Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Profesi

Guru Ngaji Cabul Bikin Hidup Sesama Guru Ngaji Menderita, Orang-orang Jadi Curiga dan Mem-bully dengan Panggilan “Walid”

Ahmad Nadlif oleh Ahmad Nadlif
7 Juli 2025
A A
Guru Ngaji Cabul Bikin Hidup Sesama Guru Ngaji Menderita, Orang-orang Jadi Curiga dan Mem-bully dengan Panggilan "Walid" Mojok

Guru Ngaji Cabul Bikin Hidup Sesama Guru Ngaji Menderita, Orang-orang Jadi Curiga dan Mem-bully dengan Panggilan "Walid" unsplash.com

Share on FacebookShare on Twitter

Akhir-akhir ini saya sering menerima DM Instagram atau pesan WA dari beberapa teman. Pesan tersebut berisi reels atau video terkait kasus pencabulan yang dilakukan oleh oknum guru ngaji. Sialnya, kasus-kasus tersebut ternyata marak terjadi di kabupaten tempat saya tinggal, di Demak. 

Modusnya pun beragam, di antaranya ada yang disuruh setoran hafalan al-Qur’an kemudian dilecehkan. Ada pula yang punya pondok pesantren kemudian mencabuli santri-santrinya. Dan, masih banyak lagi. 

Melihat berita-berita yang demikian getirnya, tentu saya merasa miris. Bagaimana bisa seseorang yang diberi anugerah kepandaian dalam ilmu agama, malah berperilaku bejat terhadap murid-muridnya. Bukannya mendidik mereka supaya kelak menjadi orang bener, tapi ternyata kok malah merusaknya. Tolol emang!

Sebagai seseorang yang mengabdi sebagai guru ngaji, jujur saja saya merasa nyesek sekaligus resah. Sebab, sampai detik ini saya punya kedekatan dengan isu tersebut. Saat ini saya masih melanjutkan apa yang diperjuangkan almarhum bapak sejak dulu, membimbing anak-anak kampung agar bisa membaca al-Qur’an. Namun, munculnya berita terkait guru ngaji cabul ini benar-benar membuat saya resah. Daftar keresahan tersebut selengkapnya sebagaimana di bawah ini.

#1 Minat anak-anak kampung untuk ikut ngaji kian menurun

Saya kurang tau sejak kapan pastinya. Namun, kalau diperhatikan, anak-anak ngaji di kampung kami seakan terus merosot peminatnya. Dulu, ngaji selepas maghrib yang diinisiasi oleh almarhum bapak bisa diikuti hingga lebih dari 30 anak. Bahkan, anak-anak kampung sebelah juga rela jauh-jauh datang. 

Melihat antusias tersebut, almarhum bapak dan saya sebagai pengajar sering kelimpungan. Akhirnya kami mendatangkan satu guru dari luar lagi untuk membantu mengajar ngaji.

Sekarang beda cerita. Jangankan 30 anak, bisa ada 15 anak yang ikut ngaji al-Qur’an saja sudah alhamdulillah banget. Sesekali bahkan tidak menyentuh jumlah 10 anak. 

Terus terang saya sangat khawatir. Maraknya kasus guru ngaji cabul ini akan mendatangkan perasaan traumatik pada anak-anak hingga akhirnya mereka memilih untuk tidak mengaji.

Baca Juga:

Sarjana Agama Jangan Mau Dicap Cuma Bisa Terima Setoran Hafalan, Ini 5 Profesi Alternatif yang Butuh Keahlian Agama Kamu

Keresahan Guru Ngaji: Profesi yang Menuntut Kesempurnaan padahal Kami Ini Manusia Biasa

#2 Para orang tua menjadi trust issue terhadap guru ngaji

Dikarenakan beberapa wali murid ngaji adalah tetangga saya yang pada dasarnya memang sering srawung bareng. Saya banyak menerima pertanyaan kritis dan keluh kesah terkait oknum guru ngaji cabul dari mereka. Misal, pertanyaan “Mas, kemarin ada kasus guru ngaji kok cabul tuh gimana menurutmu? Kurang ajar banget sih.” Ungkapan kepedihan misal “Ya Allah, kok yo tega, ono guru ngaji sampe melecehkan murid-muride ya mas” dan sebagainya.

Sejak awal saya sudah paham. Berita-berita terkait oknum guru ngaji yang cabul jelas akan berdampak signifikan pada tingkat kepercayaan orang tua. Menanggapi pertanyaan kritis itu, berulang kali saya menekankan, salahkanlah perilakunya, bukan profesinya. Kalau kita kemudian pukul rata dengan mengatakan guru ngaji “pasti” cabul. Itu justru logika yang amburadul dan salah kaprah dong.

Selain itu, jika boleh mengutip dari tuturan Gus Baha, kasus-kasus cabuk tersebut sebenarnya ada dampak positif yangbisa dipetik.  Lha kok? Kenapa begitu? Ya sebab, kita jadi bisa belajar bahwa kita tidak berhak mengkultuskan seseorang. Lebih-lebih menganggap seseorang yang berpakaian agamis, bahkan ngajar ngaji pasti orang baik. Buktinya ada kan, guru ngaji yang ternyata cabul.

#3 Guru ngaji dipandang sebagai pengabdian yang sepele

Saya sempat merasa jengkel tatkala membaca salah satu komentar di akun instagram Info Kejadian Demak saat memberitakan kasus pencabulan oleh oknum. Salah satu netizen ada yang nyerocos begini, “Untung dadi wong ndablek, nek dadi guru ngaji pora celutak manukmu?” sembari ngetag salah satu temannya. Terjemahan bebasnya, dia seakan berkata pada temannya, “Beruntung jadi orang nakal, kalo jadi guru ngaji apa nggak pecicilan burungmu itu?”. Saya kurang paham dia melontarkan kalimat itu dengan serius atau sekadar gurauan. Namun, hemat saya, jika pun toh dianggap gurauan, tentu ini bukan lelucon yang lucu. 

Padahal, jika berkaca pada almarhum bapak, beliau sejak tahun 2006 sampai wafat di tahun 2024 mengajar ngaji anak-anak kampung dengan tanpa dibayar. Niatnya cuman satu, agar anak-anak di kampung tempat kami tinggal minimal bisa membaca al-Qur’an. Udah, itu saja. Lha kok sekarang ada stigmatisasi kalau guru ngaji selalu dikaitkan dengan dunia seksual. Sepele banget, kan asyuuu.

#4 Sebagai guru ngaji, saya sering dipanggil “Walid”

Poin yang terakhir, keresahan yang nggak terlalu saya resahkan. Sebab saya tahu, teman-teman memanggil saya dengan panggilan “walid” itu tuh hanya sekadar gurauan saja. Tidak dalam rangka bullying yang serius. Selain itu, saya toh juga bukan pelaku sebagaimana “walid” dalam film Bidah, jadi nggak perlu terlalu resah juga. Justru ini malah menjadi pengingat bahwa guru ngaji itu punya beban moral yang berat, makanya jangan jadi seperti Walid.

Setidaknya, itulah empat keresahan yang saya rasakan sebagai seseorang yang notabene menjadi guru ngaji tatkala berita oknum guru ngaji yang cabul kian marak. Seharusnya pemerintah memberikan sanksi yang tegas pada kasus-kasus beginian. Biar kejadian-kejadian menyedihkan nggak terulang lagi.

Penulis: Ahmad Nadlif
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA HRD yang Merasa Dirinya Superior dan Paling Berkuasa Menentukan Nasib Pekerja Memang Pantas Jadi Musuh Bersama. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

 

Terakhir diperbarui pada 7 Juli 2025 oleh

Tags: guru cabulguru ngajiguru ngaji cabulngaji
Ahmad Nadlif

Ahmad Nadlif

Mas-mas jawa biasa.

ArtikelTerkait

tebuireng dipati wirabraja islamisasi lasem pondok pesantren ngajio sampek mati mojok

Membedah Tagline ‘Mondok Sampek Rabi, Ngaji Sampek Mati’ Anak Pesantren

7 November 2020
tebuireng dipati wirabraja islamisasi lasem pondok pesantren ngajio sampek mati mojok

4 Hal yang Bakal Dikangeni oleh Santri Tebuireng

17 Desember 2020
Keresahan Guru Ngaji Dituntut Sempurna, padahal Manusia Biasa (Unsplash)

Keresahan Guru Ngaji: Profesi yang Menuntut Kesempurnaan padahal Kami Ini Manusia Biasa

11 Agustus 2025
Tanpa Kitab Iqro, Kita Hanyalah Butiran Debu yang Tak Mengenal Al-Qur'an

Tanpa Kitab Iqro, Kita Hanyalah Butiran Debu yang Tak Mengenal Al-Qur’an

28 Oktober 2022
Dalam Ngaji, Para Lansia Itu Butuh Disemangati Bukan Ditakut-Takuti

Dalam Ngaji, Para Lansia Itu Butuh Disemangati Bukan Ditakut-takuti

2 Februari 2020
Sarjana Agama Jangan Mau Dicap Cuma Bisa Terima Setoran Hafalan, Ini 5 Profesi Alternatif yang Butuh Keahlian Agama Kamu

Sarjana Agama Jangan Mau Dicap Cuma Bisa Terima Setoran Hafalan, Ini 5 Profesi Alternatif yang Butuh Keahlian Agama Kamu

6 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.