Jalanan utama di Jogja maupun Sleman itu mempunyai kesamaan. Setidaknya ada 2 kesamaan yang saya catat. Pertama, membutuhkan waktu yang lama untuk memperbaiki aspal rusak. Kedua, arus kendaraan semakin tak terbendung ramainya di jam-jam tertentu. Dan, salah 1 jalan yang selalu sukses bikin saya jengkel adalah Jalan Godean Sleman, akses penting menuju Kulon Progo.
Jalan Godean Sleman ini aneh banget dan “sangat menantang”. Terutama jalur dari Mirota Godean, ketemu Pasar Godean, perempatan Jalan Gedongan, sampai titik terakhir sebelum jembatan Kali Progo. Aspal di jalur ini sudah kayak “korban” perang roket. Berlubang dan kayaknya baru akan diperbaiki kalau sudah mau kiamat.
Daftar Isi
Kadang saya jadi menaruh curiga kenapa Jalan Godean Sleman nggak kunjung diperbaiki. Bagi pengendara roda 2 dan sepeda, jalanan ini terlalu menyiksa. Bagi pengendara roda 2, udah kayak jalur ujian SIM. Yah, masih lumayan ya ada tujuannya buat pemanasan uji SIM. Lah kalau buat pengayuh sepeda? Mau pemanasan ikut downhill?
Padahal ya, Jalan Godean adalah salah satu akses penting menuju Kulon Progo. Oleh sebab itu, saya jadi merasa kesal karena perbaikan jalan di sini nggak kunjung dilakukan. Jatuhnya, di jam-jam ramai, jadi semrawut. Bahaya ketika banyak pengendara yang nggak bisa menahan emosi. Bisa baku hantam hanya karena sedikit senggolan di jalanan.
Sejak beberapa tahun yang lalu, banyak pengendara rela berputar agak jauh ketika harus menuju Kulon Progo. Jalur Jalan Seyegan menjadi pilihan, baik dari Kulon Progo atau Sleman barat menuju Kota Jogja atau sebaliknya. Yah, untuk saat ini, memang masih mending lewat Seyegan kalau mau ke Kulon Progo ketimbang Jalan Wates.
Memang, aspal di Jalan Wates jauh lebih waras ketimbang Jalan Godean. Namun, pengendara roda 2 harus sangat sabar dan hati-hati berhadapan dengan truk dan bus besar. Namanya saja jalur provinsi. Kepadatan jalur ini akan menguji kesabaran dan konsentrasi pengendara.
Kenapa bisa rusak?
Sekarang bayangkan hal ini: Jalan Godean Sleman makin ke sini, semakin mempunyai kepadatan yang hampir menyerupai jalur provinsi seperti Jalan Wates. Namun, jalur tersebut, penuh lubang dan retakan. Hal ini sangat membahayakan pengendara. Oleh sebab itu, penumpukan pengendara adalah sebuah keniscayaan di jalur utara, yaitu Jalan Seyegan.
Selain gerak lambat pemerintah daerah Sleman dan pemprov DIY untuk memperbaiki dan mengurai masalah di Jalan Godean Sleman, keberadaan truk dengan tonase melebihi batas, seperti tidak terkontrol. Misalnya di daerah Minggir, Sleman. Di sana, terutama malam hari, sering melintas truk besar dan truk Pertamina. Daya tahan aspal berkurang dengan cepat.
Saya selalu khawatir ketika musim hujan datang dan aspal di jalur-jalur ini belum diperbaiki. Jalur yang sudah kadung “rusak”, terlambat diperbaiki, akan merugikan pengendara. Iya, merugikan para pembayar pajak. Merugikan kita semua. Aneh, kan.
Maret 2022 yang lalu, Gimmy Rusdin, Wakil Ketua Komisi C DPRD DIY mengunjungi Jalan Godean. Kata Gimmy, jalan provinsi jalan kayak gini terus. Masih kata Gimmy, perlu kajian lebih lanjut, bahkan terobosan antara Pemprov DIY dan Kabupaten Sleman. Yah, meskipun menurut saya agak telat, kepedulian ini perlu terus dijaga.
Cuma ditambal
Keluhan warga di sekitar Jalan Godean Sleman di sepanjang kilometer 6,7 hingga 15 juga (akhirnya) didengar. Tahun 2023, perbaikan jalan harusnya sudah jalan dengan anggaran Rp1,8 miliar. Namun, kok sebelum Gedongan, perbaikan jalan belum terlihat, ya? Mau nunggu apa lagi?
Ternyata ada komentar kayak gini:
“Ruas Jalan Godean diusulkan ada pemeliharaan dan perbaikan tiap tahun. Tahun ini, mendapatkan Rp1,8 miliar sehingga tidak bisa memenuhi untuk buat jalan menjadi mulus. Hanya sekadar tambal saja,” kata Kabid Binamarga Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP ESDM) Pemda DIY, Kwaryantini Ampeyanti Putri saat meninjau lokasi.
Oh, cuma tambal, bukan perbaikan. Yah, begitulah nasib pengendara di Jalan Godean.
Saya sih yakin kalau pemprov DIY dan Pemkab Sleman paham pentingnya jalan raya. Jalan raya merupakan infrastruktur yang sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat. Mobilitas yang terjadi itu akan semakin padat seiring waktu. Ingat, jalan raya itu nggak abadi. Oleh sebab itu, pemeliharaan dan perbaikan itu wajib dilakukan.
Pentingnya jalan raya
Kalian pernah kepikiran nggak, jangan-jangan rusaknya Jalan Godean Sleman itu salah 1 faktor rendahnya kunjungan warga Jogja dan Sleman ke Kulon Progo? Ini bahaya, lho, karena bisa jadi masalah jangka panjang bagi pariwisata setempat. Masak ke Kulon Progo cuma mau makan mie ayam Pakde Wonogiri dan main ke Waduk Sermo? Padahal Kulon Progo menawarkan banyak opsi untuk urusan pariwisata.
Selain itu, alam Kulon Progo juga menyimpan potensi besar. Beberapa tahun ke belakang, semakin banyak warga Jogja dan Sleman yang sepedaan ke Kulon Progo pas weekend. Trek Kulon Progo mampu memberikan sensasi keseruan dan tantangan yang sangat asik.
Pemandangan perbukitan hijau yang menakjubkan menambah daya tarik kabupaten itu. Udara segar nan sejuk mampu menjadi obat kejenuhan para pesepeda yang berkutat di pusat kota Jogja dan Sleman. Mereka rela mengayuh jarak berkilo-kilo untuk sampai di Kulon Progo. Nah, jalanan yang mulus dan minim lubang sangat penting demi keamanan dan kenyamanan semua.
Penulis: Yoga Kurniawan
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Jalan Raya Kaligesing Kulon Progo, Jalan Paling Indah se-Jogja
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.