Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Curahan Hati Emak-emak yang Jadi Guru di Rumah dan Dituntut Serbabisa

Nila Kartika Sari oleh Nila Kartika Sari
9 April 2020
A A
Curahan Hati Emak-Emak Jadi Guru di Rumah dan Dituntut Serba Bisa
Share on FacebookShare on Twitter

Pagi-pagi seorang teman datang mengeluh. Lewat WhatsApp dia bilang merasa eneg karena oleh guru TK, anaknya yang bahkan masih suka ngedot disuruh membuat percobaan gunung meletus. Bagaimana proses dan segala keribetannya biar dia yang pusing. Saya cukup menampung dan mencoba berempati saja membayangkan betapa lelahnya dia sebagai emak beranak tiga dengan segala tugas online yang menanti untuk digarap. Demi menjaga semangatnya, saya menyenangkan hatinya dengan mengatakan kalau guru TK-nya pasti bangga dan tahu kalau salah satu wali muridnya adalah “dia” seorang Master Fisika yang tesisnya meneliti mengenai gempa bumi.

Di lain waktu, hati saya suka miris jika membaca curcol para emak-emak di grup WhatsApp sekolah anak saya. Ada seorang ibu yang keberatan karena guru men-deadline agar tugas dikumpulkan tepat waktu dan jika tidak disiplin maka dianggap tidak absen. Bagi sebagian ibu yang sanggup menerima tugas tersebut tentu bersyukur, karena masih bisa menemani sang anak dengan sepenuh hati. Lalu bagaimana jika ibu yang mengeluhkan ini adalah tulang punggung keluarga sehingga harus tetap berjualan karena seorang single parent juga? Maksud hati ingin disiplin, tapi juga tidak berdaya untuk membagi tugas menjadi guru pengganti sekaligus mencari nafkah di waktu yang sama.

Saya sendiri sebagai pendidik pun meski sudah memiliki kelonggaran untuk WFH (Work from Home) bukan tanpa kendala ketika akan mengirimkan tugas untuk sekolah. Lantaran rumah saya masih sangat jauh dari pusat tower, alamatnya saja masih ada nama dusun. Otomatis untuk mencari sinyal pun saya harus rela nongkrong di depan pagar atau di depan blok perumahan demi mendapat sinyal yang paripurna. Bahwa sekarang bukan hanya cinta yang tak bisa dibeli dengan uang, ternyata sinyal pun demikian. Kuota sudah full, tapi sinyal rasanya tetap tak bisa terbeli. Sudah begitu, ayah sang anak bekerja jauh dari rumah, di zona merah garis keras (baca: Jakarta), tentu saja memanggilnya untuk mudik bukanlah pilihan yang tepat.

Dengan beragam kondisi dan situasi di rumah para emak-emak yang tidak sama, kami dituntut dengan tugas sekolah yang tidak dapat dianggap sederhana. Apalagi belum tentu semuanya punya hape dengan spesifikasi yang mumpuni. Belum lagi dengan drama sinyal lelet, kuota habis, atau memori full yang bikin hape-nya mogok kerja.

Saya paham dengan kondisi para guru yang juga dituntuk untuk memberikan tugas dan nilai. Sehingga meski belajar di rumah, tetap ada progres dan bukti yang riil bagaimana orang tua dan anak saling bekerja sama menyelesaikan tugas yang diberikan oleh sekolah. Namun, kondisi rumah jelas bukan seperti di sekolah. Berbeda dengan mahasiswa yang tugasnya telah menjadi tanggung jawabnya sendiri. Sementara bagi anak-anak apalagi seumur TK atau SD kelas 1, 2, 3, jelas tugas mereka masih jadi tanggung jawab orang tua.

Ketika tanggung jawab orang tua kemudian bertemu dengan kondisi riil di rumah, sering kali ini jadi tidak mudah. Misalnya orang tuanya harus tetap bekerja di luar rumah sebagai petugas medis, tentu ketika pulang sampai di rumah pasti sudah kewalahan menahan lelah. Namun, “dipaksa” mengerjakan tugas anak-anaknya.

Bicara soal solusi, tentu tidak akan bisa sangat adil seperti timbangan yang sama rata. Pasalnya, masyarakat kita memang punya keadaan yang berbeda-beda. Ada baiknya sekolah memberikan keringanan orang tua dengan kondisi tertentu. Misalnya yang tetap harus bekerja keluar rumah, tidak bisa ditutut dengan deadline yang saklek. Sebagai orang tua, juga harus mau membuka diri untuk menyampaikan bagaimana kondisinya dan meminta keringanan kepada guru wali kelas atau guru mata pelajaran secara pribadi, supaya diberi tenggat waktu yang berbeda. Sehingga anaknya tetap mendapat nilai meski terlambat mengumpulkan tugas online.

Selain itu, sekolah mungkin juga perlu “mempermudah” tugas yang diberikan. Misalnya, indikator yang terpenting anak belajar satu hal di hari itu. Namun, tidak perlu dengan tugas yang terlalu ndakik-ndakik dan rumit. Saya yakin, tidak ada orang tua yang dengan sengaja melakukan pembiaran atau tidak peduli dengan tumbuh kembang anak-anaknya. Hanya saja, terkadang kondisi yang menyulitkan hal itu terlaksana dengan idealnya.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

BACA JUGA Dari Pengalaman Saya, Ada yang Lebih Penting dari Menyekolahkan Anak di Sekolah Mahal atau tulisan Nila Kartika Sari lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 April 2020 oleh

Tags: guruIbupandemi coronawfh
Nila Kartika Sari

Nila Kartika Sari

Intuiting introvert yang pernah bercita-cita menjadi dokter jiwa dan suka mojok ngadem di perpustakaan.

ArtikelTerkait

Tugas Guru Ternyata Banyak, Mengajar Murid Cuma Sampingan Mojok.co

Mengenal Macam-macam Tugas Guru, Mengajar Ternyata Cuma Sampingan

26 Oktober 2023
Saya Curiga Pakde Jokowi Hidup di Universe yang Lain terminal mojok.co

Bundesliga, Rasa Iri, dan Alasan Saya Mengkritik Jokowi

17 Mei 2020
Ironi Mahasiswa Jurusan Pendidikan: Buangan dan Tidak Ingin Menjadi Guru Mojok.co

Ironi Mahasiswa Jurusan Pendidikan: Buangan dan Tidak Ingin Menjadi Guru

1 November 2023
Suka dan Duka Menjadi Guru Laki-laki di SD Negeri (Unsplash.com)

Guru Laki-laki di SD Negeri: Banyak Duka, Senang Sewajarnya

16 September 2022

Dear Emak, Masak Sahur Enak Itu Jangan Seminggu Pertama Puasa Doang!

2 Mei 2020
Sekarang Remote Worker Tak Dicurigai Lagi Punya Pesugihan Terminal mojok

Sekarang Remote Worker Nggak Takut Lagi Dicurigai Punya Pesugihan

9 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.