Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Jalan Imogiri Timur: Jalan Panjang Penuh Pesan, Aroma Sate, dan Ujian Kesabaran

Bonifacius Herlambang oleh Bonifacius Herlambang
1 Juli 2025
A A
Jalan Imogiri Timur: Jalan Panjang Penuh Pesan, Aroma Sate, dan Ujian Kesabaran Nasional

Jalan Imogiri Timur: Jalan Panjang Penuh Pesan, Aroma Sate, dan Ujian Kesabaran Nasional (Eka P. Amdela via Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai orang Imogiri tulen—bukan hasil fotokopi, apalagi titipan keraton— saya bisa bilang satu hal pasti soal Jalan Imogiri Timur: ini bukan sekadar jalan penghubung, ini jalan spiritual. Jalan kehidupan. Jalan penuh liku, meski bentuknya lurus-lurus aja. Di sinilah pengendara belajar tiga hal penting dalam hidup: sabar, lebih sabar, dan sabar banget.

Buat yang belum akrab, Jalan Imogiri Timur itu jalur panjang yang menghubungkan peradaban Jogja dengan dunia “selatan” —alias Imogiri dan sekitarnya. Kalau kamu mau cari sate kambing, ini juga surga duniawi. Dari Pak Pong, Mak Adi, sampai Pak Jam, pokoknya asal Namanya diawali “Sate” dan diakhiri “nama orang,” kemungkinan besar mereka punya lapak sate di sini. Bukan jalan tol, tapi bisa dibilang tol rasa sate.

Saya sendiri sudah tujuh tahun lebih jadi pelanggan tetap Jalan Imogiri Timur. Dari masa-masa berseragam putih abu-abu sampai skripsi belum selesai, jalan ini tetap setia menemani. Motor sudah Ganti dua kali, tapi motor-motor yang main nyelonong muncul kayak NPC dari samping jalan, tetaplah sama: spontan, tiba-tiba, dan tanpa aba-aba.

Gang-gang kecil dan pengendara yang percaya takdir

Jalan Imogiri Timur ini punya fitur untuk: banyak gang kecil, dan banyak orang yang keluar dari gang dengan modal keyakinan. Tanpa toleh kiri-kanan, tanpa rem, tanpa rasa bersalah. Entah mereka merasa dilindungi doa ibu, atau memang sudah pasrah pada nasib.

Sebagai warga Imogiri yang menjunjung tinggi budaya elus dada, saya hanya bisa menggelengkan kepala tiap ada motor nyelonong dari gang. Klakson? Ah, terlalu mainstream. Marah-marah? Nanti dikira bukan asli Imogiri. Jadi, cukup pasrah dan bilang dalam hati, “Ya udah lah, yang penting masih selamat.”

Slow living ala Jalan Imogiri Timur

Pagi hari di Jalan Imogiri Timur itu syahdu. Embun masih nempel di daun, suara ayam kampung masih sayup-sayup terdengar, dan motor-motor melaju pelan ayak lagi cari sinyal. Tapi jangan salah, sore hari jauh lebih romantis. Asap sate mengepul di sepanjang jalan, aromanya meresap ke jiwa—kadang bikin pengendara yang lagi galau jadi sadar: hidup ini nggak seburuk itu, selama masih ada sate.

Namun, ada harga yang harus dibayar dari keindahan ini: kecepatan kendaraan berubah jadi kecepatan jalan kaki. Apalagi kalau bawa mobil. Pengendara roda empat sering terjebak dalam dilema: mau nyalip, tapi jalannya sempit; mau sabar, tapi udah ditinggal makan malam sama keluarga. Di sinilah karakter diuji. Siapa yang bisa tetap tenang di tengah jalur penuh jajanan, dia layak jadi calon menantu idaman.

Pesan tersirat dari semesta (versi Jalan Imogiri Timur)

Jalan Imogiri Timur mengajarkan kita bahwa hidup itu bukan tentang siapa yang cepat sampai, tapi siapa yang bisa bersabar. Kita nggak selalu butuh gaspol, kadang yang kita butuhkan adalah kelapangan dada dan dompet yang cukup buat beli sate satu porsi ekstra.

Baca Juga:

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

Kalau kamu sudah berkendara cukup lama dan mulai lihat patung kuda di persimpangan Imogiri, itu artinya perjalananmu sudah mendekati garis akhir. Tapi ingat, justru di detik-detik terakhir itulah biasanya kita lengah. Udah dekat rumah, eh malah nyungsep gara-gara ngelamun. Makanya, tetap focus ya, lur.

Dan satu pesan penting buat kalian semua yang lewat Jalan Imogiri Timur: jangan lupa mampir jajan. Satenya enak, banyak bakmi lethek yang rasanya nendang, dan suasananya bisa bikin kamu rindu pulang, meskipun belum pergi.

Salam dari selatan. Tetap hati-hati di jalan, jangan lupa helm, dan kalau bisa, bawa sabar dalam ukuran jumbo. Karena Jalan Imogiri Timur bukan cuma jalur lalu lintas, tapi tempat belajar hidup yang sebenarnya.

Penulis: Bonifacius Herlambang
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Tinggal di Banguntapan Bantul Itu Nggak Beda Jauh Sama Suburban Jogja, Jangan Dibilang Desa, dong

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 1 Juli 2025 oleh

Tags: jalan imogiri timurJogja
Bonifacius Herlambang

Bonifacius Herlambang

Siang jadi tukang ketik negara, malam jadi tukang ngulik arti hidup.

ArtikelTerkait

4 Alasan Orang Solo Lebih Sering Plesir ke Jogja Dibanding ke Semarang Mojok.co

4 Alasan Orang Solo Lebih Sering Plesir ke Jogja Dibanding ke Semarang

10 November 2025
Panduan Membedakan Kota dan Kabupaten Pekalongan biar Nggak Salah Lagi! Terminal Mojok

Alasan Kota Pekalongan Layak Jadi Kota Bisnis

30 Desember 2020
Lamongan Destinasi Liburan yang Logis ketimbang Jogja (Unsplash)

Ketimbang Jogja, Lamongan Adalah Destinasi Paling Logis untuk Liburan Tahun Baru

30 Desember 2024
Stasiun Lempuyangan Lebih Pantas Dikenal karena 3 Hal Ini, Bukan karena Meme Roti'O

Stasiun Lempuyangan Lebih Pantas Dikenal karena 3 Hal Ini, Bukan karena Meme Roti’O

23 September 2024
Merantau ke Jogja Menyadarkan Saya tentang Privilese Hidup di Jakarta

Kalau Nggak Pernah Merantau, Baiknya Nggak Usah Bacot

3 Desember 2022
4 Dosa yang Tanpa Sadar Dilakukan Warga Sewon terhadap Kabupaten Bantul Mojok.co

4 Dosa yang Tanpa Sadar Dilakukan Warga Sewon terhadap Kabupaten Bantul

15 Desember 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.