Setelah Ospek online sudah dilewati para maba di minggu kemarin, kini para mahasiswa Unpad sudah masuk kuliah dan tentunya secara online. Bagi mahasiswa tidak baru seperti saya mungkin hal tersebut sungguh membosankan karena harus duduk di depan laptop sambal medengarkan dosen menjelaskan. Kuliah online bikin rasa kangen saya dengan teman-teman dan Jatinangor semakin membuncah.
Maba belum tahu persis rasanya kuliah dan menetap di Jatinangor. Maka dari itu saya perlu membagikan berbagai lika-likunya di sini.
Maba Unpad nggak akan kuliah di Bandung
Banyak maba yang kegocek dengan letak kampus Unpad. Tidak seperti ITB kampus Jatinangor, Ikopin, dan IPDN yang saya rasa mabanya sudah tau bahwa kampusnya terletak di Jatinangor, maba Unpad banyak sekali yang kegocek kalau mereka akan berkuliah di Bandung.
Jatinangor sendiri merupakan kecamatan di garis terdepan Kabupaten Sumedang yang letaknya sangat membingungkan. Jauh dari Sumedang tetapi dekat dengan Kabupaten Bandung (Inget kabupaten, bukan Kota Bandung). Meskipun begitu, kita harus bangga kalau Jatinangor merupakan kecamatan penyumbang pendapatan daerah terbesar di Kabupaten Sumedang, lha soalnya rame mahasiswa sih.
Hanya ada satu Mal
Bagi kalian mahasiswa baru yang berasal dari kota besar, mungkin kalian harus terbiasa dengan hal ini karena di Jatinangor hanya ada satu mall yaitu Jatinangor Town Square disingkat Jatos. Jatos bukan seperti mal-mal yang ada di Bandung. Bahkan teman saya yang berasal dari Jakarta pun ragu menyebut Jatos adalah mal karena berbeda dengan mal yang ada di Jakarta.Meski Jatos merupakan mal kecil, Jatos bagaikan oase di tengah gurun pasir karena mahasiswa terbiasa kongkow di sana.
Polisi di Jatinangor
Buat kalian para maba, mungkin ini adalah hal unik yang harus kalian tahu. Polisi di sana adalah polisi paling pengertian sedunia. Jatinangor yang isinya hanya segitu-gitu saja memang kadang membuat kita yang dibonceng males memakai helm (tapi kalo bisa pakai ya!). Oleh karena itu, jika kalian bertemu polisi di depan Polsek atau di Jatos dan tidak memakai helm, biasanya pak polisi tersebut tidak akan menilang kalian. Ini berdasarkan pengalaman saya berkali-kali, pokoknya asal yang bawa motor make helm inshaaAllah kalian aman. Asal tidak bonceng tiga dan melawan arus sih. Tapi beda cerita kalau ada razia resmi ya. Itu mah auto tilang kalau nggak pakai helm.
Jalanan yang dipenuhi kendaraan besar, berdebu dan berasap
Jatinangor dan kendaraan besar adalah satu kesatuan yang tidak akan terpisahkan. Ini disebabkan karena Jatinangor merupakan jalan penghubung antara Bandung dan Cirebon. Oleh karena itu, kendaraan besar seperti truk dan bis menjadi teman saat berkendara. Bayangkan, kawasan pendidikan yang seharusnya tenang dan damai, justru dipenuhi kendaraan besar. Selain kendaraan besar, hal yang harus kalian tau adalah masalah debu dan asap kendaraan di Jatinangor. Hal ini juga berkaitan dnegan jumlah seluruh kendaraan yang berlalu-lalang. Saking ramainya.
Untuk para maba, jika kuliah nanti sudah offline dan bisa menetap di Jatinangor, maka kalian harus bersiap dengan hal-hal tersebut. Minimal menggunakan masker agar terhindar dari debu dan asap kendaraan. Nggak enak banget pokoknya.
Semoga saja pandemi cepat berakhir dan nuansa Jatinangor bisa segera kalian rasakan. Mahasiswa lama juga pasti udah kangen banget kan?
Foto oleh Nur Cholis Wikimedia Commons.
BACA JUGA Kuliah, Kuliah, Kuliah, Tipes: Duka Menjadi Mahasiswa Biologi dan tulisan Terminal Mojok lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.