Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Gendar Pecel dan Lempok, Kuliner dari Ujung Boyolali yang Tak Setenar Soto Seger

Dicky Setyawan oleh Dicky Setyawan
21 Januari 2021
A A
Gendar Pecel dan Lempok, Kuliner dari Ujung Boyolali yang Tak Setenar Soto Seger Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Apa yang terlintas di pikiran kalian setelah mendengar kata Boyolali? Jika saya mau “sok tahu” menyimpulkan, mungkin yang terlintas pertama tak lain kalau bukan susu khas Boyolali atau soto seger. Branding kuliner khas Boyolali tersebut tertanam kuat di benak orang luar Boyolali, yang cukup sering membuat saya kesal dengan pertanyaan, “Eh, rumahmu Boyolali, kan? Boyolali punya susu khas, kan? Bawain, dong!” Dan akan senantiasa saya bantah mentah-mentah. Bukan bermaksud pelit, Boyolali saya ini beda, loh. Jangankan susu, sapi perah mana ada di Boyolali saya.

Jika kalian pikir Boyolali itu tempat yang sejuk kebagian semilir Merapi dan Merbabu, Boyolali saya ini nggak kebagian semilirnya, cuma kebagian pemandangan dua gunung itu. Sama persis dengan gambar pemandangan yang kalian warnai dengan krayon ketika kalian SD. Dua gunung, sawah, dan burung-burung emprit terbang, itu thok! Lebih jelasnya, secara serakah ciri khas Kabupaten Boyolali sendiri diambil dari Kecamatan Boyolali dan sekitarnya. Dan daerah saya ini, bisa dibilang memiliki ketimpangan dengan Boyolali pusat.

Menariknya, letak pusat Kabupaten Boyolali (Kecamataan Boyolali) nggak berada di tengah-tengah, yang sejatinya posisi itu berada di Kecamatan Simo. Pusat Boyolali cenderung berada di ujung selatan ke barat, sedangkan wilayah yang saya jadikan tempat makan, minum, eek, dan segalanya ini berada di bagian utara mepet ke timur. Kecamatan Andong, Klego, Karanggede, Kemusu, Wonosegoro, Juwangi, dan sekitarnya, orang biasa menyebutnya: Boyolali utara. Yang jarak tempuh ke pusat kabupaten sama jauhnya dengan jarak tempuh ke kota Solo. Heuheuheu. Makanya wajar jika kalian menemui banyak perbedaan di wilayah ini, terutama semakin ke utara. Salah satunya soal makanan.

Satu di antara kuliner yang khas itu adalah pecelnya. Beda dengan pecel khas Jawa Timuran, di Boyolali “saya ini”, pecel itu tidak berdasar nasi yang lantas ditaburi sambal kacang dan sayuran. Nasi itu digantikan “gendar”. Apa itu gendar? Gendar itu semacam lontong, tapi memiliki tekstur lebih kenyal, nggak dibungkus daun pisang, dan dibuat dengan cara dikukus. Gendar terbuat dari nasi yang biasanya hampir basi (menggunakan nasi bagus juga lebih mashok), selain bisa digunakan sebagai pakan ayam dan olahan “cengkaruk”, nasi ini bisa diberi obat gendar, atau di daerah lain juga disebut ceketit, lantas jadilah “gendar”, yang di daerah saya juga populer dengan nama “puli”.

Gendar sebenarnya juga banyak ditemukan di daerah lain di Jawa Tengah, bedanya di daerah saya, penganan ini akan dengan mudah kalian temui, semudah menemukan seplastik es teh di kamar anak kos. Mau pagi hingga tengah malam. Mau di pasar hingga tukang sayur. Hal yang selama ini jarang saya temui selama kos di Solo, yang konon dulu juga sempat banyak beredar, sebelum dijajah pecel Jawa Timuran. Penganan ini biasanya dibungkus daun jati, tanaman yang mudah ditemui di dataran rendah. Kemudian, sub-olahan gendar juga sering dijadikan kerupuk, kerupuk gendar. Kerupuk gendar adalah gendar yang dipotong tipis-tipis, kemudian dikeringkan, lalu digoreng.

Selain gendar pecel, olahan lain yang populer di Boyolali utara ialah lempok. Berbeda dengan gendar yang cukup mudah ditemui di daerah lain juga, penganan satu ini cukup asing bagi beberapa orang luar Boyolali utara. Lempok sendiri sebenarnya tak jauh beda dengan lontong, pun sama-sama dibungkus daun pisang. Bedanya, lempok biasanya berbentuk pipih alias gepeng, nggak berbentuk bulat. Penganan ini di Boyolali utara akan mudah kalian temui di pasar-pasar, atau bahkan beberapa warung makan juga menjual makanan ini.

Lontong pipih itu tak sendirian, biasanya ditemani sayur jepan atau sayuran lainnya, yang penyajiannya biasannya dibungkus daun jati, sama seperti gendar pecel. Rasa pedas, manis, dan gurih menyatu layaknya bintang, bulan, dan malam. Uwuuu. Satu yang menjadi ciri khas, biasanya penyajian tradisional lempok, lontong-lontong tersebut akan dipotong-potong oleh si penjual, sehingga pembeli tinggal melahapnya dengan biting (lidi) sebagai kuncian bungkus daun jati, tanpa perlu repot memotong-motong lempok.

Yah, begitulah kiranya gambaran lain Kabupaten Boyolali yang sedikit berbeda dengan Boyolali yang dikenal orang. Meskipun bosan dengan pertanyaan soal Boyolali, sejuk, susu, dan soto seger seperti yang orang kira, saya juga memaklumi hal tersebut. Toh, cukup nggak asing dengan “Boyolali” saja sudah lumayan bagus kok. Heuheuheu.

Baca Juga:

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Sumber Gambar: Travelingyuk.com

BACA JUGA Gendar Pecel, Kuliner Khas Tanah Jawa yang Makin Langka atau tulisan Dicky Setyawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 Januari 2021 oleh

Tags: boyolaligendar pecelKulinerlempok
Dicky Setyawan

Dicky Setyawan

Pemuda asal Boyolali. Suka menulis dan suka teh kampul.

ArtikelTerkait

Panduan Memahami Perbedaan Olive, Popeye, dan Yogya Chicken: 3 Ayam Goreng Lokalan Jogja terminal mojok.co

Panduan Memahami Perbedaan Olive, Popeye, dan Yogya Chicken: 3 Ayam Goreng Lokalan Jogja

27 April 2021
Hiburan Orang Boyolali Itu Sederhana, Cukup Menyaksikan Pesawat di Sekitaran Bandara Adi Soemarmo Tanpa Pernah Menaikinya

Hiburan Orang Boyolali Itu Sederhana, Cukup Menyaksikan Pesawat di Sekitaran Bandara Adi Soemarmo Tanpa Pernah Menaikinya

26 September 2025
Alun-alun Kidul, Surga Kuliner di Yogyakarta (Pixabay.com)

Alun-alun Kidul, Surga Kuliner di Yogyakarta

27 Februari 2023
6 Dosa Penikmat Sate Ayam Ponorogo yang Sebaiknya Dihentikan

5 Kuliner Legendaris Ponorogo yang Jarang Orang Tahu

17 Desember 2022
Saoto Bathok Mbah Katro, Soto Unik dengan Rasa yang Ciamik

Saoto Bathok Mbah Katro, Soto Unik dengan Rasa yang Ciamik

4 Februari 2022
Dear Pemkab Boyolali, Membenahi Diri Bukan Berarti Medianya Full AI, dong!

Dear Pemkab Boyolali, Membenahi Diri Bukan Berarti Medianya Full AI, dong!

10 November 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.