Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Anak Kelima: Dianggap Hasil Proyek Acak Hingga Jadi Bahan Julid

Taufik oleh Taufik
6 November 2020
A A
nama anak zaman sekarang anak kelima Takut Mengajarkan Bahasa Daerah kepada Anak karena Takut Bicara Kasar Itu Alasan yang Bodoh mojok

anak kelima Takut Mengajarkan Bahasa Daerah kepada Anak karena Takut Bicara Kasar Itu Alasan yang Bodoh mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Belakangan beredar konten (entah video atau quote tulisan) tentang derita menjadi anak sulung dan bungsu. Lalu tidak lupa konten tambahan lain dari anak tengah. Sangat bagus sih, biasanya. Memperlihatkan betapa dalam satu keluarga, persaingan antaranak untuk memperoleh eksposur itu begitu sengit.

Saya menduga, paling tidak yang pernah bikin konten menjadi anak bungsu itu ya mentok-mentok adalah anak ketiga. Kalaupun ada yang bikin dan mereka adalah anak keempat ya paling juga karena mereka itu hasil “unplanned” dari ibu bapaknya.

Sebenarnya, sudah ada juga dari sekian penjelasan atau komplain dari anak bungsu di video atau tulisan itu yang “saya banget”. Sayangnya lebih banyak lagi yang belum terwakilkan karena pengalaman mereka ya itu tadi, mentok sebagai anak bungsu ketiga atau keempat.

Sebagai anak kelima, saya melihat bahwa ternyata kenyataan pahit yang dialami orang-orang yang lahir sebagai bungsu di posisi buncit (ketiga atau keempat) ini belum ada apa-apanya. Alasannya saya jabarkan berikut.

#1 Proyek acak

Saya berani bilang begini karena menurut pengakuan orang tua saya, mereka tidak pernah tahu secara pasti apa maksudnya mereka “menciptakan” saya. Pokoknya teledor hantam kromo aja. Nggak jadi ya berarti paling enggak sudah ada kontribusi untuk tidak menambah jumlah populasi di dunia.

Permasalahannya adalah jika jadi macam saya saat itu. Justru bukan pertanyaan mau makan apa nanti. Toh walau bukan orang tua saya bukan termasuk kalangan berduit, sekedar makan ya masih bisalah ditompo. Adalah perkara saya bakal jadi apa, atau dijadiin apa nanti di masa depan. Itu pertanyaan yang selalu muncul di kepala saya sejak bertahun-tahun yang lalu saat saya masih SD.

Pokoknya kelak mudah-mudahan saya bisa jadi orang. Begitu kata orang tua saya. Lah, emang dulu mereka berasoy geboy “menciptakan” saya harapannya saya keluar sebagai berudu? Atau komodo?

#2 Jangan berharap punya barang baru

Hal yang juga jadi keresahan dari teman-teman bungsu ketiga atau keempat adalah “haram hukumnya punya barang baru”. Kita-kita yang jadi hasil proyek acak ini biasanya menjadi pengumpul barang-barang bekas dari kakak-kakak kita yang terkenal jaim itu.

Baca Juga:

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bagi anak kedua, mungkin saja hal ini lumrah. Faktor orang tua juga biasanya jadi penentu. Bagi anak ketiga atau keempat, hal ini mulai jadi bahan perdebatan, “kok barang saya enggak ada yang baru?”

Nah, bagi kami yang anak kelima (atau kesekian) ini, biasanya bukan masalah kami dapat baru atau bekas. Toh kalaupun bekas, biasanya barangnya adalah barang lawas yang super lawas. Pernah sekali saya dapat longsoran Walkman (pemutar kaset piringan hitam) yang telah berganti tangan sebanyak tiga kali. Bisa saya kasi gambaran, barang itu dibeli tahun 90an awal dan sampai ke tangan saya tahun 2002. Sebuah barang yang punya sejarah panjang. Cerita lain adalah kamar abang saya, yang dulu jadi markas anak muda kampung, setelah “diwariskan”, saya masih harus menyesuaikan saking kamar tersebut sudah sangat lekat dengan nama abang saya.

Itu hanya satu dari sekian barang yang saya terima setelah melalui tangan ketiga bahkan keempat. Lebih sangar dari barang yang dijajakan calo.

#3 Kasih sayang tidak merata

Sebagai orang tua, mungkin akan merasa bahwa semua kasih sayang kepada anaknya akan sama, mau dia anak kesekian sekalipun. Tapi, mari kita bicara dari perspektif anak.

Anak pertama akan jadi orang yang memperoleh kasih sayang dan kena marah-marah dalam porsi yang sama. Tidak peduli dia cewek atau cowok. Bahkan ketika ia cewek, perlakuan yang berimbas jadi semacam pandangan sekitar kalau ia “tomboy” tidak akan terelakkan.

Anak kedua sampai ketiga mungkin akan sedikit berbeda. Apalagi jika mereka bungsu. Lalu yang keempat kelima dan seterusnya, bagaimana? Kami tinggal ke pojokan aja trus nangis. Walau kenyataannya mungkin kasih sayang orang tua tak terhingga sepanjang masa, itu terjadi hanya untuk anak pertama sampai ketiga. Keempat dan seterusnya, lebih asyik kalo kita dapat dongeng sebelum tidur dari kakak-kakak kita aja. Atau mentok-mentok dari nenek.

#4 Bahan julid

Mau memberi penjelasan seribu kali pun, kenyataan menjadi anak kelima akan selalu menampar. Tidak hanya sekali, tapi akan berulang kali.

“Kamu berapa bersaudara, Fik?”

“Enam”

“Anjay, banyak banget. Trus kamu anak keberapa?”

“Kelima”

[ketawa tiada henti]

Percakapan di atas adalah contoh julidan yang secara kasat mata tidak kelihatan nilai julidnya. Tapi, mari kita kaji secara mendalam. Pertama, menjadi anak kelima itu bukan mau dan ingin saya. Lantas kenapa saya ditertawakan? Toh kalian yang jadi anak pertama dan kedua juga bukan berangkat dari keinginan kalian kan? Itu adalah murni keinginan orang tua kalian.

Kedua, orang tua saya percaya bahwa semua mahluk hidup punya peran masing-masing, terlepas dari ia anak keberapa. Itu juga yang jadi pegangan saya, awalnya. Tapi, julidan tetangga bahkan orang-orang yang merasa sudah patuh sama anjuran pemerintah karena melaksanakan program “dua anak saja cukup” ini yang jadi sumber masalah. Kalo saya sih, setuju sama omongan Abdur Arsyad (stand up comedian) yang bilang “Kalo dua anak saja cukup, apalagi lima?” Mau satu atau dua ya monggo, mau banyak juga silahkan. Asal ya itu tadi, banyak hal yang harus dipikirkan soal bagaimana nanti anak-anak kita harus berkembang. Terutama, semua anak butuh kasih sayang yang sama porsinya.

BACA JUGA Mitos tentang Laut di Film ‘Pirates of Caribbean’ yang Diambil dari Legenda Laut Wakatobi dan tulisan Taufik lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 November 2020 oleh

Taufik

Taufik

Ide adalah ledakan!

ArtikelTerkait

Yamaha NMAX Turbo, Gimmick Marketing yang Berlebihan (Abdul Fitri Yono via Shutterstock.com)

Yamaha NMAX Turbo Adalah Gimmick Marketing yang Berlebihan meski Mesin Terbaru Mereka Lebih Responsif

25 Juni 2024
virgil van dijk cedera liverpool mojok

Alasan Terselubung Pemberitaan Virgil van Dijk yang Cedera Terkesan Berlebihan

22 Oktober 2020
Jurusan Pertanian Bukan untuk Mahasiswa “Sultan” yang Alergi Kotor-kotoran Mojok.co

Jurusan Pertanian Bukan untuk Mahasiswa “Sultan” yang Alergi Kotor-kotoran 

1 Juni 2024
Menebak Karakter Seseorang Berdasarkan Wallpaper WhatsApp yang Digunakan Terminal Mojok

Menebak Karakter Seseorang Berdasarkan Wallpaper WhatsApp yang Digunakan

28 Desember 2020
Taman Jalan Sultan Agung Bukti Betapa Jelek Selera Pemkot Batu, Seharusnya Bisa Lebih Bagus dari Itu Mojok.co

Taman Jalan Sultan Agung Bukti Betapa Jelek Selera Pemkot Batu, Seharusnya Bisa Lebih Bagus dari Itu

5 Oktober 2025
Nadiem Makarim

Nadiem Makarim Dilantik Jadi Mendikbud Dikti: Semua akan Go Pada Waktunya

24 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

13 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.