Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Curhat Orang dengan Kaki Kecil yang Nggak Penting-penting Amat

Ningsih oleh Ningsih
29 Mei 2020
A A
curhat orang dengan kaki kecil kaki mungil susah nyari sepatu dikira anak-anak mojok.co

curhat orang dengan kaki kecil kaki mungil susah nyari sepatu dikira anak-anak mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Saya sering mendapati orang-orang dengan berat badan besar curhat. Saya juga sering mendapati orang-orang dengan badan kurus curhat. Nah, kali ini, meski masalah saya tidak penting-penting amat, saya pengen curhat soal kaki kecil saya.

Ukuran sepatu saya 36. Bahkan kadang bisa dibilang 35. Mungkin ada yang mikir, “So what?” Emangnya kenapa kalau punya kaki ukuran mungil? Ada gitu yang bakal ngatain? Adakah orang yang cukup konyol sampai melakukan kaki shaming? Atau, emangnya ada gitu yang bakal jatuh cinta sama kaki kamu?”

Eee… ya enggak sih. Tapi saya sering menemui masalah maupun keuntungan gara-gara ukuran kaki yang mungil ini. Jadi biarkanlah di kesempatan ini saya berbagi suka dan duka sebagai pemilik kaki berukuran kecil.

Dukanya punya kaki kecil

#1 Susah cari sepatu yang pas

Ketika masuk ke toko sepatu, saya sudah mengantisipasi bahwa saya akan kesulitan mencari sepatu yang pas. Kalaupun ada yang ukurannya 36, kadang kala pun masih kebesaran buat saya. Pernah karena gemes, saya cari sepatu di barisan rak sepatu buat anak.

Pikir saya, terserahlah ada tempelan kupu-kupu dan segala macemnya. Nanti kan bisa saya copot di rumah. Ehh, diketawain pula sama mbak yang jaga. Terus aku kon piye?

#2 Terpaksa pakai sumpel

Di beberapa kesempatan, saya sudah sukaaa banget sama model sepatu tertentu. Dan saya pun nekat membelinya meski ukurannya agak kebesaran. Alhasil, tiap kali hendak menggunakan sepatu itu, saya harus siap-siap pakai ganjel. Saya juga harus siap-siap tergores karena ganjel yang bikin perih itu.

Yah, kata orang beauty is pain. Saya tahan-tahanin pake sepatu yang nggak pas tersebut biar sekali-kali bisa bergaya gitu loh.

#3 Tidak bisa pakai sepatu all size

Temen-temenmu janjian beli sepatu all size online? Udah, kamu nggak usah ikut-ikutan. Saya yakin sepatu tersebut bakal kebesaran di kamu. Saya yang berpengalaman di toko pun tak berani berharap banyak beli secara langsung. Apalagi beli secara online untuk ukuran all size.

Baca Juga:

AeroStreet Black Classic, Sepatu Lokal Harga 100 Ribuan yang Awet

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

#4 Gampang kepeleset

Saya tidak tahu apakah ini memang karena ukuran sepatu yang mungil atau tidak. Tapi di antara anggota keluarga saya yang lain, ukuran kaki saya adalah yang paling mini. Dan di antara mereka, saya jugalah yang paling sering jatuh kepeleset di rumah.

Gara-gara ini, saya dijuluki ceroboh. Bukan saya mau mencari pembenaran, tapi bisa jadi ini bukan salah saya. Bisa jadi ini gara-gara kaki saya yang kelewat kecil untuk tubuh perempuan saya yang besar. Hiks.

#4 Kelihatan kurang laki (buat cowok)

Kalau yang ini sih, duka khusus cowok. Sampai hari ini, kita mengasosiasikan badan besar dengan kejantananan. Makin besar (dan berotot) tubuh laki-laki, maka ia akan mendapatkan puja-puji. Nah, bayangin deh kalau kamu cowok dan kaki kamu kecil mungil. Bukan tak mungkin bakal ada yang ngejek kamu.

Kondisinya makin parah kalau kamu lagi cari sepatu. “Cowok gitu lho! Masak cari sepatu bocah!” begitu seolah tatapan orang-orang. Kamu pun menghela nafas dan menabahkan dirimu seraya bertanya mengenai sepatu yang ukurannya lebih kecil.

Sukanya punya kaki kecil

#1 Terkesan feminin

Ukuran kaki perempuan, di berbagai kebudayaan, rasanya tak begitu diperhatikan. Kecuali mungkin di China pada masa lalu. Namun, saya merasakan bahwa dari segi feminitas, memiliki kaki berukuran mungil untuk perempuan itu bagus.

Saya sering dikritik kalau potong rambut kependekan. Saya juga sering dikritik kalau kulit saya terbakar matahari. Tapi saya tak pernah dikritik mengenai kaki saya. Saudara saya yang kakinya berukuran 39 malah kerap dibercandai soal itu. Katanya, masak cewek cantik kakinya gede amat?

Ya gitulah, Sis. Namanya hidup di antara manusia dengan segala norma dan ideal-idealnya.

#2 Gampang cari sepatu yang pas waktu diskonan

Ada kalanya toko sepatu atau supermarket melakukan cuci gudang. Nah, biasanya, barang yang dijual murmer di momen ini adalah barang yang kurang laku. Begitu pula soal sepatu.

Nah di sini saya merasa beruntung banget. Sebab, dibanding teman-teman saya yang ukuran kakinya “normal” saya lebih muda dapat diskonan.

Kok bisa? Kalau kalian pernah mampir pas cuci gudang begini, kalian pasti menyadari suatu pola khusus. Untuk sepatu, yang sering tersedia adalah sepatu yang ukurannya besar sekali atau kecil sekali. Mengapa? Ya karena sepatu yang ukurannya “sedang” sudah laku karena kebanyakan orang memiliki ukuran sepatu sedang.

Kurang lebih itulah suka duka punya ukuran kaki mungil. Bagaimana dengan kamu? Punya pengalaman serupa juga? Mungkin ada yang mau cerita sebaliknya soal ukuran kakinya yang super gede sampai dijuluki bigfoot (krik, krik)?

BACA JUGA #BanggaBuatanIndonesia dengan Stop Beli Resell Compass dan Beralih ke 3 Brand Sepatu Lokal Ini

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Mei 2020 oleh

Tags: Curhatkaki kecilsepatu
Ningsih

Ningsih

Cuma manusia biasa, halah!

ArtikelTerkait

5 Orang yang Cocok Beli Sepatu di Payless, Mulai dari si Susah Ukuran Sampai si Malas Tanya terminal mojok

5 Orang yang Cocok Beli Sepatu di Payless, Mulai dari si Susah Ukuran Sampai si Malas Tanya

15 September 2022
angkutan umum

Kasta Penumpang dalam Angkutan Umum

14 Agustus 2019
curhat

Lomba-lombaan Jadi yang Paling Menderita Pas Lagi Curhat Itu Maksudnya Apa, ya?

21 September 2019
Sepatu Li-Ning, Sepatu yang Bisa Bikin Kamu (Terlihat) Jago Badminton

Sepatu Li-Ning, Sepatu yang Bisa Bikin Kamu (Terlihat) Jago Badminton

22 Agustus 2023
mboncengin

Rasanya Ketika Mboncengin Orang Pakai Motor

2 Agustus 2019
Keluar dari Circle Pertemanan Itu Biasa Saja. Nggak Perlu Dibesar-besarkan terminal mojok.co

Curhat Teman Jangan Disela dengan Bilang ‘Dulu Masalahku Juga Kayak Gini’

29 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.