Menjadi mahasiswa di jurusan kuliah baru buka ternyata lebih menantang.
Tidak terbayang di benak saya akan menjadi mahasiswa abadi di kampus. Nilai-nilai mata kuliah saya selalu baik. Bahkan, ketika kelulusan, IPK saya masuk ke dalam 10 besar tertinggi.
Sayangnya masa studi saya terhitung lama. Itu mengapa saya tidak bisa lulus dengan pujian. Sepertinya kampus terlalu sayang dengan saya ya.
Saya tidak bisa menyalahkan kampus sepenuhnya karena kuliah yang lama ini. Ada andil saya dalam studi yang berlarut-larut. Andil saya adalah secara sadar memilih jurusan Sastra Inggris yang waktu itu adalah jurusan baru dibuka di kampus.
Namanya juga jurusan kuliah baru buka, pasti peminatnya tidak sebanyak jurusan-jurusan lain yang sudah lama ada. Persaingan untuk masuknya pun cenderung lebih mudah. Proses kuliahnya pasti akan banyak keringanan dan bimbingan karena angkatan saya adalah angkatan pertama. Lulus cepat pun jadi cita-cita yang masuk akal.
Dengan polosnya saya masuk jurusan sastra yang baru dibuka di suatu kampus. Setelah menjalani perkuliahan beberapa waktu, semua anggapan itu kelitu. Benar-benar menguras energi untuk bisa lulus, terutama ketika menyusun skripsi.
Jurusan kuliah baru dibuka susah lulusnya
Saya merasa benar-benar kerepotan ketika menyusun skripsi. Salah satu alasannya, belum ada pedoman dari skripsi-skripsi sebelumnya. Ingat, saya adalah angkatan pertama di jurusan ini. Tidak punya kakak tingkat apalagi alumni jurusan.
Ketiadaan pedoman yang pasti membuat mahasiswa kebingungan. Saran dosen satu berbeda dengan dosen yang lain. Benar-benar memakan waktu untuk sekadar menyelesaikan perkara teknis. Itu baru teknis seperti penulisan nomor, daftar isi, dan sebagainya ya. Belum ke isi atau substansi skripsi.
Perkara substansi, kebetulan saya mendapat pembimbing skripsi yang ingin sempurna. Jelas ini menyulitkan saya sebagai mahasiswa angkatan pertama di jurusan kuliah yang baru buka. Kami disuruh bimbingan terus menerus supaya karya kami terlihat sempurna.
Bisa ditebak kelanjutnya kan? Proses acc skripsi berlarut-larut hingga akhirnya tahapan sidang skripsi yang saya idam-idamkan mundur terus menerus.
Baca halaman selanjutnya: Tidak punya kakak tingkat …