Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Kuliah S2 Jadi Asyik dan Nggak Menyeramkan asalkan Tiga Syarat Ini Terpenuhi

Arief Rahman Nur Fadhilah oleh Arief Rahman Nur Fadhilah
11 Oktober 2024
A A
Kuliah S2 Jadi Asyik dan Nggak Menyeramkan Asalkan Tiga Syarat Ini Terpenuhi

Kuliah S2 Jadi Asyik dan Nggak Menyeramkan Asalkan Tiga Syarat Ini Terpenuhi (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Banyak sekali mahasiswa S1 yang mempertimbangkan segera lanjut kuliah S2 setelah lulus. Teman-teman saya sendiri ketika masih menjadi mahasiswa juga banyak yang berkata demikian. Sayangnya, hanya sedikit yang merealisasikan mimpi ini. Pertimbangannya beragam. Mulai dari biaya studi lanjut yang belum tersedia, bingung memilih jurusan yang linear atau tidak dengan studi S1, dan bahkan karena belum diizinkan kuliah lagi oleh orang tua.

Akan tetapi dari sekian banyak alasan yang pernah saya dengar, ada satu yang paling sering bikin kena mental duluan. Konon katanya, kuliah S2 sangat susah dan tidak menyenangkan. Dipenuhi tugas-tugas tidak manusiawi dan pembelajaran yang membosankan. Sampai-sampai katanya lazim apabila mahasiswa drop out di tengah jalan.

Menurut pengalaman saya, sebenarnya klaim tadi tidak sepenuhnya benar. Memang tuntutan akademiknya kadang di luar nalar, saya akui itu. Tetapi setidaknya ada tiga syarat yang dapat membuat kuliah S2 lebih asyik dan tidak semengerikan yang dibayangkan. 

#1 Satu kelas didominasi oleh mahasiswa yang sudah pernah bekerja

Di sini saya tidak sedang mendiskreditkan para fresh graduate yang langsung lanjut kuliah. Tidak juga menganjurkan semua mahasiswa S1 untuk memilih bekerja terlebih dahulu. Semuanya punya keputusan dan pertimbangannya masing-masing. Hanya saja, terlihat perbedaannya antara fresh graduate dan mereka kuliah setelah punya pengalaman kerja.

Mereka yang pernah bekerja pasti melalui berbagai macam lika-liku dan dinamika kerja yang cukup beragam. Melanjutkan studi menjadi pilihan menarik bagi mereka karena ada tuntutan untuk meningkatkan keilmuan guna menunjang karir. Akibatnya, banyak sekali teori-teori yang diajarkan di kelas mampu mereka kaitkan dengan situasi di dunia nyata.

Ketika mereka aktif di kelas dan menceritakan perspektif dari pengalaman mereka terhadap suatu materi, mahasiswa lain yang mendengarkan bisa membayangkan aplikasinya di dunia nyata. Teori yang diajarkan pun menjadi lebih mudah untuk dicerna.

Bila jumlah mahasiswa yang pernah bekerja lebih dominan, maka akan semakin mudah dan seru proses perkuliahan di kelas. Bagi dosen, mereka jadi punya kawan diskusi selama mengajar. Dosen bisa tinggal melempar beberapa materi atau konsep yang sulit dipahami. Nantinya mereka dapat menerjemahkannya menjadi bahasa yang lebih mudah. Sedangkan bagi mahasiswa, setidaknya tidak perlu repot-repot berselancar di Chat GPT setiap beberapa menit akibat tidak paham dengan apa yang dosen jelaskan di kelas. 

#2 Perbedaan usia mahasiswa yang kuliah S2 tidak jadi soal asalkan tetap berjiwa muda

Usia mahasiswa yang menempuh kuliah S2 jauh lebih beragam bila dibandingkan dengan jenjang sebelumnya. Perbedaan usia mahasiswa termuda dan tertua dapat terpaut belasan hingga puluhan tahun. Hal ini bisa menyebabkan kesenjangan antar mahasiswa akibat perbedaan cara pandang. Golongan mahasiswa yang lebih tua memandang generasinya lebih bijak, sedangkan golongan muda memandang generasinya paling paham dengan tantangan di era modern. 

Baca Juga:

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Apabila semuanya masih punya semangat dan jiwa muda yang sama, kesenjangan tadi tidak akan terjadi. Hubungan antar mahasiswa justru malah menjadi semakin erat. Semuanya sama-sama punya keinginan yang sama untuk mencari teman sebanyak-banyaknya.

Akibatnya, interaksi antar mahasiswa menjadi semakin kaya karena masing-masing dapat saling membagikan sudut pandang baru dalam memahami suatu materi. Diskusi di luar perkuliahan juga menjadi seru karena bisa saling belajar bagaimana cara pandang generasi yang berbeda terhadap suatu masalah.

#3 Ruang kelas dihuni mahasiswa kepo adalah suatu keuntungan

Semakin bertambah usia seseorang, semakin rendah juga rasa ingin tahunya. Keinginan untuk mempertanyakan suatu hal agar mendapatkan pemahaman yang utuh hampir tidak ada. Kita bisa bandingkan semangat bertanya siswa kelas satu SD dengan mahasiswa S1.

Siswa SD lebih berani bertanya dan “berisik” di kelas ketika ada penjelasan guru yang sulit dipahami. Berbeda dengan mahasiswa, bertanya di kelas dianggap sebagai tanda kebodohan karena lambat memahami penjelasan dosen. Mereka menganggap lebih baik diam daripada seisi kelas menganggapnya bodoh. Alhasil, kelas menjadi terasa mencekam dan atmosfer belajar terasa mengerikan. 

Lain ceritanya kalau dalam satu kelas di kuliah S2 kebanyakan dihuni mahasiswa tukang kepo. Sedikit saja dosen menerangkan dapat memicu rasa ingin tahu yang tinggi. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan dapat diubah menjadi serangkaian topik diskusi seru. Seluruh mahasiswa yang terlibat dalam diskusi ini saling bertukar pikiran. Menambah wawasan, memberikan sudut pandang baru, hingga saling adu argumen ketika diskusinya berjalan seru. Maka dari itu, syarat terakhir ini menjadi yang paling penting di antara semuanya. 

Pokoknya, kuliah S2 tidak semengerikan yang dibayangkan. Syarat-syarat di atas dapat membuat perkuliahan lebih seru dan terasa asyik bila semuanya terpenuhi. Buat kalian yang sekarang sedang menempuh pendidikan S2 dan merasa kuliahnya terasa mengerikan, coba perhatikan lagi. Jangan-jangan ketiga syarat di atas tidak muncul di tempat kuliah kalian.

Penulis: Arief Rahman Nur Fadhilah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Tipe Orang yang Sebaiknya Nggak Usah Kuliah S2, Cuma Buang-buang Waktu dan Duit.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 Oktober 2024 oleh

Tags: Kuliahkuliah s2S2
Arief Rahman Nur Fadhilah

Arief Rahman Nur Fadhilah

Sedang menempuh S2 Psikologi Unair sembari merantau di Medan. Penikmat sunyi yang diam-diam takut ditinggal sendiri

ArtikelTerkait

Menjadi Ambis atau Tidak Ambis dalam Pusaran Kehidupan Mahasiswa

Menjadi Ambis atau Tidak Ambis dalam Pusaran Kehidupan Mahasiswa

20 November 2019
Membaca Salah Satu Buku yang Dibaca Suga BTS, 'Reinventing Your Life' terminal mojok.co

Mahasiswa saat Membeli Buku: Tipe Mereka Berdasarkan Jenjang Semester

28 April 2020
4 Salah Kaprah tentang Jurusan Ilmu Politik yang Sudah Terlanjur Dipercaya Mojok.co

4 Salah Kaprah tentang Jurusan Ilmu Politik yang Sudah Terlanjur Dipercaya

13 November 2025
Saya Justru Menyesal Tidak Jadi Kuliah di Jogja pariwisata jogja caleg jogja

Saya Justru Menyesal Tidak Jadi Kuliah di Jogja

16 Februari 2023
5 Hal yang Lumrah di UNS, tapi Nggak Wajar di Kampus Lain Mojok.co

5 Hal yang Lumrah di UNS, tapi Nggak Wajar di Kampus Lain

3 September 2025
Kuliah Sekarang: Bayarnya ke Kampus, tapi Terpaksa Cari Ilmu di Warung Kopi

Kuliah Sekarang: Bayarnya ke Kampus, tapi Terpaksa Cari Ilmu di Warung Kopi

17 Februari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.