Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Ashigaru, Pasukan Petani dan Rakyat Jelata yang Ikut Perang di Jepang

Nasrulloh Alif Suherman oleh Nasrulloh Alif Suherman
15 Oktober 2020
A A
Ashigaru, Pasukan Petani dan Rakyat Jelata yang Ikut Perang di Jepang terminal mojok.co sejarah samurai zaman edo perang jepang

Ashigaru, Pasukan Petani dan Rakyat Jelata yang Ikut Perang di Jepang terminal mojok.co sejarah samurai zaman edo perang jepang

Share on FacebookShare on Twitter

Pada masa feodal Jepang, barangkali prajurit berzirah lengkap bernama samurai lebih dikenal oleh siapa pun yang membaca sejarah Jepang. Yang tidak membaca sejarah Jepang pun mungkin tahu apa itu samurai, walaupun di Indonesia ada salah kaprah untuk istilah samurai sendiri. Sejarah membuktikan, benar masa periode Sengoku Jidai (perang antar negeri) atau perang sipil di Jepang tahun 1550-1600 dilakukan dan melibatkan kaum samurai. Akan tetapi, ada kelompok prajurit yang perannya tidak kalah besar dan menjadi komponen utama di sisi samurai. Kelompok prajurit itu bernama ashigaru.

Ashigaru yang secara terminologi berarti pasukan ringan atau pasukan jalan, secara garis besar masuk ke infanteri. Penyebutan ashigaru mulai populer digunakan pada masa Keshogunan Muromachi (Ashikaga) di abad 14. Namun, jika ditarik lebih lama lagi sebenarnya sudah ada pada masa Kaisar Temmu (673-686), yang wacana awalnya ingin dijadikan sebagai pasukan khusus kekaisaran.

Jadi, awalnya ashigaru adalah penyebutan kepada prajurit elit pengawal kekaisaran. Dikutip dari buku Ashigaru 1467-1649 karya Stephen Turnbull, terdapat catatan juga bahwa saat invasi Mongol ke Jepang pada 1274 dan 1281, prajurit dari rakyat jelata yang disebut ashigaru direkrut dan dibayar dengan rampasan perang. 

Ashigaru yang mulai populer kembali pada masa Muromachi adalah pasukan yang terdiri dari rakyat jelata. Sangat berbeda dengan gambaran pada masa Kaisar Temmu, apa yang mulai diadakan kembali oleh Keshogunan Muromachi adalah pasukan rakyat jelata. Mereka kebanyakan adalah petani, tukang pandai besi, peternak, pedagang, bahkan sampai yang tidak memiliki pekerjaan.

Semenjak masa Muromachi dan akhirnya meletus Sengoku Jidai di antara para daimyo (samurai/tuan tanah feodal), ashigaru direkrut besar-besaran sebagai komponen dalam pasukan. Tidak seperti para samurai yang terlatih dalam menggunakan senjata, kebanyakan mereka hanya dilatih beberapa minggu saja sebelum meletusnya perang.

Secara teknis, mereka sebenarnya lebih tepat disebut pasukan cadangan. Oleh sebab itu, mereka adalah pasukan yang rentan lari dari pertempuran sebab moral yang lemah, risiko ini sering kali terjadi apalagi ketika dihadapkan dengan pasukan yang lebih berpengalaman. Upah yang banyak, jaminan hidup lebih baik, perang yang terus menerus berkecamuk, dan para daimyo yang selalu membutuhkan pasukan membuat para rakyat jelata berpikir bahwa menjadi ashigaru lebih baik daripada hanya sekadar menjadi rakyat jelata dan bertani.

Awalnya, mereka diberikan senjata tradisional seperti yari (tombak khas Jepang) atau panah. Mereka diberikan senjata yang kira-kira bisa diajarkan dalam waktu singkat, tapi tetap berguna untuk berjalannya pertempuran. Yari yang panjang dengan ujung tombak tajam sangat berguna melawan kavaleri sekuat apa pun dan panah berfungsi sebagai pasukan pembantu dalam jarak jauh untuk mengurangi kekuatan pasukan musuh. Ada beberapa yang diberikan katana, tapi nggak sebanyak yang memegang senjata tadi.

Salah satu daimyo yang menggunakan ashigaru secara maksimal adalah Oda Nobunaga, seorang daimyo yang berasal dari daerah kecil bernama Owari, kini masuk ke dalam Prefektur Aichi. Oda Nobunaga yang hanya seorang tuan tanah kecil sadar, sumber daya manusia (dalam hal ini samurai) yang ia miliki sangat minim dan terbatas.

Baca Juga:

4 Salah Kaprah Jurusan Sejarah yang Terlanjur Melekat dan Dipercaya Banyak Orang

Dari Sekian Banyak Jurusan Pendidikan, Pendidikan Sejarah Adalah Jurusan yang Tidak Terlalu Berguna

Maka itu, ia memaksimalkan pasukan “magang” dari rakyat jelata. Mereka dipersenjatai, diajarkan seni berperang, dan ditambah strategi Oda Nobunaga yang lihai membuatnya mampu memaksimalkan potensi rakyat jelata di tangannya. Oda Nobunaga dengan modal ashigaru membuatnya hampir selesai melakukan unifikasi Jepang.

Apalagi sejak masuknya Portugis ke Jepang pada 1543. Peradaban, budaya, teknologi dan senjata baru diperkenalkan ke tanah samurai itu. Oda Nobunaga yang tertarik dengan hal-hal yang berbau kebarat-baratan menjadikan itu sebagai kekuatan utama pasukan ashigaru miliknya. Mesiu dan senapan matchlock yang dibawa oleh Portugis dengan cepat mengubah segalanya. Reformasi besar-besaran dalam sejarah perang Jepang!

Ashigaru yang awalnya menggunakan senjata tradisional mulai dialihkan menggunakan senapan dan mesiu. Dalam waktu sehari saja, seorang petani bisa menjadi petarung dan membunuh pendekar pedang dengan senapan miliknya. Sebuah senjata tanpa kemuliaan dalam kode etik samurai, namun siapa yang memikirkan itu semua saat perang?

Salah satu bukti kemenangan besar ashigaru dengan senapan adalah ketika Pertempuran Nagashino pada 1575, antara Oda Nobunaga melawan Klan Takeda yang dipimpin Takeda Katsuyori. Klan Takeda yang terkenal akan pasukan kavaleri miliknya bertekuk lutut di hadapan rakyat jelata yang memiliki senapan.

Namun, tidak selamanya ashigaru hanya terus berada di bawah samurai. Banyak di antara mereka yang pada masa Sengoku Jidai memiliki karier cemerlang dan akhirnya berhasil mendapatkan keistimewaan. Contohnya adalah Hashiba Hideyoshi atau yang lebih dikenal sebagai Toyotomi Hideyoshi. Berawal dari seorang ashigaru dalam pasukan Oda Nobunaga, ia setahap demi setahap naik hingga akhirnya mewarisi kekuasaan Oda Nobunaga, lalu melanjutkan unifikasi Jepang bahkan sampai melakukan invasi ke Korea.

Seiring waktu setelah Sengoku Jidai berakhir pada Oktober 1600, Jepang memasuki Zaman Edo dan unit ashigaru tidak lagi digunakan. Status kemiliteran mulai distabilkan dan tentu saja pasukan “lepas” tidak lagi digunakan semenjak perang sudah tidak ada lagi. Begitulah, masa singkat pasukan ashigaru yang lumayan cukup banyak andil dalam peperangan yang terjadi di sejarah panjang Jepang.

Beberapa pengaruh yang ada dari ashigaru terhadap Jepang salah satunya soal katana, pedang khas samurai itu. Mereka awalnya menggunakan pedang bernama tachi, lalu disempurnakan menjadi katana agar sesuai dan tahan lama digunakan kaum bushi atau samurai. 

Sumber gambar: Wikimedia Commons

BACA JUGA Ciri Khas Nama Sunda yang Unik dan Jadi Identitas Kebanggaan dan artikel Nasrulloh Alif Suherman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Oktober 2020 oleh

Tags: jepangsejarah
Nasrulloh Alif Suherman

Nasrulloh Alif Suherman

Penulis partikelir. Menulis di selang waktu saja.

ArtikelTerkait

Tokutei Ginou, Alternatif Kerja di Jepang selain Magang Terminal Mojok

5 Sisi Gelap Magang di Jepang yang Jarang Diketahui

3 November 2022
Sukarno Bilang 'Jangan Lupakan Sejarah' Bukan 'Pelajarilah Sejarah' pelajaran sejarah ditiadakan kemendikbud terminal mojok.co

Ferdian Paleka Kelakuannya Seperti Orang Kerasukan Arwah Tokoh-tokoh Sejarah

5 Mei 2020
Lansia di Jepang dan Korea Justru Bekerja untuk Nikmati Masa Tua terminal mojok.co

Lansia di Jepang dan Korea Justru Bekerja untuk Nikmati Masa Tua

28 Januari 2022
Dominasi Orang Madura dalam Kuliner Surabaya

Dominasi Orang Madura dalam Kuliner Surabaya

11 April 2023
Tempat Les Kumon Memang Berkualitas, tapi Nggak Semua Anak Cocok Mojok.co

Tempat Les Kumon Memang Berkualitas, tapi Nggak Semua Anak Cocok

1 Agustus 2024
Blok M Tak Hanya Pusat Nongkrong, tapi Juga Tempat Sakral para Wibu dan Rumah bagi Ennichisai

Blok M Tak Hanya Pusat Nongkrong, tapi Juga Tempat Sakral para Wibu dan Rumah bagi Ennichisai

19 September 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.