Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kok Bisa Sih Takut Sama Pocong? Dia Kan Cuma Hantu yang Pengin Dibukain Talinya Doang

Dicky C. Anggoro oleh Dicky C. Anggoro
12 Desember 2019
A A
pocong

Pocong Ternyata Bisa Bersuara, Bunyinya "Iuk Iuk"

Share on FacebookShare on Twitter

Siapa yang tidak takut dengan pocong? Pocong memang menjadi hantu terpopuler di Indonesia dan paling laris dikomersialisasi dalam bentuk film. Hantu ini berasal dari sumbangan kultur Islam dalam menambah perbendaharaan hantu-hantu nasional, karena kebiasaan muslim yang menguburkan jenazah dengan dibalut kain kafan. Oleh sebab kepopulerannya di dunia Islam, banyak negara muslim lain yang juga memiliki pocong sebagai salah satu hantu nasionalnya, seperti di negara Malaysia yang mengenal pocong dengan istilah hantu bungkus (ini hantu apa lontong dibungkus? Wqwq).

Pocong disebut-sebut menjadi hantu yang paling menakutkan di Tanah Air versi on the spot. Padahal kalau dibandingkan dengan rekan sejawat sesama hantu yang lain, pocong nampak terkesan lebih cupu. Bagaimana bisa kita takut pada sosok yang terbungkus kain yang tangannya tidak bebas bergerak leluasa. Berbeda dengan genderuwo yang sudah jelas nampak mengerikan karena memiliki (((fitur-fitur))) yang menunjukkan sisi buasnya seperti tubuh besar, gigi taring yang panjang, dan kuku yang runcing.

Jika mau ditelaah dari sisi etiologinya, motif keberadaan pocong di masyarakat Indonesia juga lain daripada yang lain. Coba bandingkan dengan koleganya sesama hantu seperti kuntilanak atau wewe gombel yang menghantui manusia karena punya misi khusus yaitu balas dendam atas kematiannya. Pocong keluar dari liang lahat hanya untuk urusan yang sepele yaitu minta tolong dibukakan tali pengikat di atas kepalanya, sepele bukan?

Sebenarnya jika mau dipadankan dengan sosok di dunia perhantuan lain, pocong tidak lebih daripada sekedar mayat hidup alias undead. Bedanya mungkin hanya terletak pada fesyen dan gaya busana yang dipakai pocong, yaitu dibebat kain kafan. Namun jika disuruh memilih mana yang paling seram, kebanyakan teman saya lebih takut pocong daripada sosok mayat hidup lain seperti zombie atau vampir.

Lalu di mana sih letak menakutkan dari si pocong ini? Pertanyaan ini memang cukup membingungkan untuk dijawab, karena secara morfologi, bentuk pocong itu pada dasarnya nggak seram-seram amat. Bahkan kalau dilihat dari kejauhan, morfologi tubuh pocong juga cukup sederhana, yaitu tabung silindris berdiri seperti guling, tiang, atau batang pohon berwarna putih dengan fitur wajah gelap blurry. Coba dijawab, di mana sisi menakutkannya?

Berbicara mengenai rasa takut, pada hakikatnya manusia wajar merasakan karena mengenali adanya ancaman. Beberapa psikolog mengklasifikasikan rasa takut dalam tiga bentuk. Yang pertama adalah gross out, yaitu rasa takut terhadap sesuatu yang menjijikkan, aneh, dan mengundang rasa mual. Hierarki yang lebih tinggi adalah horror, di mana rasa takut terjadi akibat sesuatu yang tidak normal dan mengancam, seperti monster raksasa atau sosok dengan kuku panjang yang mengejarmu di malam hari.

Dua jenis ketakutan yang hierarkinya rendah terjadi karena adanya ancaman yang jelas, namun jenis ketakutan terakhir berbeda dari yang lain, yaitu teror. Teror diakibatkan oleh ambiguitas sumber rasa takut dan ketidakjelasan otak kita dalam merespon. Contoh teror adalah wajah seorang badut dengan riasan ikoniknya. Riasan badut menghalangi kita merespon intensi sikap dan emosional pada wajah. Kita tidak tahu apa yang direncanakan badut tersebut, dan karenanya kita gagal mengenalinya sebagai ancaman atau bukan.

Ambiguitas sumber rasa takut akan terasa lebih menakutkan jika tampil dengan fitur manusia, dalam istilah psikologi populer dikenal dengan Uncanny Valley. Konsep ini menggambarkan seberapa nyaman kita terhadap sosok yang menyerupai manusia. Jika suatu sosok semakin menyerupai bentuk manusia, rasa nyaman kita semakin meningkat. Namun pada area di mana sosok tersebut sangat mendekati rupa manusia, respon kita cenderung negatif, inilah yang disebut fenomena uncanny valley.

Baca Juga:

Misteri Makam Pesinden di Pusat Kabupaten Sleman yang Tidak Disadari oleh Pengguna Jalan

Live Berburu Hantu di TikTok Sangat Tidak Pantas, para Kreator Sudah Keterlaluan!

Uncanny Valley terjadi karena saat kita melihat suatu benda dan tahu bahwa benda itu bukan manusia, kita tidak akan memiliki ekspektasi lebih bahwa ia adalah manusia. Namun, saat kita melihat suatu benda dan kita sudah mengira itu bukan manusia namun ternyata memiliki fitur-fitur manusiawi, di situlah perasaan teror muncul, karena kita bingung menghadapi ia sebagai ancaman atau bukan.

Rasanya, pocong mengandalkan uncanny valley untuk menakuti korbannya, dan mungkin satu-satunya. Jika hantu lain menakuti dengan memberikan ancaman nyata seperti genderuwo dengan bentuk buasnya atau kuntilanak dengan niat balas dendamnya, kita takut pocong karena ambiguitas bentuknya. Di satu sisi dia hanya terlihat seperti tiang putih yang tidak menyeramkan, namun di sisi lain dia memiliki fitur humanistik berupa wajah manusia dan tangan yang terbebat di balik kain kafan membuat kita gagal meresponnya sebagai ancaman atau bukan, di situlah rasa nyaman dan teror muncul.

Jadi, masih mau bilang pocong nggak nyeremin?

BACA JUGA Rumah Pocong Sumi: Pengalaman Masuk Rumah Horor yang Sering Dipakai Uji Nyali atau tulisan Dicky C. Anggoro lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 September 2021 oleh

Tags: hantuHantu Indonesiamalam jumatpocong
Dicky C. Anggoro

Dicky C. Anggoro

Mahasiswa Apoteker yang gemar meracik kata-kata.

ArtikelTerkait

Rekomendasi 7 Film Pocong Paling Seram. Jangan Nonton Sendirian! Terminal Mojok

Rekomendasi 7 Film Pocong Paling Seram. Jangan Nonton Sendirian!

5 Agustus 2023
pocong

Pocong Ternyata Bisa Bersuara, Bunyinya “Iuk Iuk”

18 Juni 2020
terbaring

Kuntilanak yang Menatap Tajam Saat Saya Terbaring Sakit

5 September 2019
lowongan kerja perusahaan tak kasatmata operator warnet kisah mistis cerita horor hantu setan genderuwo mojok.co

Pengalaman Bertemu Operator Warnet yang Berteman dengan Setan Penyuka Susu

11 Juni 2020
Pengalaman Membonceng Teman yang Mendadak Kesurupan. Kapok, deh! terminal mojok.co

Pengalaman Membonceng Teman yang Mendadak Kesurupan. Kapok, deh!

18 Desember 2020
#MalamJumat Kakakku yang Main ke Rumah Ternyata Bukan Kakakku yang Sebenarnya

#MALAMJUMAT Kakakku yang Main ke Rumah Ternyata Bukan Kakakku yang Sebenarnya

21 November 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.