Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kalau Recycle Sampah Dirasa Berat, Mari Mulai dengan Reduce dan Reuse

Meita Eryanti oleh Meita Eryanti
11 November 2019
A A
Kalau Recycle Sampah Dirasa Berat, Mari Mulai dengan Reduce dan Reuse
Share on FacebookShare on Twitter

Pagi ini, petugas dari Dinas Kebersihan dan Lingkungan Kota Bekasi datang ke kompleks tempat tinggalku. Mereka memang datang dua hari sekali untuk mengangkut sampah-sampah rumah tangga kompleks ini. Ketika aku mengeluarkan sampah dari rumahku, aku mendengar seorang nenek yang bertanya pada petugas, “Ini nanti sampahnya dibawa ke Bantar Gebang?”

Petugas itu menjawab, “Iya, Nek. Mau kemana lagi?”

Aku sebetulnya tertarik mendengar perbincangan mereka lebih lanjut. Sayangnya, aku harus melanjutkan pekerjaanku menyiapkan sarapan di rumah. Beberapa hari yang lalu, aku membaca berita di Liputan6 tentang TPST Bantar Gebang yang pada tahun 2021 akan mencapai kapasitas maksimalnya.

Dalam berita tersebut juga dikatakan bahwa untuk menghadapi masalah ini, pemprov DKI sudah memiliki 3 paket kebijakan strategis. Pertama, adalah menekan angka produksi sampah. Kedua, membuat fasilitas pengolahan sampah di Sunter. Dan yang terakhir, optimalisasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah.

Di artikel tersebut, tidak dijelaskan langkah yang diambil oleh kota Bekasi. Namun sepertinya kurang lebih sama. Dari Independensi, diberitakan bahwa Pemkot Bekasi memprogramkan pembentukan bank sampah di setiap RW. Lalu di Wartakota Tribunnews, diberitakan bahwa walikota Bekasi akan menggandeng perusahaan China untuk mengelola sampah menjadi tenaga listrik.

Untuk yang pembentukan bank sampah, aku pernah lihat ada perumahan dan tempat yang sudah menerapkan hal itu. Tapi bukan di RW tempatku, yang jelas. Di supermarket tempat aku biasa berbelanja, mereka meletakkan sebuah gentong berisi sampah organik yang diolah menjadi pupuk. Supermarket itu, mempersilakan siapa saja, yang mau, untuk mengambil pupuk tersebut.

Di rumahku sendiri, sampah terbanyak yang aku dan suamiku hasilkan adalah sampah basah. Kulit bawang, kulit buah, batang sawi, tangkai cabai, bekas teh, dan hal-hal semacamnya. Ya, kadang juga ada sisa-sisa makanan yang tidak terselamatkan. Misalnya sisa sayur yang sudah tidak enak untuk dikonsumsi.

Idealnya, aku membuat pupuk organik seperti yang ada di supermarket. Masalahnya, siapa yang mau menggunakan pupuk tersebut? Aku tidak bercocok tanam. Rumah yang aku sewa tidak ada lahan tanahnya. Tetangga-tetanggaku pun begitu. Jarang orang yang menanam tanaman di sini. Kiranya, hal-hal seperti ini seharusnya memang dilakukan secara kolektif supaya bisa bertemu dengan yang membutuhkan.

Baca Juga:

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Mengolah sampah menjadi pupuk itu termasuk dalam program recycle. Dalam rangka pengurangan sampah, kita mengenal slogan 3R: reduce, reuse, dan recycle. Nah, untuk recycle atau daur ulang sampah, menurutku kita tidak bisa sendirian. Tapi bukan berarti tidak ada yang bisa kita lakukan.

Jadi, sambil menunggu Pak RW membuka bank sampah, untuk pengelolaan sampah di kompleks ini, aku mencoba melakukan hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah. Melakukan sesuatu yang bisa aku lakukan sendiri dengan modal kemauan: reduce dan reuse. Reduce adalah kegiatan mengurangi produksi sampah sedangkan reuse adalah penggunaan kembali barang-barang sehingga bisa mengurangi produksi sampah juga.

Aku hampir selalu membawa tas belanjaan ke mana-mana. Tau kan tas yang sering ditawarkan di minimarket atau supermarket untuk mengurangi penggunaan kantong plastik? Yang semacam itu yang sering aku bawa-bawa. Jadi kalau belanja-belanja, biasanya aku tidak mendapatkan plastik lagi. Yang namanya biasanya, ya, sekali-sekali ada waktu kelupaannya. Kalau kelupaan, ya terpaksa menggunakan kantong plastik yang penjual punya.

Awal-awal aku membawa kantong belanjaku sendiri ke pasar, penjual sayurannya suka berkomentar, “Wah, tasnya bagus ya.” Atau, “Di sini juga nyediain kantong plastik, kok.” Aku cuma menanggapi dengan senyum. Tapi lama-lama, penjual sayur malah bertanya, “Bawa kantong sendiri, nggak?” seperti petugas kasir di minimarket.

Kalau beli makanan, misalnya beli nasi uduk, beli bubur, atau beli nasi goreng, aku juga suka membawa Tupperware kotak makan beserta dengan tasnya. Walaupun seringnya, jajanku melebihi muatan tempat makan yang aku bawa. Sehingga aku terkadang tetap meminta kantong plastik dari penjualnya.

Lebih banyak yang menganggap hal ini aneh. Penjual nasi goreng misalnya, awal aku menyodorkan kotak makanku sendiri, dia mengernyitkan dahi sambil tertawa dan berkata, “Wah, bawa kotak sendiri, nih?” Namun lama kelamaan, dia terbiasa juga.

Kalau aku menyodorkan kotak makan pada tukang nasi uduk, beberapa orang pembeli suka memperhatikanku sedemikian rupa. Aku sih tetap santuy saja. Kalau ada yang bertanya, biasanya aku jawab, “Mau dibawa ke kantor sama suami.”

Yang agak susah itu mengurangi sampah bungkus makanan kalau aku memesan makanan lewat aplikasi. Ya nggak mungkin kan meminta abang kurirnya ke rumahku dulu untuk mengambil kotak makanan. Kemudian dia ke tempat penjual makanan, baru ke rumahku lagi untuk mengantarkan makanan tersebut? Memangnya aku mau bayar berapa? Aku memesan makanan lewat aplikasi karena mereka menawarkan diskon dan bebas biaya antar. Jadi ya, aku tahu diri saja.

Membawa kotak makan sendiri ketika jajan mungkin masih terasa asing karena belum banyak yang menerapkan. Aku sendiri, menerapkan hal tersebut karena melihat seorang ibu saat antri membeli sate di CFD kota Bekasi. Dia menjawab sambil menyodorkan kotak makannya sendiri ketika ditanya mau beli berapa tusuk dan pakai lontong atau tidak. Saat aku perhatikan, dia membawa beberapa kotak tupperware di tas jinjingnya.

Menarik kan? Bahkan tanpa kampanye yang ramai atau berisik di media sosial, seseorang bisa menginspirasi orang lain untuk melakukan sesuatu. Ya, aku sih nggak tahu juga apakah ibu tersebut pegiat lingkungan yang media sosialnya berisi poster-poster atau bukan. Yang jelas, daripada poster-poster atau tulisan di internet, orang sebenarnya lebih tersentuh dengan contoh sederhana yang benar-benar bisa mereka lihat.

BACA JUGA Sampah Plastik: Hanya Ada Satu Kata, Tinggalkan! atau tulisan Meita Eryanti lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 November 2019 oleh

Tags: RecyclereducereuseSampah
Meita Eryanti

Meita Eryanti

ArtikelTerkait

Meneladani Tukang Sampah di Bulan Ramadan: Tetap Bersyukur Sambil Menahan Lapar dan Bau Sampah Mojok.co

Meneladani Tukang Sampah di Bulan Ramadan: Tetap Bersyukur Sambil Menahan Lapar dan Bau Sampah

2 April 2024
Misteri Kawuk: Hewan Pemangsa Mayat di Cilacap dan Penjaga Lapas Nusakambangan pulau nusakambangan

Penderitaan yang Saya Rasakan Saat Berkunjung ke Pulau Nusakambangan

26 April 2023
Bakar Sampah Pagi-pagi Adalah Dosa Besar Terminal mojok

Bakar Sampah Pagi-pagi Adalah Kerjaan Manusia Jahat di Muka Bumi

19 Februari 2021
Bank Sampah, Beneran Ada Atau Sekadar Spanduk yang Dipajang Terminal Mojok

Bank Sampah, Beneran Ada Atau Sekadar Spanduk yang Dipajang?

25 Desember 2022
Aneh tapi Nyata, Transportasi Umum Andalan di Surabaya Bayar Pakai Sampah sampai Matur Nuwun adminduk surabaya

Aneh tapi Nyata, Transportasi Umum Andalan di Surabaya Bayar Pakai Sampah sampai Matur Nuwun

6 Januari 2024
Selotip Plastik Musuh Besar Proses Daur Ulang Sampah

Selotip Plastik: Musuh Besar Proses Daur Ulang Sampah

13 Januari 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pertama Kali Naik Bus Harapan Jaya dari Semarang ke Blitar: AC Bocor, Ban Pecah, tapi Snack Melimpah

Pertama Kali Naik Bus Harapan Jaya dari Semarang ke Blitar: AC Bocor, Ban Pecah, tapi Snack Melimpah

8 Desember 2025
AeroStreet Black Classic, Sepatu Lokal Harga 100 Ribuan yang Awet Mojok.co

AeroStreet Black Classic, Sepatu Lokal Harga 100 Ribuan yang Awet

11 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
5 Penderitaan Abadi yang Dirasakan Penghuni Rumah di Pinggir Jalan: Jadi Sasaran Kejahatan dan Kena Polusi Suara Tanpa Henti! rumah pinggir jalan raya

Suka Duka Tinggal di Rumah Pinggir Jalan Raya Utama: Buka Usaha Mudah, tapi Susah untuk Hidup Tenang

9 Desember 2025
Saya Bangga Setengah Mati Lahir dan Besar di Kebumen (Unsplash)

Dulu Malu Bilang Orang Kebumen, Sekarang Malah Bangga: Transformasi Kota yang Bikin Kaget

10 Desember 2025
4 Dosa Penjual Gorengan yang Bikin Orang Kapok dan Trauma Mojok.co

4 Dosa Penjual Gorengan yang Bikin Pembeli Kapok dan Trauma

8 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri
  • Elang Jawa Terbang Bebas di Gunung Gede Pangrango, Tapi Masih Berada dalam Ancaman
  • Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS
  • Bola GPS Jadi Teknologi Mitigasi Sumbatan Air Penyebab Banjir di Simpang Lima Semarang
  • Putus Asa usai Ditolak Kerja Ratusan Kali, Sampai Dihina Saudara karena Hanya Jadi Sarjana Nganggur
  • Dalil Al-Qur’an-Hadis agar Tak Merusak Alam buat Gus Ulil, Menjaga Alam bukan Wahabi Lingkungan tapi Perintah Allah dan Rasulullah


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.