Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Berhenti Sok Tahu dengan Memilih Ngasih Kado Barang ketimbang Uang

Sirojul Khafid oleh Sirojul Khafid
18 Mei 2020
A A
kompor gas kulkas kado terbaik paling cocok untuk pernikahan hadiah uang mojok.co

kompor gas kulkas kado terbaik paling cocok untuk pernikahan hadiah uang mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Saya punya dua grup WhatsApp teman-teman semasa SMA dengan anggota yang sama persis. Satu grup berguna untuk komunikasi umum, seperti melempar infomasi, lelucon, dan keluh-kesah. Sementara grup yang lain merupakan grup untuk koordinasi iuran saat ada teman yang hendak nikah atau punya anak.

Sejak lulus SMA, hajatan seperti itu mulai ada dan berlipat ganda. Hajatan seperti tidak kenal waktu, termasuk saat pandemi seperti ini. Tidak mungkin kan teman kamu yang sudah hamil menunda lahiran sampai kondisi dunia kembali aman? Menego bayi agar tetap berlama-lama di perut belum ada ilmunya.

Secara teknis, apabila salah satu teman punya hajatan, maka dia akan di-kick dari salah satu grup. Kemudian para penghuni yang tersisa akan membahas tentang iuran dan akan menjadi apa uang yang terkumpul. Di sinilah perdebatan sering terjadi, apakah akan memberi dalam bentuk uang atau barang. Secara tegas, saya menyatakan bahwa memberi uang lebih baik daripada barang.

Kenapa memberi barang sebagai kado pernikahan ataupun kelahiran enggak tepat?

Saya belum menemukan penelitian profesor atau kajian kampus luar negeri terkait ini, namun memberi barang sebagai kado nikahan dan lahiran lebih banyak mubazirnya. Lebih banyak bukan berarti semua mubazir.

Coba saja kita lihat saudara atau teman kita yang mendapat kado berupa barang-barang. Banyak barang yang tidak terpakai karena memang tidak dibutuhkan, dan banyak barang yang tidak terpakai karena ada barang serupa yang lebih dari satu.

Ingat bahwa teman kita juga punya teman lain. Ada lingkaran teman kampung, SD, SMP, SMA, kuliah, kerja, teman julid, teman olahraga, sampai teman yang datang saat butuh. Asumsinya, banyak orang juga yang berpikir barang serupa saat hendak memberi. Apabila semua memberi barang, ada berapa persen potensi barang sama atau justru tidak dibutuhkan? Jadi berhentilah sok tahu. Kita tidak benar-benar tahu kebutuhan orang lain.

Kado barang akan menjadi kenang-kenangan?

Mengutip dari tetangga saya si Miun, tidak ada barang yang abadi. Apabila tidak rusak ya hilang. Sepertinya kita perlu mulai sadar bahwa kita tidak sepenting itu di banyak teman. Jadi tidak semua barang kita akan dikenang atau dilaminating. Kegunaan adalah kunci.

Baca Juga:

Sebagai Anak Kos, Saya Muak Lihat Konten TikTok Rp10 Ribu Sehari untuk 3 Kali Makan. Nggak Masuk Akal!

Sisi Gelap Pernikahan di Desa, Sudah Gadaikan Sawah Demi Biaya Hajatan, Masih Aja Jadi Omongan Tetangga

Lebih baik kado uang

Sebagian besar orang memberi barang sebagai upaya untuk membantu teman. Meringankan kebutuhan hidup mereka yang telah naik level entah nikah atau punya anak. Apabila memang tujuan utamanya membantu, kenapa tidak memberi dalam bentuk uang saja?

Saya yakin 51 persen, bahwa orang yang punya hajat lebih butuh uang daripada barang. Persoalannya, tidak semua orang mau bilang secara jujur. “Masak udah diberi malah request?” Tapi jauh di dalam lubuk hati, mereka menangis. Menangis melihat teman mereka yang sok tahu dan banyak barang yang tidak terpakai.

Ngasih uang pantas aja kok

Hal yang sering menjadi kendala saat memberi uang dalam hajatan adalah anggapan pantas atau tidak pantas. Entah dari mana indikator pantas dan tidak pantas dalam hal seperti ini. Setahu saya, hal yang tidak pantas itu memberi barang pas ada hajatan, misal gelas atau Tupperware, dengan melempar ke muka teman kita, sambil bilang, “Nih aku sumbang barang, dasar miskin.” Itu baru tidak pantas. Apabila kita mengomunikasikan dengan baik dalam membari uang, pasti mereka akan mengerti. Mungkin awalnya akan canggung, tapi percayalah, it works. Saya beberapa kali mencobanya dan saya tidak dikucilkan, setidaknya sampai saat ini.

Hal yang mendasar, kita tidak bisa mengontrol perasaan atau persepsi orang lain terhadap diri kita. Apabila kita sudah berbicara baik-baik namun dia tetap tersinggung, itu hal di luar kendali kita. Yang penting kan tujuannya, hasil mah bisa random. Selalu ada margin error.

Jangan maksa

Dari sekian pembahasan di atas, justru yang paling penting adalah tidak usah memaksa untuk memberi sesuatu kepada teman. Apabila memang kondisi ekonomi sedang tidak baik, tidak perlu memberi barang atau uang. Saya belum pernah melihat berita berjudul, “Gara-gara Tidak Memberi Barang atau Uang Saat Nikahan, Laki-laki Ganteng Ini Diarak dan Dibakar Warga Setempat.”

Sering kali alasan yang muncul hanya sebatas pantas dan tidak pantas. Percayalah, pertemanan (atau kekeluargaan) bukan perkara yang terbentuk dalam sehari atau dua hari, atau satu momen dua momen. Persahabatan (atau kekeluargaan) adalah proses panjang dan bertahap. Tidak ada akhir dari sebuah jalinan ini. Apabila ada pesahabatan yang rusak hanya karena tidak datang saat hajatan atau tidak memberi apa-apa, justru persahabatan itu sendiri yang perlu dikaji ulang. Bisa jadi persahabatan mereka tercipta secara singkat, seperti pembahasan undang-undang kontroversial di DPR.

Layaknya sebuah grup WhatsApp, banyak pasang surutnya. Walaupun sering sepi dan jarang ada tanggapan, namun grup itu sendiri akan tetap ada. Dia akan siap menampung kapan pun kamu butuh, seperti sahabat.

Sumber gambar: Wikimedia Commons

BACA JUGA Bosen Hadiah Wisuda Boneka dan Bunga Terus: Ini Lho Solusinya!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 18 Mei 2020 oleh

Tags: kadoKelahiranPernikahanUang
Sirojul Khafid

Sirojul Khafid

Suka makan kepala ikan.

ArtikelTerkait

Standing Party: Konsep Praktis yang Nggak Memuliakan Tamu

Standing Party: Konsep Praktis yang Nggak Memuliakan Tamu

11 November 2022
Jomblo kok Diiming-imingi Seks biar Segera Menikah, Kami Nggak Selemah Itu mojok.co/terminal

Teori Keluarga Miskin Besanan ala Pak Muhadjir Kok Mirip Pemerintahan NAZI, ya?

6 Agustus 2020
mahar saham

Tren Mahar Saham, Bagaimana Aturannya?

10 November 2021
Menikahkan Korban Pemerkosaan dengan Pelaku Adalah Pemikiran Paling Ugal-ugalan! terminal mojok.co

Menikahkan Korban Pemerkosaan dengan Pelaku Adalah Pemikiran Paling Ugal-ugalan!

28 Mei 2021
zuppa soup menu wajib kawinan nikahan gubuk katering resep alasan mengapa populer mojok.co

Membongkar Alasan Zuppa Soup Mendadak Jadi Menu Wajib Pesta Pernikahan

10 April 2020
Pernikahan di Desa Lebih Perlu Modal Sosial daripada Uang Mojok.co

Pernikahan di Desa Lebih Perlu Modal Sosial daripada Uang

16 November 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.