Masyarakat Sumenep—atau mungkin juga Madura— sebagian besar bekerja sebagai petani. Berbagai jenis tanaman yang biasa ditanam ada tembakau, padi, kacang-kacangan dan jagung. Kalau masyarakat di daerah saya lebih banyak yang bekerja sebagai petani padi, termasuk bapak saya. Itu mengapa istilah pertanian sudah tidak asing di telinga.
Ya bagaimana tidak familiar, saya sangat sering diajak bapak ke sawah. Saya membantu mulai dari pembibitan, pengairan, pemberian pupuk hingga panen. Akan tetapi, belakangan saya baru menyadarai, istilah-istilah yang saya ketahu ini berlaku di Madura saja. Daerah lain punya istilah berbeda. Di bawah ini sudah saya rangkum beberapa istilah yang kerap digunakan ketika bertani padi di Madura.
#1 Apasaka’
Apasaka’ atau bisa disebut juga nyaka’, adalah aktivitas membajak sawah menggunakan sapi atau traktor supaya tanah menjadi gembur. Aktivitas ini tidak hanya untuk menggemburkan tanah, tapi juga untuk membersihkan gulma atau rumput liar. Pembersihan ini akan menambah kandungan bahan organik dalam tana. Apasaka’ biasanya dilakukan sekitar 4-5 hari sebelum menanam padi. Sebab, tanah harus dalam keadaan berlumpur sehingga memudahkan petani bercocok tanam.
#2 Nabur
Nabur adalah proses awal menanam padi. Nabur alias pembibitan dimulai dengan membuat sepetak tanah khusus berukuran kecil sesuai kebutuhan di tepi sawah pribadi atau sawah orang lain. Khusus untuk yang menumpang di tanah orang lain ini, tentu yang bersangkutan sudah memohon izin kepada tuan tanahnya. Masa tunggu pembibitan ini berkisar antara 3 hingga 4 minggu. Setelah itu, bibit padi siap untuk dipindah ke tempat yang lebih luas.
#3 Abhutok
Abutok adalah aktivitas memberi pupuk untuk tanaman padi. Istilah pertanian ini digunakan untuk padi yang baru dibibitkan atau padi yang sudah berumur kurang lebih 1 bulan. Pemberian pupuk penting untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan kualitas padi. Para petani biasanya menggunakan jenis pupuk yang beragam. Namun, di daerah saya kebanyakan menggunakan jenis pupuk Urea karena memiliki kandungan nitrogen tinggi.
#4 Apangaju’
Apangaju’ adalah proses mencabut bibit padi yang sudah tumbuh sekitar satu jengkal tangan orang dewasa dari tempat pembibitan. Biasanya, proses ini akan berlangsung apabila bibit tanaman padi sudah berumur 21 sampai 28 hari. Padi-padi yang sudah siap dicabut ini akan dikumpulkan dan diikat menjadi beberapa bagian. Selanjutnya, ikatan-ikatan padi tadi akan diletakkan secara random ke lokasi lebih luas yang akan menjadi tempat bertumbuhnya hingga panen nanti.
#5 Manjhák
Manjhák adalah istilah pertanian untuk penanaman kembali bibit padi yang sudah diikat dan siap tanam ke lahan yang lebih besar. Cara penanamannya bisa menggunakan sistem acak, ada pula yang menggunakan alat khusus supaya tanaman padi rapi seolah bersaf-saf. Dalam proses ini, biasanya para petani masih akan mempekerjakan masyarakat atau petani lainnya untuk menanam, kendati kini sudah ada teknologi penanam padi bernama Rice Transplanter.
#6 Apangaré’
Apangare’ adalah proses pembabatan, pemungutan atau pemetikan buah padi. Pada umumnya, aktivitas ini disebut dengan panen. Apangare’ biasanya akan dilakukan 3 bulan setelah penanaman. Saat ini, para petani banyak yang sudah menggunakan mesin untuk proses ini. Mengingat, menggunakan mesin jauh lebih murah daripada menggunakan tenaga manusia. Bukan cuma lebih murah, tapi juga lebih cepat dan efisien terutama untuk memisahkan batang dan buah padi.
#7 Ngaléser
Ngaléser adalah istilah pertanian untuk proses pemisahan batang padi dengan buahnya menggunakan alat khusus bernama kaléser. Proses ngaléser ini menggunakan tenaga manusia dengan cara kaleser dipedal. Ngaléser melibatkan beberapa orang yang terbagi menjadi: pemanen padi, pengangkut hasil panen ke kaléser, dan pengayuh pedal kaléser. Semakin banyak pekerja, semakin cepat selesainya.
Di atas beberapa istilah pertanian yang kerap digunakan di kalangan petani padi di Madura. Mungkin saja ada pembaca yang bercita-cita pulang ke Madura asal dan mengembangkan pertanian di sana. Semoga daftar istilah ini bisa membantu ya.
Penulis: M. Syamilul Hikam
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Sejarah dan Alasan Laki-laki Madura Suka Pakai Sarung
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.