• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Ngaji Kilatan dan Tradisi Melancong Santri di Bulan Ramadan. #TakjilanTerminal33

Mohammad Maulana Iqbal oleh Mohammad Maulana Iqbal
29 April 2021
A A
Ngaji Kilatan dan Tradisi Melancong Santri di Bulan Ramadan. #TakjilanTerminal30
Share on FacebookShare on Twitter

Bagi yang pernah atau masih berstatus santri, mengenyam atau setidaknya hidup di lingkungan pondok pesantren, maka mungkin sudah mengerti mengenai ngaji kilatan. Namun, bagi yang belum mengetahui sama sekali mengenai ngaji kilatan, maka izinkan saya untuk sekilas memberi informasi mengenai apa itu ngaji kilatan.

Ngaji kilatan bukan ngaji yang hanya dilakukan ketika ada kilat, petir, geluduk, atau apa pun itu namanya. Bukan itu maksudnya. Ngaji kilatan merupakan ngaji yang dilakukan secara kilat atau secara cepat. Kalau umumnya ngaji satu kitab di pesantren itu memakan waktu setengah hingga satu tahun, maka ngaji kilatan hanya berlangsung 15 hingga 25 hari di bulan Ramadan.

Kitab yang dingajikan sendiri cukup beragam, tergantung kemauan pengajarnya. Sementara para santrinya dibebaskan untuk memilih ngaji kilatannya sesuai dengan keinginannya. Layaknya sistem KRS-an kuliah, yang mana mahasiswa dibebaskan memilih mata kuliah sesuai keinginannya.

Nah, lebih asyiknya lagi adalah para santri dibebaskan untuk ngaji kilatan di pondok pesantren mana pun, selagi pondok pesantren yang diinginkan membuka ngaji kilatan untuk umum di bulan Ramadan. Namun setahu saya, kebanyakan pondok pesantren membuka ngaji kilatan untuk santri luar di bulan Ramadan. Jadi, sudah seperti tradisi pesantren mengadakan ngaji kilatan di bulan Ramadan kepada siapa saja.

Di saat itu pula, beberapa santri lebih memilih melancong alias ngaji kilatan di pondok pesantren lain yang diinginkan. Salah satunya saya sendiri yang pernah ngaji kilatan di pondok pesantren lain.

Kenapa kok lebih memilih ngaji kilatan di pondok pesantren lain?

Alasan utamanya, sih, tentu untuk ngalap barokah dari kiai-kiai pesantren lain, terutama yang lebih sepuh. Saya juga ingin mengaji kitab lain yang belum pernah diajarkan di pondok pesantren saya sendiri. Pasalnya, pondok pesantren saya kebanyakan mengajarkan mengenai syariat, alias ilmu fiqih.

Sementara alasan lainnya, atau lebih tepatnya alasan plus-plus, yakni karena rasa jenuh ngaji kilatan di pondok pesantren sendiri. Kurang lebih empat tahun saya ngaji kilatan Ramadan di pesantren sendiri. Setara dengan masa kuliah sarjana, normalnya.

Akhirnya di dua tahun akhir mondok, saya memilih untuk ngaji kilatan di pesantren lain. Hitung-hitung refreshing, melancong, jalan-jalan ala santri. Oleh karena itu, saya memilih pesantren yang agak jauh dari pesantren asal saya di Gresik. Saya memilih pesantren yang berada di Kediri dan di Rembang, Jawa Tengah.

Untuk yang di Kediri, saya memilih Pondok Pesantren Fathul Ulum, Kwagean, Krenceng, Kepung, Kediri. Pesantren ini diasuh oleh KH. Abdul Hannan Ma’shum.

Kenapa kok milih Pondok Pesantren Fathul Ulum, Kwagean? Padahal kan di Kediri ada Pondok Pesantren Lirboyo yang terkenal di kalangan santri.

Jangan salah, Pondok Pesantren Fathul Ulum ini juga terkenal di kalangan santri. Lebih tepatnya lagi terkenal mengenai ilmu mistiknya. Alhasil, setelah ngaji kilatan di sana, saya membawa oleh-oleh minyak mistik, jimat, dan perabotan mistik lainnya.

Udah kayak mau jadi dukun aja, hadeeeh.

Nggak, kok, saya nggak bermaksud aneh-aneh. Perabotan mistik itu hanya sebagai oleh-oleh khas ala Pondok Pesantren Fathul Ulum Kwagean.

Oke, kita lanjut ke pesantren yang saya pilih ngaji kilatan berikutnya, yakni di daerah Rembang. Rembang sendiri menjadi pilihan saya karena menjadi pusat pesantren yang cukup terkenal. Salah satunya Gus Mus dan Mbah Maimoen Zubair yang berasal dari Rembang. Bahkan, kemarin Pak Jokowi ketika nyalon presiden yang kedua kalinya juga sempat sowan ke Mbah Maimoen Zubair. Nggak diragukan lagi wes kepopuleran pondok pesantren di sana.

Saya sendiri sebenarnya ngaji kilatan di dua tempat ketika berada di Rembang, yakni di Pondok Pesantren Al Anwar 1, yang kala itu masih dipangku oleh KH. Maimoen Zubair dan Pondok Pesantren Ma’hadul ‘Ulum Asy-Syar’iyyah (MUS) yang dipangku oleh KH. Said Abdurrahim.

Hanya saja untuk tidur, saya memilih menetap di satu tempat, yakni di Pondok Pesantren MUS. Ya, iyalah satu tempat. Masa iya saya tidur di dua tempat, mau pakai kage bunshin?

Saya masih ingat di Pondok Pesantren MUS, saya mengaji kitab Tafsir Jalalain, yang diajar langsung oleh KH. Said Abdurrahim. Kitab tersebut kurang lebih setebal buku Madilog dan kitab tersebut khatam kurang lebih 16 hari saja. Sat set gitu ngajinya, secepat kilat.

Sedangkan di Pondok Pesantren Al Anwar 1, saya mengaji kitab Syajaratul Ma’arif Wal Ahwal, yang diampu langsung oleh Mbah Maimoen Zubair. Kitabnya nggak terlalu tebal layaknya Tafsir Jalalain. Mungkin kurang lebih setebal dua sentimeteran. Ngaji tersebut juga rampung di malam ke 15 bulan Ramadan.

This is, melancong ngaji plus rekreasi ala santri di momen Ramadan, hehehe.

*Takjilan Terminal adalah segmen khusus yang mengulas serba-serbi Ramadan dan dibagikan dalam edisi khusus bulan Ramadan 2021.

BACA JUGA Alasan Jemaah Tarawih Ramai di Awal, Sepi di Tengah, dan Ramai Kembali di Akhir Ramadan. #TakjilanTerminal24 dan tulisan Mohammad Maulana Iqbal lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 April 2021 oleh

Tags: bulan ramadankehidupan santringajisantriTakjilan Terminal

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Mohammad Maulana Iqbal

Mohammad Maulana Iqbal

Terkadang sedikit halu.

ArtikelTerkait

Tanpa Kitab Iqro, Kita Hanyalah Butiran Debu yang Tak Mengenal Al-Qur'an

Tanpa Kitab Iqro, Kita Hanyalah Butiran Debu yang Tak Mengenal Al-Qur’an

28 Oktober 2022
4 Alasan Jarang Ada Cerita Hantu di Kampus UIN yang Viral

4 Alasan Jarang Ada Cerita Hantu di Kampus UIN yang Viral

4 Agustus 2022
Memahami Drama Penangkapan Pemerkosa di Pesantren Jombang dari Perspektif Mantan Santri  Terminal Mojok pondok pesantren

Memahami Drama Penangkapan Pemerkosa di Pesantren Jombang dari Perspektif Mantan Santri 

8 Juli 2022
Kuliah di UIN (Unsplash.com)

Kuliah di UIN? Ini 5 Culture Shock yang Dirasakan Lulusan SMA

20 Juni 2022
4 Cara Pengurus Mengatasi Santri yang Diganggu Makhluk Astral

4 Cara Pengurus Mengatasi Santri yang Diganggu Makhluk Astral

10 Juni 2022
7 Cara Santri agar Tidak Kehilangan Sandal di Pesantren

7 Cara Santri agar Tidak Kehilangan Sandal di Pesantren

7 Juni 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
3 Masjid di Ciputat yang Paling Mantap Takjilnya. #TakjilanTerminal34 terminal mojok.co

3 Masjid di Ciputat yang Paling Mantap Takjilnya. #TakjilanTerminal34

jadi presiden selama sehari lambang negara jokowi nasionalisme karya anak bangsa jabatan presiden tiga periode sepak bola indonesia piala menpora 2021 iwan bule indonesia jokowi megawati ahok jadi presiden mojok

Problematika Istilah Karya Anak Bangsa dan Mental Maksa Bangga

zhu bajie pat kai babi ngepet mojok

Wawancara dengan Pat Kai: Tentang Kasus Babi Ngepet dan Murkanya Blio kepada Manusia



Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Tinggal di Kecamatan Dramaga Bogor
Nusantara

Keluh Kesah Tinggal di Kecamatan Dramaga Bogor

oleh Aulia Syafitri
30 Maret 2023

Tinggal di Dramaga ternyata penuh drama.

Baca selengkapnya
Madura Tidak Butuh Jalan Tol

Madura Tidak Butuh Jalan Tol

30 Maret 2023
Derita Tinggal di Kecamatan Tegalrejo Jogja

Derita Tinggal di Kecamatan Tegalrejo Jogja

31 Maret 2023
Derita Pemilik Honda CS1, Mulai dari Biaya Servisnya Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

Derita Pemilik Honda CS1, dari Biaya Servis yang Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

25 Maret 2023
Pantes Nissan Evalia Nggak Laku di Indonesia, Desainnya Aneh!

Pantes Nissan Evalia Nggak Laku di Indonesia, Desainnya Aneh!

28 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!