Selama manusia masih ada, ilmu psikologi tidak akan pernah mati. Saya lupa siapa yang pernah bilang itu. Pokoknya kalimat itu nyata adanya. Manusia adalah objek yang paling sering diulik dalam dunia psikologi selain lingkungan dan bermacam objek lainnya. Selama manusia terus berkembang biak hingga akhir zaman, ilmu psikologi selalu punya tempat tersendiri di setiap zaman.
Psikologi sejauh yang saya pelajari di mata kuliah psikologi umum adalah ilmu jiwa atau sederhananya adalah ilmu yang mempelajari manusia mulai dari pikiran, otak, dan perilaku. Tentunya jika ingin mengulik lebih dalam soal apa itu psikologi, saya yakin di internet sudah banyak sekali. Jadi sepertinya saya tidak perlu menjelaskan lebih jauh soal psikologi itu apa atau teori Abraham Maslow soal hierarki kebutuhan itu apa.
Saya yakin Google lebih pintar dari saya yang mahasiswa semester akhir ini. Soalnya dalam proses meraih gelar S.Psi saya yang saat ini sedang dalam proses, saya hampir selalu konsultansi sama Google. So, mari kita loncat ke bahasan selanjutnya saja.
Bahasan saya kali ini akan lebih mengarah ke bagaimana sih dunia perkuliahan anak-anak psikologi itu? Bagaimana sih rasanya jadi anak psikologi itu? Di luar sana, saya masih mendengar sayup-sayup suara yang mengatakan kalau kuliah di jurusan psikologi itu susah. Tapi ada juga yang mengatakan kalau kuliah di jurusan psikologi itu sangat menyenangkan. Nah, jadi yang mana nih yang betul?
Maka dari itu, di sini saya akan memberi tahu fakta sebenarnya. Dengar, kuliah di psikologi itu enak banget. Enaknya nggak ketulungan. Kalau dikasih rentang skor dari satu sampai sepuluh, skornya sepuluh, saking enak dan menyenangkannya kuliah di jurusan psikologi. Jangan dengarkan mereka yang berkicau soal kuliah di jurusan psikologi itu susahnya minta ampun. Orang enak kok kuliah di jurusan psikologi.
Nggak percaya? Nih alasannya.
Mengapa kuliah jurusan psikologi itu enak #1 Banyak praktik yang harus ketemu dengan anak-anak, lansia, dewasa, dan remaja
Namanya juga kuliah di psikologi. Nggak bakal afdol kalau cuma nelan teori psikoanalisisnya Sigmund Freud. Kuliah di jurusan psikologi itu kita dituntut untuk menjadi seseorang yang nggak cuma khatam teori, tapi juga harus jago praktik. Makanya hal yang sangat menyenangkannya adalah ketika harus disuruh nyari subjek entah itu anak-anak, dewasa, hingga lansia. Pokoknya subjek harus dapat.
Dalam proses praktik, biasanya mahasiswa psikologi disuruh memberikan konseling atau asesmen terhadap subjek mereka masing-masing. Tentu dengan batasan-batasan loh, ya. Setelah selesai proses asesmen, konseling, dan praktik-praktik lainnya, semua itu harus dibikin laporan yang rinci terkait apa yang ditemukan oleh mahasiswa terhadap subjek. Menyenangkan bukan?
Semua hal tersebut bisa bikin mata harus tahan begadang buat menyelesaikan verbatim yang harus disertakan. Membuat tenaga harus prima karena harus nyari subjek yang benar-benar mau dan bersedia menjadi subjek kita. Aaah, menyenangkan sekali.
Mengapa kuliah jurusan psikologi itu enak #2 Ilmu Psikologi itu kaya agama. Mazhabnya macam-macam. Jadi kita harus banyak-banyak membaca supaya nggak salah teori dalam memecahkan masalah
Saya ingat betul ketika saya UAS psikologi kepribadian. Waktu itu UAS-nya berbentuk kasus. Jadi kasus tersebut harus dianalisis menggunakan teori apa dan harus diselesaikan menggunakan intervensi apa. Berhubung waktu itu saya kebetulan nggak paham banyak teori. Karena satu-satunya teori yang saya ingat betul cuma teorinya John Locke yang mengatakan pikiran manusia adalah kertas kosong. Saya jawab saja ngasal dan ngarang.
Setelah pengumuman nilai, akhirnya saya sadar. Kuliah di psikologi ini memang sebaiknya harus suka literasi. Paling nggak jika tidak pandai menulis, minimal suka bacalah barang sedikit.
Psikologi itu ternyata banyak mazhab atau aliran. Banyaknya mazhab dalam psikologi itulah yang sebenarnya cukup bikin bingung. Psikoanalisis nggak bisa dipaksakan dalam mengetahui tumbuh kembang dan kecerdasan seorang anak. Behaviorisme punya pendapat yang berbeda dengan humanistik dalam menanggapi perkembangan seorang manusia.
Bahkan Jung, Maslow, Pavlov, Freud, sampai Wundt pun punya pengikut loyal setianya masing-masing. Maka dari itu, dengan berkuliah di jurusan psikologi kita akan diajarkan bagaimana mengombinasikan berbagai macam mazhab terhadap suatu permasalahan. Intinya semua mazhab bisa jadi amunisi yang dapat digunakan untuk menghadapi bermacam-macam kasus.
Mengapa kuliah jurusan psikologi itu enak #3 Nggak bikin kamu kayak Dr. Frost atau bisa langsung ngobatin Kevin Wendell Crumb yang ada di film Split
Menyenangkan bukan mengetahui fakta ini? Kalau kalian pernah baca Webtoon Dr. Frost yang selalu bisa menganalisis manusia hanya melalui gerak-geriknya dan bisa memecahkan masalah lewat sudut pandang psikologi, selamat! Dengan berkuliah di jurusan psikologi kamu tidak akan bisa melakukan hal seperti itu seenak jidat.
Kenapa? Karena kalau cuma ngambil S-1 psikologi, ilmunya mungkin nggak bakal sampai sedalam Dr. Frost. Kalau mau lebih dan mau dipanggil psikolog kayak Dr. Frost, mending lanjut S-2 aja. Kalau kamu cuma lulusan S-1 psikologi dan kamu coba-coba buka praktik atau coba-coba ngasih intervensi ke orang lain, itu adalah tindakan yang sangat salah.
Apalagi jika kamu masih berstatus mahasiswa tapi sudah berlagak bisa nyembuhin pasien kayak Kevin Wendell Crumb atau Billy Milligan. Ngimpi anjer. Kuliah di jurusan psikologi itu nggak bikin kamu mendadak keren. Yang ada malah bikin sepaneng saat harus berhadapan dengan DSM.
Gimana? Kelihatan sangat menyenangkan, kan?
Mengapa kuliah jurusan psikologi itu enak #4 Membuat manusia dan pikirannya menjadi angka yang boleh dibilang sesuatu banget!
Betapa enak dan menyenangkannya memahami isi pikiran manusia yang pada hakikatnya sampai kapan pun tidak akan pernah 100 persen bisa dipahami. Tapi kalau kamu kuliah di jurusan psikologi, setidaknya kamu akan berkenalan dengan beberapa alat tes yang akan membuat isi pikiran menjadi hitungan angka yang bisa diutak-atik. Saya pun selama 8 semester kuliah di jurusan psikologi masih dibuat kagok dengan pengangkaan pikiran manusia ini.
Tapi itulah yang terjadi. Manusia dan pikirannya tetap bisa dihitung dan ditarik kesimpulan. Ini prosesnya mudah nggak? Ooo, mudah sekali. Saking mudahnya saya pernah begadang dua malam buat menyelesaikan laporan psikologi klinis dan psikologi abnormal saya. Makanya sini masuk psikologi. Menyenangkan, kok.
Sebenarnya masih banyak hal-hal menyenangkan yang mau saya sharing. Tapi setelah saya pikir-pikir, ada beberapa yang sudah terlalu mainstream. Misalnya ada yang menganggap kuliah di jurusan psikologi itu sama dengan berobat jalan lah, mereka yang kuliah di psikologi itu sering dianggap dukun lah.
Halah, itu cuma keluhan mereka yang tidak bahagia kuliah di jurusan psikologi. Kuliah di jurusan psikologi itu enak, menyenangkan, dan sangat mengasyikkan. Apalagi jika semester terus bertambah. Jam tidur akan terus naik, naik, dan tahu-tahunya sudah pagi. Duh, luar biasanya. Psikologi pokoknya mantep~
BACA JUGA Kesehatan Mental dan Mitos-Mitos Tentang Psikologi dan artikel M. Farid Hermawan lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.