ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Masyarakat Desa dan Anggapan Anak Kuliahan Pasti Bisa Melakukan Apa Saja

Firdaus Al Faqi oleh Firdaus Al Faqi
12 Mei 2020
A A
orang desa, anak kuliahan

Orang Desa Nggak Takut Corona Bukan Karena Agama

Share on FacebookShare on Twitter

Di desa saya, anak-anak yang bisa kuliah itu bisa dihitung jari. Anggaplah kalau dalam satu RT, hanya ada dua sampai tiga anak saja yang punya kesempatan untuk kuliah. Alhamdulillah, saya ini termasuk salah satunya. Ibarat barang langka, anak-anak yang kuliah di desa saya dianggap sebagai semacam orang yang punya status agak tinggi. Dia dianggap pintar, cerdas, berwibawa, dan istimewa.

Sebenarnya, saya agak gimana gitu dengan anggapan-anggapan tersebut. Soalnya, nggak semua yang kuliah itu pintar, cerdas, dan berwibawa. Contohnya saya. Saya ini bisa dibilang agak ndableg, kekanak-kanakan, dan sepertinya juga nggak pinter-pinter amat. Soalnya dari SMP sampai SMA saja saya nggak pernah masuk rangking sepuluh besar. Jujur saja, itu bukan ukuran yang tepat. Sebab, asalkan ada uang, semua bisa kuliah. Hanya itu saja. Bukan dari istimewa, cerdas, dst. dst.

Tapi ada satu hal yang agak menyebalkan. Pada awal-awal kuliah dan sedang pada fase liburan, saya kan pulang kampung. Nah, saat pulang, saya biasanya bantu-bantu mengusir burung-burung yang memakan padi di sawah. Saat di sawah, kan, biasanya ketemu dengan petani-petani lain dan kurang afdol kalau nggak omong-omongan. Tema obrolanlah yang kadang bikin saya jengkel. Biasanya, para petani itu tanya, gimana caranya biar tanahnya ini subur, biaya produksi kecil, dan hasil panennya melimpah. Lha, saya ini padahal juga baru mau belajar ke sawah. Kok, malah ditanya tentang cara meningkatkan hasil panen. Jawabannya pasti, pak petani yang lebih mengetahui urusannya sendiri. Lalu petani itu jawab, “Lho, katanya kuliah? Kok, nggak tahu yang beginian?”

Ada lagi.

Ketika di rumah, saya sering ditanyakan alasan kenapa televisinya mati sekaligus disuruh memperbaikinya. Karena tak ingin malu-maluin, ya saya coba untuk mengecek dan sekalian memperbaiknya. Tapi yang terjadi malah sinyal televisi malah hilang dan nomor frekuensinya malah jadi acak. Bukannya memperbaiki, malah tambah rusak. Langsung saja orang rumah bilang, “Gimana, sih. Anak kuliahan kok nggak bisa benerin yang beginian?”

Selain itu juga, terkadang di jalan-jalan desa ketika ada orang yang lagi nyangkruk di gardu, biasanya langsung memanggil saya. Mereka berkata, “Le, ada makanan ringan nggak? Atau uang dikit-dikit buat beli makanannya?” Waktu itu saya memang kebetulan baru membeli barang-barang yang diperlukan di rumah dan uangnya kebetulan pas. Akhirnya saya langsung bilang kalau nggak ada sisanya dan memang nggak ada duit. Yang nongkrong di gardu itu langsung bilang, “Wah, harusnya anak kuliahan itu pintar cari duit biar bisa dibagi sama kita-kita”. Saya langsung nunduk dan mlengos sambil buru-buru balik ke rumah.

Belum cukup beberapa hal di atas. Kadang juga saya ditanyakan oleh orang-orang perihal obat dari keluarganya yang sedang sakit. “Le, obat untuk sakit ini biasanya apa ya?” Ya saya jawab nggak tahu saja agar tidak ikut anjuran sesat. Langsung saja responnya hampir sama, “Lho, jare arek kuliahan? Kok gak ngerti obat-obatan?” Tanpa membalas dan mendebatnya, saya langsung saja tersenyum kecut.

Oh iya ada lagi. Kemarin, ketika sedang tarawih, orang yang biasanya jadi nida’ salat tarawih itu belum hadir. Padahal salat sudah akan dimulai. Karena kebingungan dan jama’ah tinggal sedikit, akhirnya ada bapak-bapak yang mendekati saya. Dia langsung bilang, “Le, kalau nida’nya belum datang, kamu yang baca ya? Di sini nggak ada yang ngerti”. Saya jawab saja, “Wah, Pak. Saya juga nggak ngerti baca gituan. Ngaji saya aja masih belepotan”. Dan bapak itu merespon, “Masak anak kuliahan nggak bisa, Le?”. Dalam hati saya agak mangkel, tapi mau gimana, itu semua saya anggap saja sebagai aspirasi yang perlu saya tampung. Bahwa masyarakat itu punya kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda.

Tapi, perasaan jengkel terkadang masih menyelimuti. Wong, ya kuliah itu ada jurusannya sendiri-sendiri, ada ekspertasinya sendiri-sendiri, dan ada bagian-bagiannya sendiri. Jadi, nggak bisa kalau semuanya harus tahu dan perlu dipelajari. Apalagi jelas-jelas kalau kemampuan saya nggak setara Galileo Galilei, Newton, Einstein, Al-Ghazali, Ibnu Sina, atau orang-orang yang dianugerahi multipotensialitas yang bisa mengetahui banyak hal. Jangankan untuk tahu banyak hal, satu bidang untuk saya dalami aja terkadang masih bingung.

Namun, karena kebiasaan-kebiasaan menganggap kalau anak kuliahan itu bisa apa saja, saya jadi agak tertantang. Dari itu semua, akhirnya saya punya nukleus yang menjadi alasan saya untuk belajar banyak. Saya bisa belajar bertani, benerin televisi, benerin motor, naik genteng, sedikit-sedikit cari sedikit referensi tentang kesehatan yang mungkin bisa digunakan sendiri entah dari madzhab Asklepios ataupun dari madzhab Hygeia, dan belajar ngaji lebih maksimal serta lebih kerja keras lagi agar hasilnya bisa diamalkan. Dan, sampai saat ini saya jadi yakin, pasti dari sesuatu yang saya anggap tidak mengenakkan dan kurang baik seperti ‘tuntutan’ yang disebutkan di atas, pasti ada suatu hikmah, butiran mutiara, dan rentetan nilai yang sarat akan makna.

BACA JUGA Catatan Anak Desa yang Pulang ke Rumah Selepas Sarjana dan tulisan Firdaus Al Faqi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Mei 2020 oleh

Tags: Mahasiswamasyarakat desasterotip anak kuliahan
Firdaus Al Faqi

Firdaus Al Faqi

Sejak lahir belum pernah pacaran~

ArtikelTerkait

Cara Menjadi Mahasiswa S2 yang Baik dan Benar

Cara Menjadi Mahasiswa S2 yang Baik dan Benar

4 Oktober 2022
Jurusan Pertanian Bukan untuk Mahasiswa “Sultan” yang Alergi Kotor-kotoran Mojok.co

Jurusan Pertanian Bukan untuk Mahasiswa “Sultan” yang Alergi Kotor-kotoran 

1 Juni 2024
4 Stereotip Mahasiswa Jurusan Pertanian Terminal Mojok

4 Stereotip Mahasiswa Jurusan Pertanian

2 Desember 2020
Suka Duka Menjadi Lulusan Jurusan Sastra Jepang terminal mojok

Suka Duka Menjadi Mahasiswa dan Setelah Lulus dari Jurusan Sastra Jepang

7 Agustus 2021
Plis Deh, Nggak Perlu Bacain Ulang Makalahnya Saat Presentasi

Plis deh, Nggak Perlu Bacain Ulang Makalahnya Saat Presentasi

17 Maret 2020
#PolisiSesuaiProsedur smackdown

Ironi #PolisiSesuaiProsedur: Kemarin (Berusaha) Romantis, Sekarang? Nilai Sendiri

14 Oktober 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Tips dari Tukang Tambal Ban: Cara Deteksi Dini Ban Bocor atau Cuma Kempes

5 Pelajaran Hidup dari Pengalaman Nggladhag Motor Saat Ban Bocor

angka kemiskinan, orang miskin temennya orang miskin

Mindset Pendataan Warga Miskin itu Simpel, Orang Miskin, Temannya Orang Miskin

Datsun Go mobil murah lcgc mojok.co

Datsun Go OTW Mobil Langka, Layak Dikoleksi Nggak?

Terpopuler Sepekan

Batal Kuliah di UAJY karena Mahal, Kini Malah Bisa Kerja Nyaman (Unsplash)

Karena Iri dan Demi Gengsi, Mendaftar di Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) tapi Untungnya Sadar Sebelum Terlambat dan Kerja Nyaman Setelah Kuliah di Kampus Swasta Lain

12 Juni 2025
Goguma Cloud Latte, Menu Gaib yang Akhirnya Muncul di Point Coffee Purwokerto: Jadi Minuman Terbaik!

Goguma Cloud Latte, Menu Gaib yang Akhirnya Muncul di Point Coffee Purwokerto: Jadi Minuman Terbaik!

11 Juni 2025
Araya dan Sulfat, Dua Daerah di Malang yang Sebaiknya Dihindari Calon Maba yang Cari Kos

Araya dan Sulfat, Dua Daerah di Malang yang Sebaiknya Dihindari Calon Maba yang Cari Kos

8 Juni 2025
Sastra Indonesia UNY, Jurusan yang Aslinya Biasa Saja, tapi Dikemas Luar Biasa oleh Kampus Mojok.co

Sastra Indonesia UNY, Jurusan yang Aslinya Biasa Saja, tapi Dikemas Luar Biasa oleh Kampus

8 Juni 2025
Pertama Kali Naik Bus Bagong ke Malang Jadi Pengalaman Paling “Membagongkan” dalam Hidup Mojok.co

Pertama Kali Naik Bus Bagong ke Malang Jadi Pengalaman Paling “Membagongkan” dalam Hidup

9 Juni 2025
Labuan Bajo Semakin Tak Ramah bagi Warga Lokal: Pantai Dijaga Satpam Hotel, Melaut pun Harus "Mengalah"

Labuan Bajo Semakin Tak Ramah bagi Warga Lokal: Pantai Dijaga Satpam Hotel, Melaut pun Harus “Mengalah”

7 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jS-m10azBto

DARI MOJOK

  • Mahasiswa Baru Kaget Pertama Kali Ngopi di Coffee Shop Jogja, Niat Nugas Malah Boncos dan Malu karena Nggak Tahu Espresso
  • Merelakan Gaji Besar dari Perusahaan di Dubai daripada Mental Rusak karena Tekanan Hidup dan Pilih Slow Living di Gunungkidul
  • Orang Kaya Naik Bus Ekonomi: Coba-coba Berujung Tersiksa, Dimaki Pengamen sampai Tahan Kencing Berjam-jam
  • Lulusan SMK “Hanya” Jadi Karyawan Alfamart dan Indomaret: Sekolah Harus Tetap Bangga, Karena Sukses Tak Dilihat dari Status
  • Coba-coba Naik KA Airlangga Jakarta-Surabaya: Bahagia Tiketnya Cuma Seharga 2 Porsi Pecel Lele, tapi Berujung Tak Tega sama Penumpangnya
  • Lulusan SMA-SMK Awalnya Malu Tak Kuliah dan Kerja di Alfamart-Indomaret, Direndahkan Guru Sendiri tapi Kini Merasa Lebih Terhormat

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.