Sudah satu tahun saya kuliah di Kota Malang sembari menjadi driver ojol. Selama itu pula, saya merasakan bahwa hidup ini penuh tantangan. Ya, hidup merantau jauh dari keluarga memang nggak gampang.
Sebagai mahasiswa, saya berusaha untuk tetap aktif di kampus. Misalnya dengan mengikuti kegiatan, baik intra maupun ekstra. Di sisi lain, saya juga berusaha sebaik mungkin sebagai organisatoris dan driver ojol. Memang tidak mudah, tetapi saya terus berusaha menjalani kedua peran ini dengan semangat dan tekad yang kuat.
Sejak awal, saya menyadari bahwa semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi pula biaya yang ditanggung orang tua. Oleh sebab itu, saya paham harus berusaha ekstra untuk meringankan beban mereka. Maka, profesi driver ojol menjadi salah satu pilihan yang saya ambil. Namun, di balik setiap perjalanan di atas sepeda motor, selau saja ada cerita dan perasaan yang ingin saya ungkapkan.
Daftar Isi
Perjuangan sebagai mahasiswa merangkap driver ojol di Kota Malang
Ada hari-hari ketika saya harus bangun lebih pagi untuk mempersiapkan diri sebelum kuliah. Saya harus menjaga waktu dengan cermat agar tidak terlambat dan tetap menjaga kehadiran di kelas.
Terkadang, setelah kuliah berakhir, jika tidak ada kegiatan di organisasi, saya langsung mengenakan seragam driver ojol dan meluncur di jalanan Kota Malang. Kepenatan dan kelelahan terkadang melanda. Namun, saya terus berjuang karena saya tahu betapa berharganya setiap perjalanan itu bagiku.
Baca halaman selanjutnya
Saya bertemu dengan berbagai macam orang…
Di balik setiap perjalanan, saya bertemu dengan berbagai macam orang. Ada penumpang yang cerewet, yang membawakan cerita hidup mereka yang menyentuh hati.
Ada juga yang pendiam, memberi saya waktu untuk merenung dan menyusun pikiran. Beberapa penumpang juga memberi inspirasi dengan cerita perjuangan hidup mereka. Cerita-cerita yang sukses mengingatkan saya bahwa saya tidak sendirian dalam menghadapi tantangan di Kota Malang.
Perasaan yang mengganggu
Terkadang, saya agak iri ketika melihat teman-teman satu angkatan di Kota Malang bisa bebas dari beban finansial. Mereka bisa fokus sepenuhnya pada kuliah dan aktivitas kampus. Sementara itu, saya harus bekerja ekstra untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Namun, saat itu juga saya sadar untuk tidak terlalu sering mengeluh atau iri. Masih banyak mahasiswa di luar sana dengan beban kehidupan lebih berat. Malahan, ada pemuda dan pemudi yang sama sekali nggak bisa kuliah. Makanya, saya memilih bersyukur masih bisa nyambi sebagai driver ojol di Kota Malang.
Mungkin terkadang sulit menjaga keseimbangan antara kuliah, organisasi, dan menjadi driver ojol. Saya harus membagi waktu dan energi dengan bijaksana. Namun, saya belajar untuk mengelola waktu dengan baik, merencanakan jadwal studi dan pekerjaan, serta tetap fokus pada tujuan akademik saya.
Bermimpi di Kota Malang
Meski menghadapi tantangan dan perjuangan, saya tidak pernah berhenti bermimpi dan berusaha lebih keras. Saya yakin bahwa perjalanan ini akan membawa manfaat jangka panjang bagi saya. Saya belajar nilai-nilai kerja keras, disiplin, ketekunan, dan ketabahan dalam menghadapi kehidupan yang penuh tantangan sebagai driver ojol di Kota Malang.
Dalam hidup, tak ada jaminan sukses instan. Saya menyadari bahwa perjalanan ini mungkin panjang dan penuh dengan rintangan. Namun, saya tetap berpegang pada harapan.
Semoga para mahasiswa, yang menjalani kehidupan ganda demi biaya, selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan. Bagi para driver ojol di Kota Malang, panasnya aspal dan beratnya kehidupan pasti akan berganti menjadi kebahagiaan. Sehat selalu.
Penulis: Muhammad Dzunnurain
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Rasanya Jadi Driver Ojol di Tengah Pandemi Corona