Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Antara Merekam dan Menegur: Kamu Tim yang Mana?

Syifa Ratnani Faradhiba Jane oleh Syifa Ratnani Faradhiba Jane
10 September 2019
A A
menegur

menegur

Share on FacebookShare on Twitter

Baca Juga:

Drama Cina: Ending Gitu-gitu Aja, tapi Saya Nggak Pernah Skip Menontonnya

Konten “5 Ribu di Tangan Istri yang Tepat” Adalah Bentuk Pembodohan

Kita tentu sudah tak asing dengan berbagai unggahan di media sosial mengenai keluhan-keluhan seseorang terhadap perilaku orang lain di muka umum. Unggahan semacam ini kian bertebaran seiring dengan lekatnya gawai dan media sosial dalam kehidupan sehari-hari. Keluhan yang berusaha ingin disampaikan melalui foto atau rekaman video yang lantas diunggah tersebut sangat beragam, seringnya seputar orang yang membuang sampah sembarangan, orang yang berperilaku tidak pada tempatnya di transportasi umum, hingga unggahan mengenai dua orang yang terlibat pertikaian di tempat umum.

Unggahan semacam ini entah mengapa merupakan topik yang banyak digemari oleh para pengguna media sosial, contohnya ketika beberapa waktu lalu MRT di Jakarta resmi beroperasi, tak terbendung berbagai unggahan yang menangkap momen dimana orang-orang makan di peron MRT, duduk di lantai dan sebagainya, ribuan komentar pun berdatangan. Ungahan-unggahan tersebut viral dan sukses jadi headline news selama beberapa hari. Dari sekian banyak tanggapan mengenai unggahan tersebut, tak sedikit yang menyayangkan unggahan yang demikian. Mereka yang menyayangkan unggahan tersebut umumnya beranggapan bahwa si pengunggah gambar mestinya memberikan teguran langsung ketimbang sempat-sempatnya mengambil gambar atau bahkan video dan bahkan mengunggahnya dimana hal tersebut dianggap tidak efisien sebab ada ribuan interpretasi atas satu foto dan satu video yang memungkinkan interpretasi tersebut tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya atau bahkan dapat memberikan hukuman yang tidak adil bagi mereka yang tertangkap hengpon jadul.

Eits, tapi jangan disangka memberikan teguran secara langsung adalah perihal yang sederhana. Bagi beberapa orang memberi teguran secara langsung adalah hal yang sangat tidak memungkinkan lho, sebab dari banyak pengalaman lebih seringnya orang yang ditegur justru malah lebih galak bahkan balik menyerang. Berdasarkan hal-hal tersebut umumnya orang merasa malas jika harus menegur secara langsung. Alasan lain mengapa tak menegur secara langsung adalah barangkali rasa ingin menjadi pahlawan yang didapat lebih besar ketimbang harus menegur langsung, bayangkan saja kapan lagi kita bisa jadi pewarta dadakan dan menyuarakan fenomena tak lazim, saya rasa lumrah semua orang ingin jadi pahlawan.

Namun kiranya penting untuk kembali menganalisa diri. Kita ini mau jadi pahlawan seperti apa? Pahlawan yang menang karena membuat orang lain jadi buruk atau pahlawan yang menang karena mampu memperkecil hal yang seharusnya memang sederhana saja. Menegur sesuatu yang dianggap tak lazim adalah perilaku yang harus kita biasakan namun lebih penting untuk mengenalkan budaya “baik, saya memang bersalah, terimakasih telah mengingatkan” sejak dini, sejak sekarang. Penting juga mengingatkan diri sendiri untuk lebih banyak memberikan kontribusi nyata di dunia nyata ketimbang terus-terusan berupaya seolah-olah memberikan kontribusi di dunia maya, kita kan hidup di dunia nyata.

Adakalanya merekam sebuah kejadian tak lazim sangat dibutuhkan terutama jika berkenaan selanjutnya digunakan sebagai alat bukti pelaporan bila memang kejadian tersebut dianggap memberikan kerugian secara nyata pada seseorang atau kelompok. Jika bicara mengenai pelaporan tentu saja bicara pihak yang berwajib ya guys, seringnya kita salah kaprah menganggap netizen sebagai pihak berwajib itu, dari situlah ide untuk mengunggah foto atau rekaman video ke media sosial jadi marak, ada pemahaman yang bias mengenai kekuatan polisi, bahwa polisi moral dianggap lebih punya taring. Tentu hal ini tak bisa dibenarkan, jika terus dibiarkan maka tak ada bedanya kita dengan mereka yang gemar merundung seseorang melalui rekaman video. (*)

BACA JUGA Jangan Salahkan Konten yang Tak Bermoral, Tapi Salahkan Diri Kita yang Membuatnya Viral atau tulisan Syifa Ratnani Faradhiba Jane lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 September 2019 oleh

Tags: hengpon jadulKritik SosialMedia SosialMenegurmerekamRuang Publik
Syifa Ratnani Faradhiba Jane

Syifa Ratnani Faradhiba Jane

ArtikelTerkait

Nikahan mantan

Yakin Mau Nangis di Nikahan Mantan?

4 Juni 2019
haters luqman

Kisah Luqman dan Fenomena Haters di Indonesia

17 Juni 2019
Bukit JLS Pantai Sine Tulungagung, Tempat Berkumpulnya Manusia Taruhan Nyawa demi Konten Media Sosial

Bukit JLS Pantai Sine Tulungagung, Tempat Berkumpulnya Manusia Taruhan Nyawa demi Konten Media Sosial

10 Januari 2024
Ternyata di Twitter Ada Senioritas Akun Juga Ya?

Ternyata di Twitter Ada Senioritas Akun Juga Ya?

27 Februari 2020
Kena Modus Penipuan Bank di Hari Libur Nasional. Apes Bener! terminal mojok.co

Jangan Mudah Marah: Critic dan Shaming itu Berbeda

11 Juli 2019
Iklan Indomilk Gemas 2022 Iklan Cerdas yang Sarat Kritik Sosial Terminal Mojok

Iklan Indomilk Gemas 2022: Iklan Cerdas yang Tampar Masyarakat Indonesia

22 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.