Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Empat Tahun Mondar-mandir Solo-Jogja, Musuh Terberatku Bukan Macet, tapi Klaten

Alfin Nur Ridwan oleh Alfin Nur Ridwan
13 Agustus 2025
A A
Klaten Nggak Melulu Candi Prambanan dan Umbul Ponggok, Ada Desa Kemudo yang Tak Kalah Istimewa! klaten solo jogja

Klaten Nggak Melulu Candi Prambanan dan Umbul Ponggok, Ada Desa Kemudo yang Tak Kalah Istimewa! (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sudah empat tahun saya mondar-mandir Solo-Jogja. Setiap perjalanan, pasti saya akan melewati Klaten. Bukan berarti saya punya hubungan emosional yang dalam dengan kabupaten ini, tapi kalau diibaratkan hubungan manusia, saya dan Klaten seperti dua orang yang selalu bertemu di halte, saling kenal muka, tapi tidak pernah benar-benar ngobrol. Kami cukup saling tahu keberadaan masing-masing, dan cukup itu saja.

Kalau ada yang bilang perjalanan motoran antarkota itu penuh kejutan, sepertinya dia belum pernah melintasi Klaten di siang bolong. Jalanan di sini lurus. Terlalu lurus. Lurusnya seperti hidup orang yang tiap hari bangun, kerja, pulang, tidur, terus berulang-ulang. Tidak ada kelokan dramatis yang membuat kita waspada. Tidak ada tanjakan yang bikin mesin menderu-deru heroik.

Dan, tidak ada pula tikungan menantang yang membuat kita merasa seperti pembalap MotoGP. Hanya lurus. Seperti penggaris 30 cm yang dibentangkan dari Delanggu sampai Prambanan.

Masalahnya bukan cuma lurus. Teriknya matahari Klaten ini punya reputasi tersendiri. Mungkin ini salah satu alasan kenapa julukan “Kota Bersinar” masih cocok: sinarnya itu bukan cuma simbolik, tapi nyata dan langsung menusuk kulit. Kadang saya merasa kalau terlalu lama di bawahnya, saya bisa berubah warna jadi kematangan. Entah sudah berapa kali saya menyesali keputusan tidak pakai jaket tebal dan sarung tangan motor, karena sinar itu bisa tembus sampai tulang.

Perjalanan melewati Klaten seperti ujian ketahanan mental

Berkendara di jalan lurus yang panjang di bawah terik matahari itu berbahaya. Otak kita cepat bosan, mata mulai berkhianat, dan kantuk mengintai seperti debt collector. Ada momen di mana angin yang menerpa wajah sudah tak lagi memberi efek segar, malah seperti kipas angin rusak yang cuma menyemburkan hawa panas. Apalagi kalau jalan sedang sepi, itu kombinasi maut. Rasanya seperti diselimuti lagu nina bobo versi alam.

Makanya, saya punya dua senjata utama untuk melawan kantuk saat melintasi Klaten. Pertama, musik. Ini mutlak. Playlist favorit harus siap, entah itu lagu hip-hop yang membuat tangan ingin mengetuk setang motor, atau DnB yang membuat kepala sedikit mengangguk ke atas ke bawah. Tanpa musik, perjalanan Klaten bisa terasa seperti ujian ketahanan mental.

Senjata kedua: boncengan yang cerewet. Ini jauh lebih ampuh daripada musik, apalagi kalau boncengannya teman yang jago storytelling. Sepanjang jalan lurus, dia bisa bercerita mulai dari gosip teman kos sampai teori konspirasi kenapa lampu merah di kota lebih lama dari di desa. Kadang saya sesekali banyak tertawa di jalan Klaten daripada di warung kopi, hanya karena obrolan absurd yang muncul spontan (uhuy).

Tapi kalau sedang sendirian dan baterai HP tinggal diambang 20 persen, ya sudah, pasrah. Saya pernah mencoba fokus menghitung rambu lalu lintas untuk mengusir kantuk. Hasilnya? Tidak efektif. Saya cuma makin sadar bahwa rambu di Klaten itu jaraknya bisa bikin kita menghafalnya di luar kepala. Ada juga ide untuk fokus melihat sawah yang menghampar di kiri kanan, tapi itu justru menambah efek meditasi dan mempercepat proses ngantuk.

Baca Juga:

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

Klaten sebenarnya menarik

Sebenarnya, di luar jalannya yang bikin kantuk itu, Klaten punya banyak hal menarik. Ada candi-candi yang sering luput dari perhatian karena kalah pamor sama Prambanan. Ada kuliner khas yang enak kalau sempat mampir. Tapi masalahnya, perjalanan Solo-Jogja lewat Klaten itu jarang sekali saya gunakan untuk mampir. Biasanya saya sedang terburu-buru atau terlalu fokus menghindari kantuk sampai lupa ada alternatif selain “gas terus sampai keluar dari kota ini”.

Saya membayangkan, mungkin ada banyak orang di dunia ini yang punya hubungan serupa dengan Klaten: selalu lewat, jarang berhenti. Klaten seperti aktor figuran dalam film perjalanan hidup kita, dia selalu ada, tapi tidak pernah mendapat sorotan. Dan sayangnya, jalan lurus serta panasnya sering membuat orang lupa kalau di baliknya, ada kehidupan dan cerita yang sebenarnya menarik.

Baca halaman selanjutnya

Rutinitas membentuk kenangan

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 14 Agustus 2025 oleh

Tags: candi prambananjalan klatenjalan solo-jogjaJogjakabupaten klatenklatenkota klatensolo
Alfin Nur Ridwan

Alfin Nur Ridwan

Pemuda sunda yang pernah berkuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta dan berkecimpung di Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan. Selalu skeptis terhadap pemerintah.

ArtikelTerkait

Jogja Memang Bukan Tempat Pensiun Ideal Orang Kota, Jangan Sampai Menderita di Daerah Istimewa

Jogja Memang Bukan Tempat Pensiun Ideal Orang Kota, Jangan Sampai Menderita di Daerah Istimewa

5 Februari 2024
Sendang Mbah Meyek Jadi Daya Tarik Wisata Baru di Kota Solo (Pexels by Thể Phạm)

Misteri Sendang Mbah Meyek: Warisan Budaya dan Daya Tarik Wisata di Jantung Kota Solo

29 Desember 2024
Kopi Klotok Jogja Punya 3 Menu Penghilang Selera (Unsplash)

3 Menu Kopi Klotok Jogja yang Sebaiknya Dihindari Biar Selera Makan Tidak Hilang

23 Maret 2024
5 Alasan Orang Klaten Lebih Memilih Plesir ke Jogja ketimbang Solo, padahal Sama-Sama Dekat Mojok.co

5 Alasan Orang Klaten Lebih Memilih Plesir ke Jogja ketimbang Solo, padahal Sama-sama Dekat

25 November 2025
Sebagai Warga Kota Jogja, Saya Iri dengan Orang-orang yang Tinggal di Kecamatan Depok Sleman Mojok.co

Sebagai Warga Kota Jogja, Saya Paling Iri dengan Orang-orang yang Tinggal di Kecamatan Depok Sleman

24 Juli 2024
10 Istilah Unik yang Cuma Diketahui Mahasiswa UNS, Apa Saja Terminal Mojok

Balada Kos di Gerbang Depan UNS: Lokasi Manis, Fasilitas dan Konsumsi Tragis

3 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.