ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Emang Kenapa Kalau Kampus Saya Buka Pendaftaran Lewat Jalur Influencer?

Bintang Sasmita Wicaksana oleh Bintang Sasmita Wicaksana
21 Maret 2020
A A
jalur influencer
Share on FacebookShare on Twitter

Belakangan ini, saya sering melihat di linimasa media sosial tentang curhatan (kritikan tepatnya) dari adek-adek saya di kampus mengenai kebijakan universitas swasta di Malang (Univeristas Muhammadiyah Malang) yang membuka pendaftaran mahasiswa baru lewat jalur influencer (ya kampus itu adalah almamater saya) dengan syarat follower instagram sebanyak 10 ribu atau Subcriber YouTube sebanyak 5K. Sepintas dari komentar mereka mengisyaratkan rasa kekecewaan, bahkan malu terhadap keputusan ini. Ada juga yang mempertanyakan keputusan ini, yang dianggap nyeleneh, aneh dan tidak umum.

Tentu saja, bagi saya ini adalah hal yang menarik untuk dibahas. Jika ini adalah keputusan yang dianggap sebagian orang kontroversial, lalu apa yang menjadi problematika dalam keputusan ni sehingga banyak yang menolak cara penerimaan mahasiswa baru yang seperti ini?

Penolakan itu wajar; Perubahan itu tak mudah

Di zaman yang serba canggih ini, manusia akan menghadapi banyak realita hidup yang begitu cepat dan drastis perubahannya. Mulai dari peran teknologi yang menggantikan peran manusia secara perlahan. Ini semua adalah fenomena yang bisa disebut sebagai disrupsi. Ada perubahan pada tatanan yang telah berlaku sebelumnya secara settle, berganti pada sebuah bentuk inovasi yang sama sekali berbeda dan di luar kebiasaan.

Tentu saja, apa pun yang berada di luar kebiasaan, pastinya akan sulit diterima oleh manusia yang sudah ‘terbiasa’ menjalani sesuatu sesuai dengan kebiasaan. Hal ini sangat wajar, toh nabi Muhammad SAW juga mengalami penolakan ketika melakukan ‘perubahan’ di Mekah dan Madinah dalam proses dakwahnya, bukan?

Maka, wajar pula pada konteks ini, yakni keputusan untuk membuka jalur pendaftaran mahasiswa baru melalui jalur influencer, terjadi penolakan-penolakan dari berbagai pihak, karena ini adalah hal yang berada di luar ‘kebiasaan’. Bagi saya, ini justru merupakan sebuah inovasi dalam strategi dalam menggaet mahasiswa baru agar dapat mengenyam pendidikan tinggi. Iya, bagian dari strategi, dan ini wajar, bahkan, bisa jadi inovasi strategi justru mendisrupsi proses seleksi mahasiswa baru yang umumnya lewat tes tulis dengan les yang ampun-ampunan.

Apakah ini salah? Saya akan jawab, ini tidak masalah sama sekali, bahkan ini bukanlah masalah mengenai benar/salah, etis/tidak etis, dan justru ini adalah salah satu cara kampus agar tetap relevan dengan zaman, relevan dengan kaum milenial. Justru ini adalah saatnya, di tengah era disrupsi ini, kampus mengambil langkah untuk melakukan perubahan, bahkan jika itu dimulai dari seleksi mahasiswa baru. Maka dari itu, alih-alih melihat hal ini sebagai sebuah ancaman, perlu bagi kita (terutama adek-adek saya) melihat ini sebagai sebuah peluang.

Influencer punya Potensi

Patut diingat bahwa pengaruh influencer ini sangat besar dalam kehidupan bangsa ini. Buktinya, Presiden Joko Widodo mau ngeluarin biaya yang gak sedikit untuk menggaet mereka. Bahkan yang terkini, dilansir dari CNN, Presiden Joko Widodo berencana mengucurkan dana Rp72 miliar untuk para influencer yang diharapkan mampu menangkal dampak pandemic COVID -19 terhadap sektor pariwisata Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, ini uang APBN! Uang pajakmu! Lho heeeee

Melihat hal ini, maka perlu diakui bahwa peran influencer saat ini memang sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat saat ini. Melalui konten-konten mereka inilah opini publik dapat terbentuk dan tentu saja harus diakui, suplai informasi saat ini justru bergantung pada influencer ini. Saat ini, harus diakui pula bahwa suplai informasi sudah bukan lagi dari TV, koran dkk, tapi ya dari media sosial. Dan influencer ini lah yang menguasai media sosial dengan konten-konten mereka.

Kebijakan serupa (seleksi mahasiswa baru lewat jalur influencer) juga pernah dilakukan oleh UPN Veteran Jakarta pada 2019. Ini membuktikan bahwa kebijakan ini ya tidak aneh-aneh amat. Ini juga relevan dengan semangat pembelajaran yang menjujung tinggi nilai-nilai revolusi industri 4.0. yang berarti saat ini tuntutan zaman yang semakin dinamis dan kreatif ini.

Bagi saya, justru kehadiran influencer ini adalah bukti bahwa media sosial dapat digunakan sebagai sarana mengoptimalkan bakat dan minat seseorang. Gak gampang lho, punya follower 10000 keatas itu (kecuali beli, ya monmaap), tentunya untuk mencapai follower sebanyak itu, diperlukan kegigihan dalam menciptakan konten, kecerdasan visual dan eksplorasi kreativitas yang tentu tidak mudah. Nah, inilah yang perlu ditangkap oleh kampus bahwa anak-anak muda sekarang dapat bereksplorasi melalui hal ini. Ini juga merupakan upaya agar akses pendidikan dapat dirasakan siapa saja secara lebih luas, termasuk pada influencer. Kan mereka juga berhak kuliah dan belajar. Btw, Bayu Skak ya bisa wisuda tanpa skripsi ya karena karyanya, ini bukti bahwa bisa kok potensi ini ditumbuhkembangkan.

Kalau para hafiz quran, pemain basket bisa daftar kampus impian melalui jalur prestasi, lantas kenapa kita menghujat keputusan yang menyatakan bahwa influencer dapat masuk melalui jalur influencer? Toh mereka memliki kemampuan dan potensi yang bisa diasah dan potensi ini bisa dididik dengan baik, bukan tidak mungkin, para influencer ini nantinya, menjadi ujung tombak dakwah Persyarikatan Muhammadiyah. Mahasiswa Influencer ini (kalau keterima wkwkwk), dapat menjadi modal sosial yang tepat bagi Persyarikatan Muhammadiyah melalui Perguruan Tinggi Muhammadiyah dalam melebarkan sayap dakwahnya. Tentu menjadi nilai plus apabila influencer ini bisa menjadi kader Muhammadiyah.

Maka dari itu, dalam kasus ini, perlu juga untuk melihat potensi yang terdapat pada influencer-influencer ini nantinya. Selama kampus dapat mendidik dengan baik dan optimal, ya tinggal ditunggu pula hasilnya sehingga ini menjadi modal sosial yang berharga bagi kampusku yang tercinta ini. Ingat, K.H. Ahmad Dahlan dahulu juga melakukan upaya modernisasi dalam dakwahnya dan dapat nyinyiran juga dari penduduk sekitarnya. Masak kita ya ikut-ikutan nyinyir? Jangan-jangan kita yang gak tau seberapa besar potensi menjadi influencer ini, hadeuh….

BACA JUGA Tren Para (So Called) Influencer yang Menginginkan Gratisan Bermodalkan Jumlah Followers atau tulisan Bintang Sasmita Wicaksana lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pengin gabung grup WhatsApp Terminal Mojok? Kamu bisa klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 Maret 2021 oleh

Tags: influencerjalur influencerseleksi masuk perguruan tinggi
Bintang Sasmita Wicaksana

Bintang Sasmita Wicaksana

ArtikelTerkait

Kalau Kamu Bukan Orang Terkenal, Bikin Podcast Nggak Seindah Kelihatannya terminal mojok.co

Kalau Kamu Bukan Orang Terkenal, Bikin Podcast Nggak Seindah Kelihatannya

18 November 2020
acne fighter

Tak Ada yang Lebih Tabah Dari Acne Fighter

21 Juli 2019
Dea Anugrah dan Betapa Melawan Influencer Itu Nggak Ada Gunanya terminal mojok

Dea Anugrah dan Betapa Melawan Influencer Itu Nggak Ada Gunanya

4 Juni 2021
Fenomena Ikoy-Ikoyan yang Bikin Mundur Dunia Perkontenan terminal mojok.co

Fenomena Ikoy-Ikoyan yang Bikin Mundur Dunia Perkontenan

3 Agustus 2021
Penggunaan Kata 'Anjing' dan 'Goblog' untuk Percakapan Bahasa Sunda terminal mojok.co

Ade Londok dan Odading Mang Oleh, Bukti bahwa Viral Itu Tidak Diciptakan

17 September 2020
Nas Daily Dikecam Adalah Kabar Baik, Saatnya Kita Menuntut Etika dari para Influencer! terminal mojok.co

Nas Daily Dikecam Adalah Kabar Baik, Saatnya Kita Menuntut Etika dari para Influencer!

9 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Petugas Medis Boleh Dianggap Pahlawan, tapi Jangan Lupa Mereka Juga Korban

Petugas Medis Boleh Dianggap Pahlawan, tapi Jangan Lupa Mereka Juga Korban

Menghitung Kekayaan Patrick Star, Warga Bikini Bottom yang Selalu Feeling Good

Menghitung Kekayaan Patrick Star, Warga Bikini Bottom yang Selalu Feeling Good

Jika Karl Marx Hidup Lagi, Ia Akan Bilang kalau Jadi Silent Reader Itu Candu

Jika Karl Marx Hidup Lagi, Ia Akan Bilang kalau Jadi Silent Reader Itu Candu

Terpopuler Sepekan

Luwak White Koffie Less Sugar: Kopi yang Jarang Dipuji, tapi Sering Dicari

Luwak White Koffie Less Sugar: Kopi yang Jarang Dipuji, tapi Sering Dicari

8 Mei 2025
5 Alasan Nutrisari Menyandang Kasta Tertinggi Minuman Saset di Indonesia

5 Alasan Nutrisari Menyandang Kasta Tertinggi Minuman Saset di Indonesia

10 Mei 2025
Menyiksa Suzuki Shogun Setiap Hari di Jalan Parangtritis Jogja (Unsplash)

Derita Tinggal di Dekat Jalan Parangtritis Jogja, Memaksa Saya Harus Menyiksa Suzuki Shogun Setiap Hari

10 Mei 2025
Kita yang Tidak Sempurna Berhak Bahagia seperti Luna Maya (Unsplash)

Masa Lalu Luna Maya Saja Dimaafkan, Masa Lulusan SMA Nggak Dapat Kesempatan Menikah?

10 Mei 2025
Masih Pantaskah Sewon Bantul Menyandang Sebutan Sewonderland? Mojok.co

Sisi Baik Sewon Bantul, Tempat Tinggal Paling Menyenangkan yang Tidak Banyak Orang Tahu

13 Mei 2025
Sumo, Beras Pulen yang Tetap Dicari meski Harganya Bikin Gigit Jari

Sumo, Beras Pulen yang Tetap Dicari meski Harganya Bikin Gigit Jari

10 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_ns1MCy_8lA

DARI MOJOK

  • Upaya Merawat Candi Borobudur agar Bisa Bertahan 2000 Tahun Lagi
  • Tongseng Enthog Pak Badi Kudus, Kuliner Warisan Bapak untuk Anak yang Suka Touring
  • Ojol Jogja-Jateng Tolak Merger Grab dan GoTo karena Bisa Kurangi Pendapatan Driver dan Sebabkan Ledakan Pengangguran
  • Tak Mudah Jadi Orang dengan KTP Malang, Susah Payah Berbuat Baik tapi Rusak karena Aremania
  • Jadi Mahasiswa UIN Merasa Rendah Diri karena Kena Banyak Label Menyebalkan
  • Mereka yang Mendapat Berkah dari Produksi Upanat, Sandal Khusus untuk Naik ke Candi Borobudur

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.