Si Doel Anak Sekolahan episode 10 dibuka dengan Mandra yang sedang merenungkan kisah cintanya. Malam hari, sambil berselimut sarung, di opelet Mandra mengingat-ingat lagi perihal asmaranya dengan Munaroh yang terpaksa kandas karena egoisnya Engkong Ali. Diiringi suara latar instrumentalia lagu “Love Story”, adegan ini cukup mengharu biru perasaan.
Sembari menyalakan radio yang dikembalikan Munaroh, Mandra membuka lagi surat dari Munaroh yang belum dia baca juga sampai saat itu.
“Lu minta apa lagi sih, Roh?” tanya Mandra. “Lagian lu juga ngapain pake kirim surat? Kan lu tau gue kagak bisa baca. Ah, nyesel deh gue ah. Kenapa gue kagak sekolah….”
Mak Nyak yang sedang salat malam mendengar suara batuk Mandra. Mak Nyak menyarankan agar Mandra tidur di dalam rumah saja, tidak usah tidur di dalam opelet lagi. Tapi Mandra menolak, dia takut dimarahi oleh Babe Sabeni lagi. Mak Nyak lalu berinisiatif membuatkan minuman madu plus telur buat Mandra. Kesibukan Mak Nyak di dapur ternyata didengar oleh Babe yang lagi tidur. Saat ditanya oleh Babe, Mak Nyak bilang bahwa dia sedang membuatkan madu telur buat Mandra.
“Lagian tiap hari tidurnya di opelet terus, kena embun. Kayak daun. Lama-lama bisa TBC tu si Mandra,” kata Mak Nyak. Mungkin Mak Nyak berharap Babe bisa jadi sedikit welas dengan mengizinkan Mandra tidur di dalam, tapi Babe tidak bereaksi.
Di opelet, Mandra dipaksa oleh Mak Nyak untuk minum campuran madu plus telur. Mandra sempat protes.
“Telur apaan sih ini, Mpok?”
“Ya telur ayam kampung,” jawab Mak Nyak.
“Kok pahit?”
“Pahit dari mane? Lidah lu aja kali yang lagi mati rasa. Udah lu tidur di dalam sana,”
Mandra menggeleng, tapi belum tuntas gelengan itu mendadak kepala Mandra kejedot jendela opelet. Mandra seketika kejang. Mak Nyak panik. Dengan berteriak, Mak Nyak memanggil semua orang untuk membantunya.
Babe, Doel, Atun bahkan Mas Karyo dan Sopiyah berlarian menuju opelet untuk melihat keadaan Mandra. Ramai-ramai mereka menggotong Mandra ke bale-bale yang ada di teras rumah. Mereka mengira Mandra kesurupan, sementara Babe berpikir bahwa Mak Nyak yang salah memberi minuman buat Mandra. Kisruh!
Setelah ditidurkan di bale, Mandra sempat bersuara bilang bahwa dia adalah engkongnya Mas Karyo. Mas Karyo tidak percaya karena menurutnya kakeknya yang di Jawa masih hidup. Jadi mana mungkin bisa merasuk ke Mandra. Karyo yang curiga bahwa Mandra hanya pura-pura akhirnya mencoba menggelitiki badan Mandra. Dan ternyata benar, Mandra hanya pura-pura supaya diberi tempat tidur di bale.
Kamvret! Saya keburu panik, Baaaang!
Pagi harinya, Mas Karyo kena musibah. Akibat lebih memilih mengurusi burung peliharaan daripada melerai anaknya yang bertengkar, Sopiyah marah dan membanting dua sangkar burung milik Mas Karyo. Burungnya, si Badut dan si Bejo, pun lepas. Terbang. Mas Karyo panik mengejar. Sampai lari ke sana kemari. Tidak peduli lagi dengan istri dan anaknya di rumah.
Sementara Doel yang berangkat kerja ke pabrik Encang Rohim, dibarengi oleh si Pi’i dan satu orang lagi yang sama-sama ingin meminta kerjaan pada Encang Rohim. Tapi sebelum sampai ke pabrik, ternyata mereka bertemu dengan beberapa orang kuli dari pabrik Encang Rohim. Mereka semua protes karena sejak hadirnya mesin pencetak konblok itu, pekerjaan mereka berkurang drastis. Bahkan dua orang kuli sudah dinyatakan dipecat. Mereka takut bila sampai Encang Rohim membeli satu atau dua mesin lagi, pekerjaan mereka bisa hilang total.
Doel berusaha menenangkan mereka, meyakinkan mereka bahwa semuanya akan baik-baik saja dan menyuruh mereka pulang saja lebih dulu. Takutnya kalau mereka tetap menunggu di pabrik malah akan semakin emosi dan keadaannya bertambah runyam. Mereka menurut, pulang dengan tampang sedih.
Zaenab yang datang kemudian sambil membawakan makan siang untuk babenya dan Doel, kebagian curhatan si Doel. Sampai mereka pulang bersama, Doel terus bercerita bahwa sepertinya dia harus memikirkan kembali pendapat dan cita-citanya yang ingin menjadi ahli mesin. Dulu dia memang bercita-cita ingin menjadi ahli mesin yang pintar sehingga bisa membantu melancarkan kerja orang lain. Nyatanya, dengan hadir dan lancarnya mesin malah banyak orang yang harus kehilangan pekerjaan.
Di rumah, Doel akhirnya memutuskan untuk mencoba mengirim surat lamaran kerja lagi. Si Doel Anak Sekolahan episode 10 ditutup dengan Doel yang sedang berpikir untuk mundur dari kerjaannya di pabrik Encang Rohim.
Lalu bagaimana dengan Mandra? Apa dia jadi sakit beneran? Lalu nasib Mas Karyo? Apakah Badut dan Bejo bisa ketemu lagi?
Sumber gambar: Penelitian sinetron Si Doel Anak Sekolahan
BACA semua sinopsis sinetron Si Doel Anak Sekolahan musim 1 di sini. Klik ini untuk mengikuti sinopsis Si Doel Anak Sekolahan musim 2.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.