Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Mengetahui Kondisi Terkini Kota Pekalongan Dilihat dari Warna Sungai Loji

Muhammad Arsyad oleh Muhammad Arsyad
2 Juli 2020
A A
kota pekalongan warna sungai loji peruntungan tanda alam mitos parameter usaha batik mojok.co

kota pekalongan warna sungai loji peruntungan tanda alam mitos parameter usaha batik mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sedari orok saya sudah berdomisili di Kota Pekalongan. Lahir di kota ini, dibantu seorang bidan. Selain lahir, saya juga tumbuh dan berkembang sewajarnya anak yang diopeni orang tua, juga di Kota Batik.

Jadi boleh dibilang, Kota Pekalongan bagian dari diri saya. Ke mana pun saya melancong, sejauh apa pun itu, Pekalongan tetap tempat saya kembali. Tinggal lama di Kota Pekalongan membuat saya hafal betul bagaimana kondisi kota yang wilayahnya nggak luas-luas amat, tapi penduduknya nggak kalah sama Jakarta ini.

Saya terbiasa dengan kebiasaan masyarakat Pekalongan. Logat bicara saya sedikit banyak menggambarkan orang Pekalongan, tindakan saya juga demikian adanya. Meskipun bukan berarti juga saya bisa menjadi sampel kalau kamu penelitian di Pekalongan.

Oh ya, satu lagi, dan inilah yang pengin saya bagikan ke kamu-kamu. Saking lamanya tinggal di Pekalongan, saya sampai tahu bagaimana kondisi kota hanya dengan melihat gejala-gejala yang ditunjukkan oleh alam. Serius loh ini.

Kota saya ini memang istimewa. Kondisi Kota Pekalongan sedang seperti apa, itu bisa dilihat dari tanda-tanda yang ditunjukkan alam. Iya, kita tinggal melihat pertanda alam yang ada di Kota Pekalongan, misalnya pohon, kemudian kita bisa menebak sebuah pohon menandakan kondisi kota yang bagaimana.

Memang kelihatan serem sih. Agak berbau klenik dan mistis gitu. BTW, saya kasih tahu saja ya, kebudayaan Jawa di kota saya cukup kental, jadi tak perlu heran karenanya. Akan tetapi, yang saya maksud melihat alam Pekalongan kemudian menakwilkannya dengan kondisi kota sama sekali nggak ada kaitannya sama hal-hal mistis.

Ini murni dari pengamatan saya selama jadi warga Pekalongan tulen. Meski begitu, tentu saya nggak bisa menjelaskan semuanya, apalagi membedah masing-masing partikel alam yang ada di Pekalongan. Nanti bisa berepisode-episode kayak “Dunia Terbalik”.

Di tulisan saya ini, saya pengin menjelentrehkan satu saja komponen alam untuk melihat kondisi terkini yang menimpa Kota Pekalongan. Satu bagian dari alam, yang begitu lekat dengan ekonomi dan magisnya kota ini. Apalagi kalau bukan sungai.

Baca Juga:

Gerbang Tol Kota Pekalongan, Tempat Nongkrong Favorit Anak Muda Pekalongan

Pekalongan Tak Hanya Kota Batik dan Kota Santri, tapi Juga Kota Darurat Sampah

Lewat warna sungai, kita mampu mengetahui kondisi terkini yang sedang menimpa Kota Pekalongan. Bisa baik, bisa pula buruk. Jadi simak saja tulisan ini sampai tuntas.

Kota Pekalongan punya sungai yang sangat terkenal. Bahkan sungai ini nggak cuma familier di kuping penduduk sekitar, juga orang luar Pekalongan. Namanya Sungai Loji atau teman-teman pegiat sejarah suka menyebutnya Sungai Kupang.

Sungai ini telah menjadi tempat yang ikonik. Selain itu, bagi masyarakat sekitar, sungai ini selalu jadi patokan ketika menebak-nebak kondisi yang sedang terjadi di Kota Pekalongan. Nah, kita pakai sungai ini saja sebagai sampel untuk mengetahui kondisi terkini Kota Pekalongan.

Bening

Iya deh, iya, nggak apa-apa kalau menganggap bening itu bukan nama warna. Tapi untuk saat ini, saya sendiri masih bingung, bening itu warna atau bukan.

Lanjut ke intinya saja. Sebelumnya kita sepakati dulu, bahwa bening berarti putih, bersih, berkilauan. Seperti saat kita tengah mengaca itu loh. Sampai sini, nggak perlu berdebat soal bening lagi yhaaa.

Yuk, lanjutin aja. Masyarakat Kota Pekalongan mengenal ujaran “Yen kaline resik, tandane rejekine seret, yen kaline butek, tandane rejekine lancar” (jika sungainya bersih, tandanya rezekinya tidak lancar, jika sungainya kotor tandanya rezekinya lancar). Loh, kok begitu?

Itu cuma pepatah sih, tetapi kadang kala pepatah itu juga benar adanya. Pepatah tersebut sering dikaitkan dengan menjamurnya industri batik di Pekalongan. Percaya nggak percaya, kemarin-kemarin Sungai Loji itu bening, meski nggak bening-bening amat.

Kebetulan corona baru saja bertamu. Saya mendapat kabar beberapa industri batik tutup menaati imbauan pemerintah kota supaya membatasi kegiatan kumpul-kumpul. Waktu itu juga, karena nenek saya juga pembatik, dia bercerita yang intinya bahwa pekerja yang ada di industri batik tengah terpuruk.

Sebagian bahkan ada yang sampai uring-uringan di Grup Facebook. Warna Sungai Loji memang bening sedikit, yang tandanya industri batik yang beroperasi tak banyak.

Sementara kondisi kotanya, terkhusus warganya tengah bermuram durja. Sebab sungai yang bening tandanya ekonomi sedang buruk.

Hitam legam

Kalau yang ini kebalikan dari bening. Sungai yang hitam legam, seperti cairan tinta itu menunjukkan bahwa industri batik sedang gencar-gencarnya produksi. Ekonomi pun tengah mapan, semapan-mapannya.

Pekerja batik sedang semangat-semangatnya membatik, nyolet, ngelorot, sambil dengerin lagu Rhoma Irama, Mansyur S., atau Imam S. Arifin. Mereka bekerja, ngobrol, dan ketawa-ketiwi bareng. Itu saya diceritain nenek saya yang kerja di industri batik.

Para pekerja itu senangnya bukan main. Berkodi-kodi kain mori siap dibatik. Mereka nggak lesu, sebab setelah itu akan dapat gaji. Usai buruh-buruh batik dapat gaji, mereka bakal membelanjakannya. Ekonomi pun berputar, tak terpuruk.

Begitulah kondisi terkini Kota Pekalongan kalau warna sungainya hitam legam. Suramnya warna sungai yang ternyata menjadi “bahan bakar” cerahnya kehidupan kota.

Cokelat susu

Ketika saya menulis artikel ini, Sungai Loji sedang berwarna cokelat susu. Artinya, kondisi kota, terutama di sektor ekonomi sedang biasa-biasa saja dan cenderung stabil. Tidak ada yang istimewa.

Namun, warna sungai yang cokelat susu ini mempunyai pertanda lain. Bukan soal ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya, melainkan juga pertanda adanya suatu bencana. Jika kamu berkunjung ke Kota Pekalongan dan melihat sungainya berwarna cokelat susu, maka jangan kaget kalau kota ini sedang dilanda banjir.

Saat saya menulis artikel ini pun, Kota Pekalongan tengah dilanda banjir. Di pesisir kota, kamu akan menjumpai jalan raya yang tertutup air. Bahkan akses menuju pantai nyaris tidak ada yang tidak tergenang.

Konon, kalau warna cokelat susunya semakin tua, tandanya Kota Pekalongan dilanda banjir hebat. Banjirnya pun bukan karena hujan, melainkan dari laut dan luapan air sungai. Ngeri melihat Sungai Loji ketika air naik tinggal beberapa meter menyentuh bibir sungai yang langsung terhubung ke jalan.

Demikianlah. Alam memang pandai memberi pertanda, tinggal manusianya saja peka atau tidak. Mau peduli dengan dia atau tidak. Hasil pengamatan saya tadi bisa jadi meleset. Namun, sejauh ini, peluang beneran terjadinya, rasa-rasanya jauh lebih sering daripada tidaknya.

Sumber gambar: Wikimedia Commons

BACA JUGA Ironi Batik Pekalongan: Produk Asli yang Dibenci Masyarakat Pekalongan Sendiri dan tulisan Muhammad Arsyad lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 2 Juli 2020 oleh

Tags: batikpekalongansungai loji
Muhammad Arsyad

Muhammad Arsyad

Warga Pekalongan. Bisa disapa lewat IG @moeharsyadd

ArtikelTerkait

Dosa Warga Pekalongan Bikin Bahaya Tenggelam Makin Dekat (Unsplash)

Dosa Warga Pekalongan Bikin Bahaya Tenggelam Makin Dekat

7 Februari 2023
kemeja batik

Pemakaian Batik yang Selalu Dihubungkan dengan Pergi Kondangan Itu Menyebalkan

29 Agustus 2019
Ironi Batik Pekalongan: Produk Asli yang Dibenci Masyarakat Pekalongan Sendiri

Ironi Batik Pekalongan: Produk Asli yang Dibenci Masyarakat Pekalongan Sendiri

12 Desember 2019
Pekalongan Kota Cheater, Julukan yang Bikin Suhu Kerap Dikira (Aslinya) Cupu pekalongancheater

Pekalongan Kota Cheater, Julukan yang Bikin Suhu Kerap Dikira (Aslinya) Cupu

9 Maret 2024
Sauto dan Lengko, Kuliner yang Jadi Sengketa Antara Tegal dan Daerah Tetangga

Sauto dan Lengko, Kuliner yang Jadi Sengketa Antara Tegal dan Daerah Tetangga

17 Februari 2023
Betapa Sulitnya Meromantisasi Kota Pekalongan Terminal Mojok

Kota Kreatif, Pembangunan Terbaik, dan Kebohongan Lain tentang Kota Pekalongan yang Harus Diluruskan

31 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.