penghasil rasa pedas yang terkandung pada sebuah cabai. Sebagai perbandingan, cabai rawit yang biasa dikonsumsi di Indonesia memiliki tingkat kepedasan 100.000—225.000 SHU. Dengan kata lain, Carolina Reaper 16-22 kali lebih pedas dibanding cabai di Indonesia. Ngeri~

Thailand dan India juga terkenal dengan makanan yang pedas

Nah, selain Meksiko ada pula negera lain yang tercatat sebagai negera dengan level pedas yang tinggi. Mereka yaitu Thailand, India dan Ethiopia.

Di Thailand, ada cabai rawit Thailand (Prik Kee Nu) yang terkenal dengan rasa pedasnya yang tajam dan panas. Sedangkan di India, ada cabai Bhut jolokia (Ghost Pepper) yang berasal dari India Utara yang  terkenal sebagai salah satu cabai terpanas di dunia. Sementara itu di Ethiopia, ada berbere yang merupakan campuran rempah-rempah khas Ethiopia. Berbere ini mengandung cabai kering yang memberikan rasa pedas yang kuat dan aromatik.

Perkara kenapa bendera Meksiko, Thailand dan India tidak muncul di buku menu Gyumon Ramen, kenapa hanya ada bendera Jepang, Singapura, Malaysia dan Korea Selatan saja, mungkin, faktor intensitas kunjungan jadi pertimbangan utama. Bisa jadi, jumlah turis dari negara yang benderanya tercantum di buku menu lebih banyak daripada turis dari negara yang benderanya tidak tercantum di buku menu. Sehingga, pencantuman bendera negara tersebut akan membuat turis asing mudah untuk memilih level kepedasan sesuai dengan negara asal mereka.

Tapi, itu kan hanya dugaan saya saja. Kalau kalian penasaran dengan alasan sesungguhnya, gampang, belikan saya tiket PP ke Jepang, nanti saya tanyakan langsung soal itu ke owner Gyumon Ramen. 

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Alasan Makan Makanan Pedas Saat Kencan Pertama Nggak Dianjurkan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 Agustus 2024 oleh

Tags: Indonesiajepangkoreamakanan pedasSHU
Dyan Arfiana Ayu Puspita

Dyan Arfiana Ayu Puspita

Alumnus Universitas Terbuka yang bekerja sebagai guru SMK di Tegal. Menulis, teater, dan public speaking adalah dunianya.

ArtikelTerkait

Isu Pernikahan yang Jadi Masalah Negara Jepang Terminal Mojok

Isu Pernikahan yang Jadi Masalah Negara Jepang

15 Mei 2022
5 Profesi buat Uzumaki Naruto kalau Pensiun Dini Jadi Hokage terminal mojok.co

Naruto Adalah Tontonan Berguna untuk Memahami Perilaku Pejabat Indonesia

1 Mei 2020

Film Nussa: Langkah Memanusiakan Nussa yang Tepat

20 Oktober 2021
Suka Duka Jadi Kenshuusei di Jepang Terminal Mojok

Suka Duka Jadi Kenshuusei di Jepang

22 Januari 2022
5 Kesalahan yang Sering Tidak Disadari Turis Asing ketika Liburan ke Jepang Mojok.co

5 Kesalahan yang Sering Tidak Disadari Turis Asing ketika Liburan ke Jepang

19 Februari 2025
Tak Perlu Sembunyikan Identitas Sebagai Seorang Wibu, tapi Tak Perlu Juga Dipamerkan!

Tak Perlu Sembunyikan Identitas Sebagai Seorang Wibu, tapi Tak Perlu Juga Dipamerkan!

27 Februari 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.