#3 Bikin taman kota selain alun-alun
Bangkalan Madura juga kekurangan ruang publik. Taman kota yang nyaman saja hanya alun-alun. Itu pun terpaksa saya katakan nyaman karena tidak ada pilihan lain. Sebenarnya ada juga Taman Rekreasi Kota (TRK) di belakang stadion, tapi lebih terlihat seperti taman yang tidak terurus.
Oleh karena itu alun-alun menjadi pusat keramaian satu-satunya. Mulai dari orang berolah raga, berjualan, bersantai, bikin agenda kegiatan, dan lain sebagainya. Akhirnya, malah nggak nyaman karena terlalu ramai!
#4 Bangkalan Madura nggak bisa buat transportasi umum antarkecamatan
Saya tidak akan menjelaskan ini seandainya Pemkab Bangkalan Madura lebih dahulu mengkaji sebelum mengoperasikan bus Trans Bangkalan. Ya, beberapa bulan lalu ada bus Trans Bangkalan yang menjadi transportasi antarkecamatan di Bangkalan. Tetapi karena pemerintah tidak memiliki manajemen yang baik, transportasi ini berhenti beroperasi.
Tidak perlu salahkan masyarakat kurang antusias, masalah ini datang karena pemerintah saja yang tida niat. Buktinya, transportasi umum lain masih bertahan beroperasi dari Blega sampai Kamal.
#5 Jalan tidak rusak
Pernah dengar hukum fisika tentang lama waktu tempuh suatu benda dipengaruhi oleh jarak dan kecepatannya? Jika kalian pernah dengar, saya yakinkan bahwa hukum tersebut tidak berlaku di Bangkalan Madura.
Di kabupaten ini, selain jarak dan kecepatan, jalanan yang rusak akan membuat waktu tempuh kalian 2 kali lebih lama dari yang seharusnya. Belum lagi kalau ketemu kemacetan di Pasar Blega, Galis, Tanah Merah, dan Potemun. Bisa-bisa, kalian menua di jalan!
#6 Gaji yang manusiawi
UMK Bangkalan Madura terbilang rendah, yakni di bawah Rp2,4 juta. Hal ini semakin tidak masuk akal setelah kita sadar bahwa kabupaten ini adalah kawasan kota metropolitan Surabaya. Tak jarang warga kabupaten ini bolak-balik ke Surabaya. Dengan gaji di bawah 2,4 juta, kami bisa apa di Surabaya?
Itu kalau gajinya sesuai UMK, faktanya lebih banyak gaji pekerja di kabupaten ini yang tidak sampai 1 juta. Entah, apakah memang UMK ini dibuat untuk menaikkan gaji pejabatnya saja?
#7 Pejabat yang bisa kerja
Sebagai penutup, inilah akar dari semua masalah di atas. Bangkalan Madura tidak punya pejabat yang benar-benar mau bekerja untuk rakyat. Kasus jual beli jabatan tahun lalu dapat menjadi buktinya. Yang punya jabatan bukan karena mereka bisa, tapi karena mereka punya dana.
Pejabat saat ini pun saya juga tidak yakin benar-benar punya kompetensi kerja. Apalagi DPR-nya? Haduh, tak bisa dipegang janjinya.
Ya sudah, itu saja hal yang sebenarnya biasa tapi Bangkalan Madura nggak bisa. Saya harap ke depannya kabupaten ini bisa lebih baik. Kasian warganya tiap tahun menjerit!
Penulis: Abdur Rohman
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















