Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Sinetron

Kritik Sosial dalam Serial ‘Preman Pensiun’ 5

Januardi Panji Sukmawan oleh Januardi Panji Sukmawan
10 Mei 2021
A A
sinopsis preman pensiun episode 1 musim 1 mojok.co preman pensiun episode 2 preman pensiun episode 3 episode 4 episode 5 episode 8 episode 10 episode 19 kang bahar

sinopsis preman pensiun episode 1 musim 1 mojok.co preman pensiun episode 2 preman pensiun episode 3 episode 4 episode 5 episode 8 episode 10 episode 19

Share on FacebookShare on Twitter

Hampir di setiap Ramadan semua channel televisi berlomba-lomba menayangkan program-program khusus Ramadan. Mulai dari sinetron (yang mungkin agak absurd) hingga acara entertainment lainnya. Preman Pensiun mungkin salah satu program televisi yang identik ditayangkan di bulan Ramadan. Preman Pensiun saat ini sudah mencapai season 5, tidak termasuk layar lebarnya. Ceritanya mungkin sudah diketahui banyak orang, tentang kisah kehidupan preman di Kota Bandung dengan dibumbui komedi dan drama.

Di season 5 ini beberapa pemain lama masih tampak eksis seperti Kang Mus, Ujang, Cecep, Kang Murad, dan tentunya Saep, bos copet. Ceritanya pun masih hampir sama yang berkisar antara kehidupan pasar, terminal, dan jalanan, namun dengan beberapa tambahan cerita seperti bisnis kicimpring Kang Mus.

Sejak season 1 hingga season 5, Preman Pensiun selalu mendapat sambutan yang baik dari para penggemarnya. Bahkan di season 5 ini, yang ditayangkan pada saat jam sahur. Netizen mendesak agar ditayangkan di jam menjelang berbuka atau bis dikatakan di waktu prime time. Namun ya kembali lagi, sepertinya hingga akhir Ramadan ini, keinginan netizen tersebut belum terpenuhi. Tapi tidak masalah, karena yang akan dibahas di sini adalah kritik sosial yang ada dalam serial Preman Pensiun 5 ini.

Sebenarnya setiap karya termasuk film dan sinetron bisa jadi media kritik sosial yang cukup ampuh, apalagi tidak dapat dipungkiri dua media ini bisa dikatakan media yang paling akrab dengan masyarakat. Preman Pensiun memiliki banyak penggemar karena bisa jadi masyarakat merasa relate dengan cerita yang diangkat. Setidaknya ada tiga kritik sosial yang diangkat dalam cerita Preman Pensiun 5.

Pengangguran

Sepertinya sudah menjadi sesuatu yang umum diketahui masyarakat, bahwa pengangguran akan dekat dengan apa yang mungkin dinamakan kriminal. Di serial Preman Pensiun 5 sangat jelas mengangkat isu ini, seperti perekrutan calon-calon preman baru oleh Bang Edi (salah satu bos preman baru) menyasar kepada mereka yang masuk dalam kategori ini walaupun nyatanya yang direkrut tidak cukup layak dianggap sebagai preman (karena tidak punya nyali).

Scene lain yang menggambarkan ini adalah perekrutan copet baru oleh Saep si bos copet yang selalu menekankan bahwa kriteria untuk menjadi copet adalah pengangguran, miskin, dan lemah iman. Pengangguran sebenernya bukan tanggung jawab pemerintah semata akan tetapi masyarakat. Mereka yang selalu berpikir kreatif dan punya keinginan untuk berubah selalu ada jalan untuk keluar dari jurang kriminal akibat pengangguran seperti kang mus dengan usah kicimpringnya atau beberapa copet yang tobat dari dunia percopetan.

Politik dan premanisme

Dua hal ini mungkin sesuatu yang baru yang coba diangkat sutradara dalam Preman Pensiun 5. Dua hal ini kemudian digambarkan sangat erat kaitannya dengan masuknya Bang Edi (bos preman baru) yang diceritakan telah menguasai wilayah jalanan. Bang Edi karena berambisi menjadi anggota dewan kemudian mencoba ekspansi ke terminal dan pasar untuk mendapatkan modal yang lebih banyak. Selain itu, kehidupan preman yang keras dan saling sikut agaknya bisa dijadikan gambaran kehidupan politik kita yang tidak jauh beda.

Budaya kekerasan

Premanisme memang identik dengan budaya kekerasan. Beberapa scene Preman Pensiun 5 mengangkat cerita saling sikat demi merebut kekuasaan antar kelompok preman. Budaya kekerasan ini jika tidak diubah perlahan dikhawatirkan menjadi budaya yang mengakar di masyarakat. Akibatnya kekerasan menjadi sesuatu yang sering terjadi di masyarakat baik dilakukan oleh negara atau masyarakat sendiri.

Baca Juga:

Balada Tukang Parkir Liar: Uang 2 Ribu Nggak Bikin Saya Miskin, tapi Bisa Bikin Situ Kaya, dan Saya Ogah!

Iklan Indomilk Gemas 2022: Iklan Cerdas yang Tampar Masyarakat Indonesia

Kurang lebih tiga kritik sosial di atas yang diangkat di serial Preman Pensiun, terkhusus Preman Pensiun 5 yang mungkin bisa menjadi pengetahuan baru untuk pembaca sekalian. Kritik sosial ini sebenernya tidak ditujukan kepada pihak manapun. Mungkin lebih tepatnya ditujukan kepada kita semua sebagai penonton agar lebih peka dengan isu di sekitar kita.

BACA JUGA ‘Preman Pensiun’ Mencerminkan Garut sebagai Kota Preman dan tulisan Januardi Panji Sukmawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2021 oleh

Tags: Kritik Sosialpreman pensiun 5premanisme
Januardi Panji Sukmawan

Januardi Panji Sukmawan

Manusia yang memegang prinsip "urip mung sak dermo nglakoni".

ArtikelTerkait

gender rokok

Sejak Kapan Rokok Punya Gender?

30 September 2019
gorengan

Kelakuan Para Pembeli Gorengan: Lain yang Dipegang, Lain Pula yang Dibeli

29 Agustus 2019
driver ojol

Komunikasi Antara Driver Ojol dan Penumpang: Soal Titik Penjemputan Baiknya Saling Memahami Saja

30 Agustus 2019
pindah agama mualaf

Euforia Pindah Agama ke Islam, Bagaimana Kalau Sebaliknya?

22 Juni 2019
bioskop

Membuang Sampah Sendiri Seusai Nonton di Bioskop adalah Perkara Kemanusiaan

15 Juli 2019
[injam buku teman buku bajakan etika meminjam buku bacaan terminal mojok.co

Memotret Buku lalu Menguploadnya di Media Sosial itu Sebenarnya Buat Apa, Sih?

14 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.