ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Luar Negeri

Begini Rasanya Jadi Orang Islam di Jepang

Primasari N Dewi oleh Primasari N Dewi
21 Oktober 2021
A A
Begini Rasanya Jadi Orang Islam di Jepang terminal mojok

Begini Rasanya Jadi Orang Islam di Jepang terminal mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Kira-kira seperti apa ya pengalaman orang Islam yang tinggal di Jepang? 

Pernah nggak membayangkan bagaimana menjadi muslim di negara yang mayoritas penduduknya bukan muslim? Bagi yang telah terbiasa nyaman di negeri sendiri, tentunya membutuhkan adaptasi. Perbedaan seperti hari raya bukan hari libur, menjadi minoritas, hingga rindu makanan halal tentunya menjadi gegar budaya tersendiri.

Meski banyak yang bilang orang Jepang tak beragama, sebenarnya mereka percaya agama Buddha dan Shinto, lho. Lantas, sebenarnya seperti apa sih pengalaman menjadi muslim di negara Jepang yang mayoritas penduduknya bukan beragama Islam?

Salat

Kalau nggak sedang berada di kos/apartemen/asrama, salat bisa dilakukan di mana saja asal memenuhi rukun sahnya. Salat di taman, lapangan, stasiun, balkon, dekat tangga gedung, hingga ruang menyusui juga bisa dilakukan. Biasanya, orang Islam di Jepang akan mencari tempat yang sepi karena bakal insecure juga kalau salat sendirian di tempat umum. Bisa jadi malah dilaporkan ke petugas lantaran melakukan gerakan yang orang Jepang anggap “tak biasa”. Waduh.

Kalau mahasiswa sih bisa saja salat di ruangan lab, waktunya pun lebih fleksibel di sela-sela jadwal kuliah. Nggak ada ruangan khusus untuk musala, kecuali kampus besar dan banyak mahasiswa muslimnya. Wudu pun masih bisa dilakukan di wastafel toilet kampus meski harus berhati-hati karena tipe toilet di Jepang adalah toilet kering. Kalau basah, otomatis harus kita lap sebelum mengganggu kenyamanan orang lain.

Di tempat kerja, orang Islam juga nggak boleh sembarangan meminta waktu untuk melaksanakan salat. Urusan agama ini nggak diatur oleh pemerintah Jepang. Karena hal tersebut adalah urusan pribadi yang berhubungan dengan ritual keagamaan, nggak boleh disangkutpautkan dengan pekerjaan.

Waktu salat di Jepang juga berubah karena perubahan musim. Contohnya saat musim panas, salat subuh biasa dilakukan pada jam 2 pagi, lho. Keren, kan? Jangan bayangkan juga ada azan dengan pengeras suara seperti di Indonesia, ya. Sudah jelas itu nggak mungkin terjadi. Di masjid saja kita nggak boleh pakai pengeras suara, lho.

Puasa Ramadan

Melaksanakan ibadah puasa di negara 4 musim ternyata agak berbeda dengan Indonesia. Waktu puasa berubah-ubah sesuai musimnya. Durasi puasa akan lebih panjang pada musim panas ketimbang pada musim dingin. Berbeda dengan di Indonesia yang durasi puasanya cenderung stabil, dari sekitar jam 4 pagi hingga jam 6 sore (kira-kira berpuasa sekitar 14 jam).

Kebetulan saya punya pengalaman menjalani puasa selalu pada musim panas. Terakhir sebelum kembali ke Tanah Air, kami sahur sekitar jam 2 pagi dan berbuka sekitar jam 7 malam. Durasi puasa di Jepang sekitar 17 jam. Kalau takut nggak makan sahur karena ketiduran, biasanya kami nggak tidur sekalian. Barulah satu dua jam setelah sahur, kami tidur dan bangun jam 7 pagi, lalu beraktivitas seperti biasa. Tidur di awal juga kadang membantu kalau ingin bangun saat sahur. Semua tergantung kebiasaan dan kemampuan orangnya, sih.

Buka puasa bersama biasanya dilakukan bersama diaspora Indonesia lainnya atau sesama muslim dari negara lain di masjid setempat. Dekat dengan komunitas muslim di Jepang enak juga karena bisa lebih irit dalam hal masak sahur dan buka puasa. Namun, kalau di kampus hanya ada 2 atau 3 mahasiswa muslim dan jauh dari masjid, ya seadanya saja. Biasanya bisa buka bersama di kos salah seorang teman atau makan bersama di restoran. Salat tarawih bersama juga dilakukan di masjid atau bersama komunitas muslim. Tapi, kalau nggak punya teman, ya sudah salat sendiri saja.

Jangan tanya gimana reaksi orang Jepang saat tahu kita nggak makan dan minum selama kurang lebih 17 jam. Biasanya mereka bakal kaget dan bilang, “Pasti rasanya seperti mau mati, ya?” Kadang ada juga sih yang penasaran dan menanyakan alasan kenapa orang Islam mau melakukan puasa. Nah, di situlah kita sebisa mungkin menjelaskan pada mereka dengan ramah tanpa menggurui.

Ada beberapa perusahaan yang melarang pekerja asingnya berpuasa saat Ramadan. Mereka khawatir kalau pekerjanya dehidrasi saat bekerja di lapangan, terutama dengan kondisi musim panas yang berat. Kalau pas hari libur, tentu boleh berpuasa di asrama.

Makanan halal

Dibanding sebelumnya, sekarang sudah banyak warung halal di Jepang, baik online maupun toko secara fisik. Bagi yang membutuhkan bumbu khas Indonesia seperti daun salam, kluwak, pandan, dll., bisa membelinya di warung Indonesia yang ada di Jepang. Kalau sudah ada bumbu dan bahannya, aman deh mau masak apa. Hemat, sehat, dan jelas halalnya.

Selain masak sendiri, makan di kafe atau restoran halal juga bisa menjadi solusi kebanyakan orang Islam yang tinggal di Jepang. Banyak restoran Indonesia, Pakistan, dan negara lain yang menjual masakan halal. Restoran ramen halal dengan harga 700 yen (sekitar Rp91.000) per porsinya juga ada di beberapa kota besar. Atau bisa juga memesan menu vegetarian, kalau ada.

Di supermarket yang menjual barang impor dari berbagai negara juga menyediakan daging, mi instan, susu, kue, bumbu, dan kopi dengan logo halal, lho. Sekarang malah tempe dijual juga di supermarket Jepang. Kalau di Jogja makan tempe harganya murah Rp3.000 saja, di Jepang harga tempe bisa 13 kali lipatnya alias sekitar Rp40.000/ Waduh. Tapi, percayalah, harga segitu nggak sebanding dengan rasa rindu akan masakan Indonesia, deh.

Kalau nggak bisa mendapatkan makanan berlogo halal, biasanya orang Islam di Jepang makan makanan Jepang dengan melihat komposisinya. Makanya kita harus paham tulisan “babi” dan “alkohol” serta turunan-turunannya. Kalau nggak paham juga, kita bisa cek di website atau bertanya pada teman.

Sebenarnya urusan halal ini adalah hal yang sensitif. Memang diusahakan sebisa mungkin menghindari makanan yang jelas-jelas ada kandungan babi dan alkohol, namun ada juga muslim yang meragukan logo halal negara tertentu. Kalau sudah begini, saya nggak mau debat lah.

Saat saya kerja paruh waktu di restoran ramen halal saja, ada kok yang menanyakan apakah semua bahan makanannya halal? Saya yang mengecek kalau bumbu dan bahannya dibeli di warung halal online dan menyaksikan sendiri si koki Jepang membuat ramen itu sih yakin-yakin saja, tetapi kalau hal tersebut masih diragukan, ya sudahlah…

Wisata moslem-friendly

Sebelum corona menyerang, Jepang sedang berusaha untuk membuat wisata moslem-friendly. Artinya, pemerintah Jepang mendukung dinas pariwisata daerah untuk menyediakan informasi mengenai restoran halal, prayer room, dll. Di stasiun besar tempat saya tinggal, juga disediakan prayer room dengan tempat wudu di dekatnya. Wisatawan muslim juga bisa mengecek melalui website halalmedia.jp. Corona telah membuat semua hal itu terhenti sementara waktu.

Suasana Lebaran dan Iduladha di Indonesia yang meriah tentu menjadi kerinduan tersendiri bagi para diaspora Indonesia yang tinggal di luar negeri. Namun, jauh dari semua kenyamanan menjadi mayoritas nggak mengurangi kekhusyukan mereka dalam beribadah. Terlebih, bisa juga bertemu dengan muslim dari negara lain. Semakin warna-warni hidup kita.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 Oktober 2021 oleh

Tags: islamjepangminoritas
Primasari N Dewi

Primasari N Dewi

Guru bahasa Jepang tapi suka drakor.

ArtikelTerkait

Bagi Pencinta Kucing, Bisa Main sama Kucing di Jepang Adalah Privilese

11 Oktober 2021
Tempe, Makanan Mewah bagi Perantau di Jepang Terminal Mojok

Perjuangan Perantau Indonesia Menikmati Tempe di Jepang

31 Maret 2022
Bunga Tabebuya Magelang: Indah, tapi Merepotkan Penyapu Jalan Mojok.co

Bunga Tabebuya di Magelang Memang Indah, tapi Merepotkan Penyapu Jalan

30 Oktober 2023
Nempelin Telapak Kaki Pas Salat Berjamaah Emang Dianjurin, Tapi Ya Nggak Gini Juga Kali

Nempelin Telapak Kaki Pas Salat Berjamaah Emang Dianjurin, Tapi Ya Nggak Gini Juga Kali

30 Oktober 2019
Benarkah Islam Adalah Agama Paling Benar ketika Banyak Muslim Justru Tidak Terlihat Islam MOJOK.CO

Benarkah Islam Adalah Agama Paling Benar ketika Banyak Muslim Justru Tidak Terlihat Islam?

24 Juli 2020
5 Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Memutuskan Kuliah di UIN

5 Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Memutuskan Kuliah di UIN, Calon Mahasiswa Wajib Baca biar Nggak Menyesal

3 Juli 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
The Medium: Film Horor Found Footage, tapi Kameramennya Bikin Bingung terminal mojok.co

The Medium: Film Horor Found Footage, tapi Kameramennya Bikin Bingung

influencer

Pemujaan (dan Ketakutan) Berlebihan kepada Influencer dan Polisi Itu Tidak Sehat

Skandal Kim Seon Ho dan Kenyataan Cancel Culture dalam Budaya Populer Korea Selatan terminal mojok

Skandal Kim Seon Ho dan Sadisnya Cancel Culture di Korea Selatan

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Araya dan Sulfat, Dua Daerah di Malang yang Sebaiknya Dihindari Calon Maba yang Cari Kos

Araya dan Sulfat, Dua Daerah di Malang yang Sebaiknya Dihindari Calon Maba yang Cari Kos

8 Juni 2025
Nongkrong Masih Dianggap Tabu di Sragen, Nasib Kafe di Sana Kian Suram  Mojok.co

Nongkrong Masih Dianggap Tabu di Sragen, Nasib Kafe di Sana Kian Suram 

7 Juni 2025
Sekolah Hanya Bangga pada Muridnya yang Keterima di Kampus Negeri, Sisanya Remah-remah, Dianggap Saja Tidak!

Sekolah Hanya Bangga pada Muridnya yang Keterima di Kampus Negeri, Sisanya Remah-remah, Dianggap Saja Tidak!

10 Juni 2025
Tanjung Pinang, Kota yang Kelewat Slow Living: Saking Lambatnya, Bikin Kota Ini Susah Bersaing

Tanjung Pinang, Kota yang Kelewat Slow Living: Saking Lambatnya, Bikin Kota Ini Susah Bersaing

9 Juni 2025
Gerbang Tol Adiwerna Tegal Terbaik se-Indonesia, Bikin Pengguna Tol Manja karena Serba Ada Mojok.co

Gerbang Tol Adiwerna Tegal Terbaik se-Indonesia, Bikin Pengguna Tol Manja karena Serba Ada

10 Juni 2025
Banyudono, Kecamatan “Mewah” di Pinggiran Boyolali yang Jarang Dilirik Orang Mojok.co

Banyudono, Kecamatan “Mewah” di Pinggiran Boyolali yang Jarang Dilirik Orang

14 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jS-m10azBto

DARI MOJOK

  • Bukan Janji, Tapi Jalan : 100 Hari Pertama Masa Kepemimpinaan Wali Kota Solo
  • 14 Tahun Pakai Yamaha Xeon, Motor Butut yang Kuat Menerjang Jalanan Terjal Tasikmalaya ke Pantai Pangandaran
  • Pernah Ditolak Unair, Kini Jadi Mahasiswa Berprestasi di Kampus Nggak Favorit usai Bikin Bisnis yang Ramah Lingkungan
  • Pengalaman Pertama Orang Klaten Naik KRL Jogja-Solo, Sok-sokan Berujung Malu karena Tak Paham Kursi Prioritas dan Salah Turun Stasiun
  • Jadi Driver Gojek untuk Cari Duit Malah Tekor Terus Kena Order Fiktif, Hidup Tertolong Promo
  • Menyaksikan Kegilaan Sopir Harapan Jaya dan Bus Bagong dari Dalam Bus, Menjadi Saksi Kehidupan Bus yang Selalu Dianggap Biang Masalah Jalanan

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.