Bukit Jaddih atau Jaddih Hill adalah sebuah tempat wisata alam yang ada di Bangkalan Madura. Bukit ini adalah tambang kapur yang dikelola sebagai kawasan tambang dan tempat wisata. Itulah sepotong informasi yang saya dapat dari Google. Lalu saya juga mencari tambahan informasi lewat Instagram. Wah bagus nih, pikir saya. Tempat ini bisa untuk tempat healing, kalau bosan dengan tempat wisata di Malang, tempat tinggal saya.
Sebenarnya ide ke Bukit Jaddih awalnya datang dari suami. Dia pernah beberapa kali diajak teman-temannya untuk healing ke sana, namun belum kesampaian. Lalu suatu hari, dia mengajak saya dan anak-anak. Saya pun setuju saja. Siapa sih yang menolak diajak piknik? Apalagi tempatnya di Madura.
Seumur-umur baru sekali saya ke Madura, padahal sudah lama jadi warga Jawa Timur. Waktu itu saya masih SD dan study tour ke Surabaya, lalu naik kapal feri menyeberang ke Bangkalan, terus balik lagi ke Surabaya. Jadi cuma mampir menginjak tanah Bangkalan sebentar. Itu saja sudah bikin saya senang. Pada masa itu jarang sekali bisa study tour sampai naik kapal.
Ketika akhir pekan tiba, saya dan keluarga pun meluncur ke Bangkalan. Dari Malang kami lewat tol ke Surabaya, lalu lanjut melewati Jembatan Suramadu. Bukit Jaddih sebenarnya tidak terlalu jauh dari gerbang luar Jembatan Suramadu, mungkin butuh waktu sekitar setengah jam perjalanan untuk bisa sampai ke sana.
Setelah melakukan perjalanan dengan panduan Google Maps tanpa kesasar, akhirnya kami sampai di Bukit Jaddih. Tapi jujur saja saya agak kecewa karena kondisinya jauh beda dengan foto-foto yang saya lihat di Instagram. Bagaimana kondisinya sekarang? Saya ceritakan, ya.
Daftar Isi
Bukit Jaddih Bangkalan Madura kurang terawat
Seperti sudah saya ceritakan di paragraf awal, Bukit Jaddih merupakan kawasan tambang batu kapur. Ketika sampai di tempat ini, saya disajikan pemandangan bukit kapur dan bertemu beberapa truk yang mengangkut batu kapur. Memang sih ada pemandu yang mengantar kami ke Goa Pote. Goa Pote merupakan area di Bukit Jaddih, yang dipakai untuk spot foto-foto. Dia juga mengarahkan tempat mana yang bagus untuk berfoto.
Sebenarnya pemandangan Bukit Jaddih memang bagus menurut saya. Tapi ya itu tadi, kondisinya agak kotor seperti kurang terawat. Dan tentu saja kurang recommended untuk anak kecil.
Tidak ada toilet dan fasilitas umum lainnya
Jangan berharap menemukan toilet di Bukit Jaddih, karena tempat ini merupakan kawasan tambang. Jadi masih alam banget gitu, deh. Kalau kebelet BAK ya ditahan dulu sampai menemukan Indomaret atau pom bensin.
Terus, tidak ada warung yang jual makanan dan minuman di sini. Atau mungkin karena kami datang waktu bulan puasa, jadi warungnya tutup. Menurut pemandunya, biasanya warung-warung itu buka, tapi sekarang lagi ada acara. Memang terlihat beberapa meja kursi tempat orang jualan, tapi meja kursinya ditumpuk.
Kawasan Bukit Jaddih Bangkalan Madura ini juga sepi banget. Waktu itu, hanya kami satu-satunya pengunjung. Sekali lagi kata pemandunya, tempat ini ramai kalau hari Minggu.
Danau dan kolam renang yang kering
Dari foto Instagram yang saya lihat, salah satu daya tarik Bukit Jaddih adalah adanya danau buatan dan kolam renang. Pengunjung bisa berwisata memakai rakit mengelilingi danau atau berenang di kolam renang. Tapi, bagaimana jika danaunya ternyata kering?
Ya betul, waktu saya ke sana, danau buatan itu kering, menyisakan lubang besar dengan beberapa genangan air. Menurut pemandunya, danau tersebut sudah kering sejak 22 bulan, jadi hampir dua tahun. Itu terjadi karena curah hujan yang rendah di Bangkalan Madura. Hujan cuma dikit-dikit, tidak mencukupi untuk memenuhi danau.
Sementara kalau kolam renangnya memang dikeringkan, biasanya baru dibuka saat hari raya. Salah hari, deh, saya datang ke sana. Apakah harus menunggu hari raya dulu untuk bisa menikmati fasilitas tempat wisata ini?
Kami mengandalkan Google Maps untuk menuju ke Bukit Jaddih. Awalnya jalannya masih bagus, jalan aspal gitu. Namun semakin mendekati lokasi, jalan mulai rusak. Mungkin karena sering dilewati truk pengangkut batu kapur.
Untuk calon wisatawan yang ingin ke Bukit Jaddih Bangkalan Madura sebaiknya berhati-hati, karena banyak berpapasan dengan truck atau memakai kendaraan yang lebih memadai seperti jenis Jeep. Oh ya, memang tidak ada penunjuk jalan sehingga pengemudi harus menyetel Google Maps untuk panduan ke Bukit Jaddih.
Sebenarnya Bukit Jaddih Bangkalan Madura cukup potensial untuk dijadikan tempat wisata menurut saya. Pemandangan alam yang indah, serta lokasi yang cukup strategis karena dekat dengan jembatan Suramadu menjadi poin tersendiri. Namun memang perlu dilakukan beberapa perbaikan dan pengelolaan yang lebih optimal.
Barangkali Pemda atau Dinas Pariwisata Bangkalan Madura bisa mengoptimalkan Bukit Jaddih menjadi salah satu tempat wisata andalan. Masa iya ke Bangkalan tahunya cuma makan Bebek Sinjay doang?
Penulis: Apriliana Kuntorowati
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.