• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
Home Artikel

Belajar Ilmu Parenting dan Kehidupan dari Film Taare Zameen Par

Aisyah Nabilla oleh Aisyah Nabilla
4 Juli 2020
0
A A
parenting MOJOK

parenting MOJOK

Share on FacebookShare on Twitter

Saya bukan penggemar film India apalagi mengidolakan aktornya seperti Shah Rukh Khan atau Hrithik Roshan layaknya film ternamanya berjudul Kabhi Kushi Kabhi Gham. Namun, saya mencintai satu film, berjudul Taare Zameen Par. Sebuah film yang mengajarkan ilmu parenting dan kehidupan.

Aktor utama film ini diperankan Aamir Khan. Jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, Taare Zameen Par berarti ‘Seperti Bintang-bintang di Langit’. Manis, ya.

Film ini sangat sederhana. Kisahnya tentang seorang anak berusia 8 tahun bernama Ishaan Awasthi yang selalu dimarahi oleh guru di sekolahnya karena tidak bisa membaca maupun menulis dengan baik.

Dia dianggap anak bodoh dan malas. Di rumah, ia selalu menjadi sasaran omelan orang tua. Padahal, dari beberapa scene, Ishaan memiliki suatu bakat terpendam di bidang seni menggambar. Imajinasinya sangat tinggi. Hasil gambarnya terlihat sangat istimewa untuk anak seumurannya.


Namun tetap saja, tidak ada yang menghargai hasil karya Ishaan. Semakin lama, orang tua Ishaan sudah tidak tahan. Mereka memindahkan Ishaan ke sekolah asrama yang jauh dari rumahnya.

Di sinilah masalah dimulai. Ishaan yang tidak bisa jauh dari orang tuanya mendadak depresi dan kehilangan semangat hidup. Bahkan untuk melakukan hobinya pun, ia tidak mau.

Di tengah kemalangan tersebut, muncul guru seni baru bernama Ram Shankar Nikumbh yang diperankan Aamir Khan. Guru Ram melihat kejanggalan dari perilaku Ishaan yang tidak seperti kebanyakan muridnya.

Ia memeriksa catatan Ishaan dan melihat tulisan anak tersebut yang sangat jelek dan tidak tertata dengan baik. Akhirnya dengan beberapa pertimbangan, Guru Ram mengajari Ishaan cara menulis dan membaca. Pelan-pelan sampai ia mengerti.

Guru Ram merasa Ishaan bukan anak bodoh. Ia hanya mengalami gejala disleksia dan itu bisa disembuhkan dengan cara belajar pelan-pelan sesuai kemampuannya.

Nah dari film ini, saya memahami banyak pelajaran hidup, terutama parenting. Ada tiga pelajaran parenting dan kehidupan yang saya rangkum

Daftar Isi

  • #1 Setiap anak itu spesial
  • #2 Menghargai hasil karya anak
  • #3 Tidak memaksa anak untuk pintar dalam segala bidang

#1 Setiap anak itu spesial

Satu pelajaran parenting yang penting bagi saya adalah: setiap anak itu spesial dengan kemampuannya masing-masing. Sebagai orang tua bahkan guru di sekolah, kita tidak bisa memarahi mereka begitu saja ketika melakukan kesalahan.

Ishaan Awasthi tidak melakukan kesalahan dalam hal pendidikan. Ia hanya tidak tahu tentang huruf dan angka karena mengidap disleksia. Apakah kita akan menyalahkannya karena mengidap penyakit itu? Apakah kita akan menghukumnya karena tidak bisa membaca karena lambat dalam menerima pelajaran?

Sebagai guru, kita dihadapkan dengan kenyataan mengajari anak-anak tentang banyal hal tidak mereka ketahui. Memarahi dan menghukum untuk sesuatu yang tidak mereka ketahui tidak memperbaiki keadaan.

Justru yang terjadi, si anak tidak tahu letak kesalahannya. Ilmu parenting inilah hal yang dapat kita pelajari dari Guru Ram. Walaupun baru bertemu dengan Ishaan, Guru Ram mau dan bisa memahami keadaan Ishaan. Guru Ram tidak langsung menghakimi. Ia mencari tahu dan mau mencarikan solusinya.

#2 Menghargai hasil karya anak

Dalam film, orang tua Ishaan terlihat memfasilitasi bakat Ishaan dengan alat-alat gambar. Namun, orang tuanya tidak menganggap itu adalah bakatnya. Mereka tetap berpendapat bahwa anaknya malas dan tidak mau belajar, hanya karena nilai akademiknya jelek.

Semakin parah ketika mereka memindahkan Ishaan ke sekolah asrama. Bisa dibilang, sebagai orang tua, sebaiknya selalu menghargai hal-hal positif dari anak walau bukan selalu tentang nilai rapor.

Anak suka menggambar? Hargai. Anak suka menari dan menyanyi? Hargai itu. Karena jika ia melakukan sesuatu dengan suka cita dan bahagia, serta didukung oleh orang tua, ia akan merasa bangga dan semakin menambah usaha untuk berprestasi.


Nilai akademik memang penting. Namun, jika anak mengalami kegagalan dalam salah satu mata pelajaran yang tidak dikuasai, mungkin ia punya bakat di bidang lain.

#3 Tidak memaksa anak untuk pintar dalam segala bidang

Ada sebuah pandangan menarik. Bunyinya begini: guru saja punya gelar tertentu dan ahli di bidang masing-masing, tapi mengapa anak murid harus memahami semua mata pelajaran dengan baik? Pendapat yang bisa diperdebatkan kebenarannya.

Namun, film Taare Zameen Par mengajarkan sebuah ilmu parenting yang begitu bijak. Adalah wajar ketika anak beberapa kali mendapat nilai kurang memuaskan untuk mata pelajaran tertentu. Dan ada baiknya mereka harus mencintai semua mata pelajaran, apalagi dengan bumbu paksaan.

Semua anak punya kemampuan dan kelebihan di bidangnya masing-masing. Sebisa mungkin, sebagai guru dan orang tua, kita bisa mengajari dan membuat mereka paham di ilmu tertentu itu.

Untuk ke depannya, biarkan anak yang memilih. Masa depan mereka ditentukan dengan usahanya sendiri. Bukan atas paksaan orang lain.

BACA JUGA Pengalaman Saya Menjadi Pegawai Pondok yang Upahnya Jauh di Bawah Penjaga Outlet Thai Tea dan tulisan Aisyah Nabilla lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 Juli 2020 oleh

Tags: Aamir Khanilmu parentingParentingTaare Zameen Par
Aisyah Nabilla

Aisyah Nabilla

Mahasiswa yang suka nulis dan nonton film

Artikel Lainnya

Stop Nyinyirin Tumbuh Kembang Anak Orang Lain, Kondisi Tiap Anak Berbeda-Beda!

Stop Nyinyirin Tumbuh Kembang Anak Orang Lain, Kondisi Tiap Anak Berbeda-Beda!

22 Juni 2022
4 Pesan Drakor Juvenile Justice yang Penting untuk Parenting Terminal Mojok.co

4 Pesan Drakor Juvenile Justice yang Penting untuk Parenting

1 Maret 2022
Pesan Yeo Hwa Jeong Hometown Cha-Cha-Cha tentang Reward dan Punishment dalam Parenting terminal mojok

Pesan Yeo Hwa Jeong Hometown Cha-cha-cha tentang Reward dan Punishment dalam Parenting

6 Oktober 2021
sunat zaman belanda MOJOK.CO

Sunat dan Kebohongan Orang Tua yang Sebaiknya Diakhiri

9 Agustus 2021
warisan balas budi kepada orang tua mojok

Insiden Anak Minta Warisan dan Pentingnya Kesiapan Saat Memutuskan Punya Anak

2 Agustus 2021
anak pancingan new normal mojok

Istilah Anak Pancingan Sebaiknya Nggak Perlu Digunakan Lagi

16 Juli 2021
Pos Selanjutnya
move on PDKT gagal cinta kandas mojok.co

4 Tanda yang Harus Dipahami Cowok Saat PDKT untuk Mundur Halus

Terpopuler Sepekan

Jangan Nyinyirin Megawati yang Tak Mau Punya Menantu Tukang Bakso

Jangan Nyinyirin Megawati yang Tak Mau Punya Menantu Tukang Bakso

24 Juni 2022
4 Oleh-oleh Khas Solo yang Sebaiknya Jangan Dibeli

Kota Solo, Sebaik-baiknya Kota untuk Menetap

24 Juni 2022
parenting MOJOK

Belajar Ilmu Parenting dan Kehidupan dari Film Taare Zameen Par

4 Juli 2020
Stasiun Cipeundeuy Beneran Sakti Atau Keselamatan Harga Mati Terminal Mojok

Stasiun Cipeundeuy: Beneran Sakti Atau Keselamatan Harga Mati?

21 Juni 2022
6 Budaya Kerja Jepang yang Bikin Geleng-geleng Kepala Terminal Mojok

6 Budaya Kerja Jepang yang Bikin Geleng-geleng Kepala

25 Juni 2022
5 Toko Lumpia Paling Enak di Semarang Terminal Mojok

5 Toko Lumpia Paling Enak di Semarang

29 Juni 2022
Saran untuk Warga Jawa Tengah yang Daerahnya Mulai Diserbu Pabrik

Saran untuk Warga Jawa Tengah yang Daerahnya Mulai Diserbu Pabrik

28 Juni 2022

Dari MOJOK

  • Menanti Prambanan Jazz Festival 2022 yang Penuh Kolaborasi
    by Hammam Izzuddin on 30 Juni 2022
  • PPDB SMA/SMK Ditutup, Sekolah Pinggiran di DIY Kekurangan Murid
    by Yvesta Ayu on 30 Juni 2022
  • Teror Spirit di Puncak Bogor Hingga Makassar: Antara Keriaan dan Kemarahan yang Tak terjawab
    by Billy Soemawisastra on 30 Juni 2022
  • Sambangi Sultan, KPK Pastikan Kembangkan Kasus Haryadi Suyuti
    by Yvesta Ayu on 30 Juni 2022
  • Kritik Thomas Doll: Ini Lapangan atau Ladang Angon Sapi?
    by Ali Ma'ruf on 30 Juni 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GzeZNzywPSE&t=45s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In