ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Mengapa Sebagian Orang Menolak Beri Like pada Foto Sendiri di Instagram?

Devi Simbolon oleh Devi Simbolon
19 Februari 2020
A A
Orang Posting Status Screenshot WhatsApp Itu Motiavasinya Apa sih?! mojok.co/terminal

Orang Posting Status Screenshot WhatsApp Itu Motiavasinya Apa sih?! mojok.co/terminal

Share on FacebookShare on Twitter

Suatu ketika saya terlibat dalam sebuah obrolan dengan teman-teman seperjuangan di bangku perkuliahan. Setelah mengobrol hal-hal serius, masuklah pada pembahasan random mulai dari bakso berbentuk mangga, buaya berkalung yang belum berhasil ditangkap, hingga aturan untuk tidak menyukai foto sendiri di media sosial Instagram.

Well, ini menarik bagi saya yang notabene menyukai semua postingan saya di Instagram tanpa terkecuali. Saat mendengar seorang teman nyeletuk tentang keanehan orang yang menyukai foto sendiri di Instagram, saya sempat terdiam lalu sejenak berpikir. Awalnya saya abaikan saja karena saya merasa setiap orang punya prinsip masing-masing dalam hal mengapresiasi sesuatu. Dan saya tidak ambil pusing akan hal itu. Namun, semakin lama saya terpaku dan bungkam dengan segala argumen yang layak diperdebatkan dalam pikiran, akhirnya saya mencoba buka suara.

Begini, tidak ada paksaan untuk seseorang tidak boleh menyukai foto atau postingan sendiri di Instagram dan tidak ada pula larangan untuk menyukai. Jadi biarkan saya beropini dari sudut pandang seseorang yang memilih untuk memberi love pada setiap unggahan saya di Instagram yang saya sebut sebagai upaya apresiasi diri.

Instagram menyediakan fitur untuk setiap penggunanya bisa menyukai unggahan orang lain. Pengguna itu sendiri juga diberi kebebasan untuk menyukai unggahannya sendiri. Fitur yang disediakan untuk postingan orang lain sama dengan fitur yang disediakan saat kita melihat unggahan kita sendiri. Sehingga foto siapa pun, baik orang lain maupun kita sendiri, bisa dikomen, disukai, dishare, dsb. ‘Keadilan’ pada penempatan setiap fitur ini bisa dibilang supaya kita bisa memberi perlakuan yang sama pada unggahan kita seperti yang kita berikan pada orang lain.

Personally, saya memilih untuk menyukai unggahan atau postingan saya di Instagram sebagai salah satu cara saya mengapresiasi diri sendiri. Simpelnya begini, saat Anda memotret suatu objek dan kemudian melakukan proses editing dengan pengetahuan, kemampuan, dan energi yang Anda punya, lalu setelah itu memutuskan untuk memposting ke Instagram. Secara disadari atau tidak, Anda menunggu respons bahkan engagement dari orang lain. Anda ingin seseorang mengapresiasi karya Anda dengan memberi like atau bahkan dengan memberi komentar.

Anda membiarkan diri Anda ‘terhanyut’ akan reaksi orang-orang yang melihat hasil karya anda, sementara Anda merasa ‘tabu’ untuk sekadar mengapresiasi diri? Postingan yang berhasil Anda buat adalah sebuah masterpiece. Lantas, mengapa Anda menerima apresiasi dari orang lain saat Anda sendiri merasa aneh untuk sekadar menekan tanda love pada masterpiece yang baru saja Anda buat?

Salahkah jika saya mengatakan bahwa dengan menyukai hasil karya sendiri adalah upaya berterima kasih pada diri yang sudah berusaha menciptakan konten?

Lagi, dari sudut pandang saya yang notabene menyukai postingan sendiri di Instagram, saya lebih memilih mengatakan bahwa menyukai foto sendiri bukan self-centered orientation tapi self-love. Usaha menerapkan put yourself first. Mengutamakan kebahagiaan diri, mengapresiasi diri sendiri, tidak melulu masuk dalam kategori selfish. Dan kenapa harus malu menyukai foto sendiri saat dengan terang-terangan Anda menyukai foto orang lain yang mungkin terkesan ‘not-Instagram-able’?

Lagi-lagi, memilih untuk tidak menyukai foto sendiri bukanlah keharusan dan memilih untuk menyukai juga bukanlah hal yang memalukan. Setelah menemui banyak pengguna media sosial Instagram dengan beragam karakter yang berbeda, saya semakin menuju titik kesepahaman bahwa memang untuk beberapa orang ada semacam prinsip tertentu. Setiap orang punya rules yang ditanamkan untuk membatasi diri pada hal-hal yang menurutnya tidak sesuai dengan integritas diri. Beberapa juga memilih untuk vakum menggunakan fitur love di postingan sendiri karena menemukan cara lain untuk mengapresiasi diri.

Media sosial memang secara tidak sadar membentuk cara seseorang bersikap dan berperilaku. Terjebak pada dilema menyukai atau tidak menyukai postingan sendiri tidak terlepas dari strategi personal branding yang sedang dibangun. Lebih jauh dari itu, dilema ini menghantarkan kita pada conclusions yang melabeli kepribadian seseorang. Itulah mengapa sering kali interpretasi terjadi hanya sebatas berdasarkan eksposure di media sosial.

Kalau kamu, termasuk tim yang menyukai foto sendiri atau tidak?

BACA JUGA Percuma Instagram Berinovasi, Nggak Ngaruh Tuh Sama Kecemasan Saya atau tulisan Devi Simbolon lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 Februari 2020 oleh

Tags: instagramlikeMedia Sosial
Devi Simbolon

Devi Simbolon

ArtikelTerkait

20 Istilah yang Harus Diketahui KOL Specialist

20 Istilah yang Harus Diketahui KOL Specialist

22 September 2023
Dear para Suami, Inilah Alasan Istrimu Sering Men-Tag Akunmu di Kolom Komentar Unggahan Parenting  

Dear para Suami, Inilah Alasan Istrimu Sering Menandai Akunmu di Kolom Komentar Unggahan Parenting  

17 September 2023
Telegram Stories: Lebih Kompleks dari WhatsApp Story, Nggak Kalah dari Instastory

Telegram Stories: Lebih Kompleks dari WhatsApp Story, Nggak Kalah Keren dari Instastory

7 September 2023
Drama Korea Celebrity, Lebih dari Sekadar Sisi Gelap Influencer

Drama Korea Celebrity, Lebih dari Sekadar Sisi Gelap Influencer

6 Juli 2023
Akui Saja Kalian Kecanduan Judi Slot, Pake Ngaku Hobi Segala

Buzzer Capres VS Buzzer Judi Slot: Mana yang Lebih Menyebalkan?

30 Mei 2023
Memahami Apa Itu NT dalam Bahasa Gaul yang Lagi Banyak Diomongin Belakangan Ini

Memahami Apa Itu NT dalam Bahasa Gaul yang Lagi Banyak Diomongin Belakangan Ini

16 Mei 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Kelakuan Politisi yang Berbusa-busa Saat Bicara tapi Ogah-ogahan Saat Disuruh Mendengar

Kelakuan Politisi yang Berbusa-busa Saat Bicara tapi Ogah-ogahan Saat Disuruh Mendengar

Mengapa Masih Saja Ada Politisi yang Numpang Memasarkan Dirinya Lewat Ucapan Belasungkawa?

Mengapa Masih Saja Ada Politisi yang Numpang Memasarkan Dirinya Lewat Ucapan Belasungkawa?

Bukan Lebih Diterima, Nasib Musik Indie Masih Sama Sejak Dulu terminal mojok.co

Saling Berebut Titel Paling Indie, Buat Apa, sih?



Terpopuler Sepekan

Pemkab Banyuwangi Sibuk Bikin Festival tapi Lupa sama Sektor Fundamental

Pemkab Banyuwangi Sibuk Bikin Festival tapi Lupa sama Sektor Fundamental

oleh Rino Andreanto
1 Oktober 2023

Gemolong, Kecamatan Terbesar Kedua di Sragen yang Kini Menjelma Menjadi Kota yang Proper

Gemolong, Kecamatan Terbesar Kedua di Sragen yang Kini Menjelma Menjadi Kota yang Proper

oleh Fajar Novianto Alfitroh
2 Oktober 2023

Mobil Honda Mobilio, Mobil Murah Terbaik Melebihi Avanza (Unsplash)

Mobil Honda Mobilio, LMPV dan Mobil Murah Terbaik Melebihi Toyota Avanza

oleh Saar Ailarang Abdullah
3 Oktober 2023

Gaduh Ikon Gunungkidul dan Pembangunan Tugu Tobong Gamping yang Ngadi-ngadi

Mengenal Gunungkidul, Kabupaten (yang Dianggap) Gersang yang Ternyata Dulunya Dasar Laut

oleh Adinta Darmawan
27 September 2023

Cowok Korea Tak Semanis Drakor: KDRT Marak, Perempuan Tak Punya Ruang Gerak

Cowok Korea Tak Semanis Drakor: KDRT Marak, Perempuan Tak Punya Ruang Gerak

oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
28 September 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=bTIqGdlcSsg

DARI MOJOK

  • Di Balik Dunia LC di Banyuwangi, Pendapatannya Lebihi UMP Jawa Timur
  • Pos Bloc Jakarta: Dahulu Sentral Surat-Menyurat, Kini Jadi Tempat Nongkrong Anak Jaksel
  • Seleksi Masuk ITB Cirebon Lebih Masuk Akal daripada Kampus Lain
  • Politeknik Negeri Tanah Laut: Kampus Negeri Pertama di Kalimantan Selatan
  • Uneg-uneg Karyawan Retail: Banyak Pelanggan yang Bikin Sebel
  • Kisah Pilu di Jalan Seturan Raya Sleman: Lelaki Kehilangan Rumah dan Perempuan Malang yang 13 Tahun Terpisah dengan Anak
ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!