Yang saya tahu, Kudus memiliki julukan Kota Kretek. Tak heran kalau di sini kita bisa menemukan banyak pabrik rokok. Untungnya, Kudus masih memiliki dataran tinggi yang membuat kota ini jadi nggak panas-panas banget. Salah satu dataran tinggi yang wajib dikunjungi ketika berada di Kudus adalah Bukit Puteran.
Bukit Puteran merupakan dataran tinggi yang terletak di Kecamatan Dawe. Dari Alun-alun Kudus, jaraknya sekitar 30 menit perjalanan. Beberapa hal yang bisa kita dapatkan jika datang ke sini antara lain dinginnya udara khas dataran tinggi, pemandangan alam yang menarik, serta panorama city light Kudus yang cantik. Oh ya, di bukit ini kita juga bisa camping untuk menyaksikan sunset dan sunrise, lho.
Daftar Isi
Bukit Puteran mudah dijangkau
Kalau ingin datang ke sini, saran saya mending naik motor, jangan mobil. Sebab, jalan menuju Bukit Puteran harus melewati gang kecil yang menanjak. Gang kecil ini nggak muat untuk mobil, selain itu nggak ada tempat parkiran di bukit ini.
Sebelum naik ke bukti, pastikan motor kalian kuat dan tubuh kalian prima karena kalian akan melewati jalan menanjak dan berkelok-kelok. Tapi tenang aja, jalannya sudah diaspal dan mulus. Selain itu, lampu penerangan di sepanjang jalan juga sudah ada.
Nggak ada tiket masuk di bukit ini, jadi siapa pun bisa masuk ke sini gratis. Cukup bayar parkir sebesar Rp5 ribu dan Rp10 ribu jika parkir inap (camping). Di tempat parkir (yang sebenarnya halaman rumah warga) juga sudah tersedia fasilitas toilet.
Tips buat yang ingin camping dan melihat cantiknya Kudus di malam hari
Di Bukit Puteran tersedia lahan kosong untuk camping yang muat hingga 20 tenda. Kalau ingin bermalam di sini, pastikan kalian menggunakan pakaian hangat, jaket, serta kaos kaki. Sebab, angin di sini lumayan kencang dan suhunya bisa mencapai 22 derajat Celcius.
Kalian yang ingin camping di bukit ini bisa menyewa tenda dengan membayar biaya sewa Rp50 ribu per malam. Satu tenda bisa muat hingga 4 orang. Walaupun nggak ada tiket masuk, untuk camping di sini kalian perlu membayar biaya retribusi camping sebesar Rp7 ribu per orang. Kalau boleh saya menyarankan sih mending bawa tenda sendiri dari rumah untuk mengantisipasi kehabisan tenda yang ingin disewa.
Di Bukit Puteran nggak banyak penjual makanan, jadi lebih baik bawa bekal sendiri dari rumah. Tapi kalau kalian males ribet, kalian tetap bisa kok membeli makanan di area parkiran. Kalian juga bisa memesan makanan saat sudah tiba di puncak bukit, tepatnya di Cafe Seno View.
Tips lainnya dari saya, kalau kalian hanya ingin nongkrong santai di sini, bawalah tikar dari rumah. Kalian bisa membeli kwetiau rebus atau nasi goreng serta membeli camilan dan minuman di warung kelontong. Sebab, harganya masih lebih murah kalau masih di bawah.
Bukit Puteran biasanya ramai pada malam hari, apalagi hari libur. Pengunjung yang datang kebanyakan hendak melihat pemandangan city light Kudus. Kalian bisa menyaksikan city light jika menghadap ke selatan. Kalau menghadap ke arah utara, barat, dan timur, pemandangannya adalah gunung. Tapi meskipun terhalang gunung, kalian tetap bisa menikmati sunrise dan sunset di sini, kok.
Penerangan di atas bukit memang sangat minim, tapi bukan berarti nggak ada listrik di sini. Kalian bisa numpang nge-charge HP di tempat parkir dengan membayar sebesar Rp5 ribu. Sinyal HP di sini masih ada, tapi ya ilang-ilangan, Gaes.
Sebaik-baiknya tempat healing di tanggal tua
Lantaran terletak di ketinggian sekitar 700 mdpl, Bukit Puteran cocok juga buat healing tipis-tipis. Tempatnya mudah diakses, nggak perlu keluar uang banyak juga untuk datang ke sini.
Sebenarnya, ada banyak tempat nongkrong estetik di sepanjang jalanan Kudus yang cocok untuk menikmati romantisnya city light Kota Kretek. Hampir semua tempat itu menggunakan konsep tradisional yang bangunannya menggunakan bambu. Penerangannya pun dibuat berkonsep romantis menggunakan lampu neon.
Akan tetapi, kafe-kafe estetik itu nggak bisa menggantikan keindahan Bukit Puteran. Selain karena bukit ini berada di ketinggian yang pas, pengunjung yang datang juga langsung menyatu dengan alam. Intinya, datang ke sini, pikiran tenang, dompet nggak goyang.
Penulis: Ratih Yuningsih
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Keistimewaan Jenang Mubarok, Makanan Legendaris Khas Kudus sejak 1910.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.