Setelah saya mengadakan reportase dadakan perihal judi bola di Mojok dalam tajuk “Sempak Terbalik, Wangsit Nyi Mblenduk, dan Statistik Judi Bola” dan tahu fakta bahwa beberapa narasumber yang saya tanya telah hancur lebur beberapa kali akibat kalah judi, muncul satu pertanyaan: kenapa mereka nggak kapok main judi bola?
Mulai dari aturan voor yang katanya menguntungkan bandar sampai mitos-mitos perihal aktivitas ini yang nggak mashoook di logika Sapiens seperti kita. Jebul, ia masih dijadikan agenda utama bagi kesenangan umat manusia. Singkatnya, kenapa harus cari kesenangan lewat judi bola sedangkan main gim Moba masih nikmat luar biasa?
Ternyata, tanpa bisa berkata apa-apa, banyak alasannya bahwa aktivitas ini dijadikan alternatif utama umat manusia untuk menjemput kebahagiaan. Alasan pertama, gayeng-gayengan bersama kawan. Gayeng itu artinya seru, kalau gayeng-gayengan itu bisa diartikan seru-seruan. Katanya, sih, ketika nongkrong, daripada dosa ngomongin orang, mending dosa main judi bola.
Eh, sek, sejak kapan ada dosa yang lebih mending dari pada dosa yang lainnya? Tapi seperti itulah dalih manusia dalam melanggengkan keseruan di bumi yang fana ini.
Katanya, ketika satu tongkrongan main judi bola, sedang ia nggak ikut-ikutan, jadinya serba salah. Judi bola tipe ini adalah judi bola bola mati, yakni jenis judi bola yang dikumpulkan sebelum pertandingan dimulai.
Alasan kedua, melatih nafsu dan ketenangan. Mungkin, daripada yoga atau meditasi yang melelahkan, meredam nafsu dan mencari ketenangan itu bisa didapat via aktivitas ini. Pasalnya menurut mereka, ketika kalah itu melatih ketenangan, ketika menang melatih nafsu. Nah, ketika menang itu melatih nafsu supaya nggak pasang lagi, sedang ketika kalah melatih kesabaran biar nggak ngidak gulu kancamu.
Akan tetapi, kalau saya renungkan dengan saksama dan secara sentosa, kok ya ada benarnya, ya. Begini, entah tabiat manusia atau bagaimana, ketika menang judi, pasti ada aja keinginan untuk pasang lagi. Tujuannya hanya satu, biar menang makin banyak.
Nah, ketika pasang lagi, entah kenapa pasti kalah. Entah itu hukum karma, hukum fisika, atau malah hukum gerak Newton II dengan modifikasi; judi sebuah sepak bola akan berbanding lurus dengan kerugian yang bekerja pada bandar, serta berbanding terbalik dengan pengeluarannya. Heshhh remoook.
Alasan ketiga, melatih motorik dan ketangkasan manusia dewasa hampir paripurna. Ada sebuah gerak, ada sebuah pikiran, ada pula sebuah rencana yang tersusun secara prinsipil, itulah judi bola, Wahai anak-anak.
Aktivitas ini nggak hanya bertaruh kemenangan untuk Barcelona, melainkan ada sebuah rencana dan feeling yang hanya bisa dirasakan oleh tubuhmu sendiri. Jika dirimu, tubuhmu, pikiranmu, dan mentalmu belum bekerja sama secara dinamis, jangan harap untuk bisa mengalahkan bandar.
Melihat manusia masih kanak-kanak atau sudah dewasa itu mudah. Ajak saja ia main. Ketika ia bertaruh tanpa berpikir selama kurang lebih lima menit, maka ia masih kanak-kanak. Pasalnya, lima menit itu biasanya untuk menghitung statistik, juga mencari wangsit.
Alasan keempat, wahana terbaik untuk kontemplatif. Tetangga saya ada yang pernah sampai kehilangan sawah karena Juventus kalah di partai final. Setelah itu blio rajin datang ke masjid, beribadah, dan berbuat baik kepada sesama manusia. Ah, jangan disepelekan, jalan terjal manusia bisa sadar akan hadirnya Tuhan dalam hidupnya itu kan berbeda-beda.
Begini, biar nggak serius-serius amat, contoh wahana terbaik untuk kontemplatif itu cukup mudah. Ambil saja contoh penulis Terminal Mojok kawakan, Alif Suherman yang dalam judi bola yang difasilitasi oleh Mojok, blio dapat Makedonia Utara. Arti lain, Alif sudah kalah sebelum bertanding.
Apakah Alif bersedih? Nggak. Ia kontemplatif. Ia menjadi muhasabah dan rajin merenung. Menyendiri, menyendiri, menyendiri, lantas sambat di grup Mojok Euro 2020.
Sungguh, kekalahan judi bola itu amat adiktif. Kalau kata narasumber saya sih, tinggal nunggu waktu saja; kalian yang main judi, atau malah judi yang mempermainkan kalian. Jadi, nggak baik main judi. Tapi pasang buat Italia dan Argentina boleh juga. Voor ¼ juga boleh.
BACA JUGA Mitos-mitos Aneh yang Bisa Bikin Kamu Menang Judi Bola dan tulisan Gusti Aditya lainnya.