Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Di Madura, Lebih Mudah Menemukan Jalan Rusak ketimbang Penjual Sate Madura

Akbar Mawlana oleh Akbar Mawlana
15 Desember 2020
A A
Di Madura, Lebih Mudah Menemukan Jalan Rusak Ketimbang Penjual Sate Madura terminal mojok.co

Di Madura, Lebih Mudah Menemukan Jalan Rusak Ketimbang Penjual Sate Madura terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Berbicara tentang ikon Madura, masyarakat akan langsung menuju kepada Pak Sakera, yang selalu digambarkan sedang memegang celurit, memakai baju loreng merah putih, ditambah dengan kumis tebal yang membuatnya terlihat garang. Saya sendiri tidak memahami asal-usul Pak Sakera bisa dianggap sebagai ikon Madura. Yang saya paham adalah celurit dan baju berwarna loreng merah putih memang menjadi simbol dari Madura. Sebenarnya, ikon Madura bukan hanya tertuju kepada Pak Sakera. Sebab, masih ada ikon lain yang bisa mewakili nama Madura. Salah satunya adalah makanan sate madura.

Tentu saja, makanan sate tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Madura. Bisa dilihat sendiri di acara tayangan televisi, setiap aktor yang membawakan karakter orang Madura, selalu digambarkan dengan menjual sate, sembari berteriak dengan logat orang Madura, yaitu “Te-sate tak iye.”

Dan, gara-gara acara tayangan televisi yang selalu menampilkan penjual sate dengan orang Madura, hal ini membuat saya menjadi penasaran, “Apakah benar, masyarakat Madura banyak yang berjualan sate?”

Dengan bermodalkan rasa penasaran tersebut, akhirnya saya melakukan survei sederhana di Surabaya, tempat saya merantau sekarang. Pelaksanaan survei yang saya lakukan, yakni memberikan pertanyaan kepada penjual sate, serta membeli dagangan satenya. Pertanyaan yang saya ajukan sederhana, yaitu, “Bapak/Ibu orang Mana?”. Dari setiap penjual sate yang pernah saya tanyakan, mereka mengatakan, “Saya ini berasal dari Madura, Mas.”

Berangkat dari hasil survei sederhana yang saya lakukan, membuat saya tidak terheran lagi ketika ada teman saya bertanya, “Bisa masak sate atau tidak?” Sayangnya, saya tidak bisa memasak sate madura yang nikmat. Soalnya, setiap kali saya mencoba untuk membuat sate ketika kumpul bersama teman, rasanya ingin saya caci maki sendiri. Kalau saya jago sih, saya sudah jualan dari dulu.

Selain itu, teman saya juga sering bertanya, “Kalau di Madura sate yang enak di mana?” Mendengar pertanyaan tersebut, saya langsung kebingungan. Jujur saja, selama saya pernah membeli sate dari beberapa penjual yang ada di empat kabupaten di Madura, saya belum bisa menemukan yang menurut lidah saya nikmat.

Sebenarnya, kebingungan saya untuk menjawab pertanyaan dari teman saya, terkait tempat sate Madura yang enak bukan hanya disebabkan oleh alasan belum menemukan penjual sate. Akan tetapi, saya juga merasa bingung karena menurut penilaian saya, penjual sate yang ada di Madura jumlahnya lebih sedikit daripada penjual sate madura yang ada di Surabaya.

Asumsi saya tersebut, bukan sebuah omong kosong belaka. Sebab, selama saya melewati jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Sumenep sampai Kabupaten Bangkalan, penjual sate yang saya temukan bisa dihitung menggunakan jari. Baik di waktu pagi, siang, sore, dan malam hari. Justru sebaliknya, selama melewati jalan provinsi di Madura, yang saya temukan adalah banyaknya kondisi jalan rusak.

Baca Juga:

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

5 Hal Menyebalkan di Purwokerto yang Bikin Wisatawan Mikir Dua Kali sebelum Berkunjung

Saking banyaknya kondisi jalanan yang rusak, saya tidak bisa memastikan ada berapa jumlahnya. Saya hanya bisa memastikan, jika dibandingkan antara kondisi jalan yang baik dan kondisi jalan yang rusak, rasanya lebih didominasi oleh kondisi jalan rusak.

Kondisi demikian sukses membuat orang yang tidak pernah berkunjung ke Madura ingin mengumpat. Salah satunya adalah teman kuliah saya. Dia, untuk pertama kalinya melewati jalan Madura yang penuh dengan lubang, bergelombang, dan tambalan. Dan, ketika saya tanyakan bagaimana kesannya melewati jalanan di Madura, yang pertama kali keluar dari mulutnya adalah pisuhan.

Tentu saja, sebelumnya saya sudah bisa menebak jawaban dari teman saya. Soalnya, saya sendiri selaku orang Madura, yang sudah wira-wiri melewati jalan provinsi, rasanya ingin mengumpat dan mengelus dada.

Berangkat dari sulitnya menemukan penjual sate dan mudahnya menemukan jalanan yang rusak di Madura. Saya jadi berpikir ulang, ”Apakah masih pantas Madura diidentikkan dengan sate?” Justru saya sering merasa risau sekaligus sedih ketika ada orang luar berkunjung ke Madura. Mereka bukannya disuguhi dengan aroma sate yang menggiurkan, tapi malah disuguhi dengan kondisi jalanan yang bisa membuat mabuk darat.

Kendati demikian, saya tidak pernah berharap kepada pemerintah untuk membenahi kondisi jalan yang rusak. Saya hanya berharap, untuk dibuatkan monumen yang menggambarkan tentang korban tewas akibat kondisi jalan yang rusak. Kenapa begitu? Biar semua elemen masyarakat bisa merenung mengenai siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas kondisi mengkhawatirkan ini.

BACA JUGA Pemira Online: Kontestasi Politik Mahasiswa yang Ngauzubillah Ribet dan tulisan-tulisan lainnya dari Akbar Mawlana.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 15 Desember 2020 oleh

Tags: Kulinerorang madura
Akbar Mawlana

Akbar Mawlana

Mahasiswa yang gemar gelisah dan menulis.

ArtikelTerkait

Entah Kenapa Mendengar Nama Kota Lamongan Saja Sudah Bikin Lapar mojok.co/terminal

Entah Kenapa Mendengar Nama Kota Lamongan Saja Sudah Bikin Lapar

12 Maret 2021
5 Rekomendasi Kuliner Enak di Pekalongan

5 Rekomendasi Kuliner Enak di Pekalongan

27 Februari 2022
Usulan Varian Indomie Baru: Rasa Tajin Palappa Khas Situbondo terminal mojok.co

Usulan Varian Indomie Baru: Rasa Tajin Palappa Khas Situbondo

27 Februari 2021
3 Kuliner Blora yang Eksotis, tapi Jarang Diburu Wisatawan (Unsplash)

3 Kuliner Blora yang Eksotis, tapi Malah Jarang Masuk Daftar Kuliner Buruan Wisatawan

27 Juni 2025
3 Modifikasi Makanan yang Nggak Masuk Akal di Bandung batagor bandros lotek jajanan bandung terminal mojok.co

3 Modifikasi Makanan yang Nggak Masuk Akal di Bandung

9 September 2020
indomie goreng aceh mojok

Indomie Goreng Aceh, Varian Mi Instan Pedas yang Paling Enak

5 September 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.