Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Guyonan Soal Intel yang Menyamar Itu Nggak Lucu!

Iqbal AR oleh Iqbal AR
18 Oktober 2019
A A
intel yang menyamar

intel yang menyamar

Share on FacebookShare on Twitter

“Coba cek depan kantor.rumah, jangan-jangan ada tukang bakso yang bawa HT!” Omongan dan tulisan seperti ini sering sekali ditemui di linimasa akhir-akhir ini. Guyonan yang mengisyaratkan sebuah bahaya (sebenarnya) kadang menimpa orang-orang yang mempunyai sikap kritis, atau mereka yang membeberkan fakta-fakta tertentu. Guyonan seperti ini paling sering menimpa wartawan, kantor berita, atau pegiat-pegiat keadilan yang sedang menuliskan/mencuitkan sebuah fakta yang menyerang pihak penguasa. Biasanya sih seperti itu, dan masih banyak dijumpai di linimasa media sosial.

Tirto, Tempo, dan Indonesia Leaks adalah “korban” paling baru yang menerima guyonan-guyonan seperti ini. Dalam rilisnya, Tirto dan Tempo saling bekerja sama dengan Indonesia Leaks dalam mengungkap kasus “Buku Merah” yang pernah mencuat tahun 2017 tentang kasus korupsi. Ada benang merah antara kasus ini dengan kasus penyiraman Novel Baswedan yang juga tak kunjung terungkap. Tirto, Tempo, dan Indonesia Leaks merilis sebuah rekaman CCTV detik-detik perusakan “Buku Merah” yang dilakukan oknum kepolisian di KPK. Perusakan ini (penghilangan barang bukti) terkait dugaan adanya nama Kapolri Tito Karnavian dalam jeratan kasus korupsi ini.

Kabar ini langsung menjadi perhatian warganet. Banyak sekali yang bersimpati, memberi semangat, dan berdoa agar Tirto, Tempo, dan Indonesia Leaks baik-baik saja dan senantiasa dilindungi. Ya wajar lah, karena ini menyangkut nama besar di kepolisian, maka ancaman bahayanya juga nggak main-main. Tapi dari sekian banyak dukungan semangat warganet, masih saja ada yang bercanda soal intel yang menyamar sebagai pedagang.

“Udah ada tukang cilok yang bawa HT belum di depan kantor?” Guyonan model seperti ini masih bisa ditemui jika kita buka kolom komentar di semua media sosial Tempo atau Tirto. Ya mungkin niatnya bercanda atau gimana, tapi yang jelas guyonan seperti ini sama sekali nggak lucu!

Guyonan ini memang awalnya merupakan sebuah sindiran terhadap pengawasan media di era orde baru. Katanya, di era orde baru nggak jarang ada beberapa pedagang mencurigakan yang wara-wiri di sekitaran kantor berita. Usut punya usut, mereka ini ternyata adalah intel yang menyamar untuk mengawasi kantor berita tersebut. Biasanya ini terjadi setelah kantor berita tersebut merilis sebuah berita yang kurang menyenangkan bagi penguasa. Saat ini, guyonan ini ternyata masih dipakai dan banyak sekali yang sok asik dengan guyonan ini. Padahal sama sekali nggak lucu.

Tirto dan Tempo bukan sekali ini mendapat guyonan seperti itu. Kalau Tempo ya sudah makan asam garam lah dalam dunia jurnalistik, lha wong mereka pernah dibredel dulu. Tirto yang cenderung masih muda, sering sekali mendapat guyonan seperti ini. Ketika Tirto merilis beberapa pengakuan pelajar massa aksi September lalu, yang mengenai kebrutalan aparat terhadap pelajar massa aksi, guyonan-guyonan seperti ini berceceran di kolom komentar Tirto. Saya sih nggak nemu aja di mana lucunya guyonan seperti ini.

Saya juga nggak ngerti apa yang ada di kepala orang-orang yang masih saja bercanda seperti ini. Banyak sekali wartawan dan pegiat-pegiat keadilan yang rela menerobos garis bahaya hanya untuk menyampaikan dan memaparkan kebenaran. Ketika mereka seharusnya mendapat dukungan moril dan sebagainya, eh ini malah dapat guyonan seperti itu. Bukannya tertawa, yang ada malah semakin takut dan runtuh mentalnya.

Beberapa orang yang bekerja di media/kantor berita akhirnya angkat bicara mengenai guyonan ini. Mereka sepakat untuk melawan guyonan ini dan mengatakan kalau guyonan seperti ini nggak lucu. Bahkan cenderung membahayakan keselamatan wartawan, pegiat keadlian, dan kantor berita itu sendiri. Oke lah kalau niat awalnya bercanda, tapi kalau ini benar-benar terjadi, benar-benar ada intel yang menyamar dan membahayakan wartawan gimana? Gimana pertanggungjawabannya?

Baca Juga:

Nasi Goreng Dikasih Jeruk Nipis, Resep Rahasia Orang Sulawesi yang Bikin Orang Luar Geleng-geleng

Santri Zaman Sekarang, kalau Nggak Dituduh Teroris, ya Pelaku Bully, Suka-suka Kau lah

Ini menjadi penting karena beberapa pihak seperti wartawan atau pegiat-pegiat keadilan ini rawan sekali mengalami kriminalisasi. Wartawan juga nggak jarang mendapat perlakuan nggak mengenakkan ketika meliput berita, apalagi urusannya dengan aparat. Mulaiu dari dipukul, sampai dirampas alat kerjanya. Pegiat keadilan juga begitu. Nggak sedikit dari mereka yang akhirnya dipolisikan karena bersuara. Mereka-mereka ini seperti berjalan di batas hidup dan mati, demi sebuah keadilan. Jadi guyonan-guyonan tentang intel yang menyamar itu nggak lucu dan nggak asik. (*)

BACA JUGA Mari Periksa Maksud Tweet Budiman Sudjatmiko yang Bandingkan Awkarin dan Tri Mumpuni atau tulisan Iqbal AR lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 18 Oktober 2019 oleh

Tags: buku merahIndonesia LeaksIntelkasus kriminalpenyamaranterorismetukang baksotukang nasi goreng
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

guyonan tukang bakso di depan rumah mojok

Guyonan Tukang Bakso di Depan Rumah Itu Nggak Lucu dan Garing

20 Juni 2021
radikalisme

Mahasiswa di Tengah Gempuran Terorisme dan Radikalisme

30 Juli 2019
Santri pondok pesantren Zaman Sekarang, kalau Nggak Dituduh Teroris, ya Pelaku Bully, Suka-suka Kau lah

Santri Zaman Sekarang, kalau Nggak Dituduh Teroris, ya Pelaku Bully, Suka-suka Kau lah

23 Oktober 2023
pelaku bom bunuh diri mojok

Bom Bunuh Diri dan Narasi Menggelikan yang Menyertainya

29 Maret 2021
Melihat Perempuan sebagai Pelaku Kekerasan terminal mojok.co

Melihat Perempuan sebagai Pelaku Kekerasan

6 April 2021
Surat Terbuka dari Tukang Bakso Keliling untuk para Intel di Indonesia

Surat Terbuka dari Tukang Bakso Keliling untuk Intel di Indonesia

12 Oktober 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.